Pandemi Ubah Kebiasaan Konsumen Isi Saldo Uang Elektronik
Perilaku konsumen dalam mengisi ulang saldo uang elektroniknya berubah selama pandemi Covid-19. Konsumen cenderung mengisi saldo dalam jumlah besar untuk transaksi berkali-kali.
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peningkatan belanja daring selama pandemi berpengaruh pada perubahan transaksi digital. Salah satunya terkait perilaku konsumen dalam mengisi ulang saldo uang elektroniknya.
Sebelum pandemi Covid-19, menurut Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja, konsumen cenderung mengisi saldo dengan jumlah yang kecil untuk satu kali transaksi. ”Saat ini, konsumen top up (isi saldo) dalam jumlah besar untuk transaksi berkali-kali,” katanya saat klinik media dalam Pekan Fintech Nasional, Senin (23/11/2020).
Pandemi juga berdampak pada peningkatan jumlah transaksi di luar kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) hingga delapan kali lipat. Penggunaan fitur transfer juga naik lima kali lipat.
Dalam mendorong penggunaan di kalangan masyarakat, ekosistem e-dagang Shopee tetap menjadi andalan. Pengguna diharapkan terbiasa terlebih dahulu bertransaksi dengan ShopeePay ketika berbelanja di Shopee.
ShopeePay menempuh langkah yang sama untuk meningkatkan penetrasi pengguna di luar Pulau Jawa. ”Agar mitra penjual dapat beradaptasi dengan penggunaan ShopeePay, kami harus mengirimkan tim pendamping. Dampaknya, kami harus memprioritaskan kota-kota yang menjadi sasaran. Oleh sebab itu, agar masyarakat familier, kami mengandalkan ekosistem Shopee yang sudah mampu menjangkau se-Indonesia,” ujarnya.
Inovasi
Menurut Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata, inovasi produk serta kemudahan dan kualitas layanan memengaruhi loyalitas pengguna pembayaran digital. Hal ini merujuk pada Riset IPSOS yang bertajuk ”Evolusi Dompet Digital Menuju Keberlanjutan Bisnis” yang menyebutkan sebanyak 54 persen responden akan tetap menggunakan GoPay meskipun tanpa promosi.
Selama pandemi Covid-19, GoPay terus-menerus meningkatkan loyalitas konsumen dengan berbagai inovasi dan kolaborasi guna memenuhi kebutuhan pengguna serta mendukung aktivitas mitra penjual. ”Kami tengah fokus untuk membangun usaha yang berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, OVO berinovasi dengan memberikan fitur akses pembelian kupon gim dan siaran langsung digital di aplikasi secara langsung. Mengutip data Indonesia Esports Premier League (IESPL), Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit mengatakan, Indonesia menempati peringkat ke-12 di pasar gim dunia dengan total pemain aktif sebanyak 62,1 juta orang.
Banyaknya peminat gim itu berdampak pada padatnya transaksi pembelian barang digital, termasuk aplikasi gim dan siaran digital. Situasi di masa pandemi saat ini pun mendorong masyarakat mencari hiburan selama di tempat tinggal sehingga memengaruhi frekuensi transaksi tersebut.
Harumi menilai, fitur tersebut membantu pengguna OVO yang tidak memiliki kartu kredit tetapi membutuhkan voucer gim dan layanan siaran digital. Kepraktisan ini membuat pengguna memiliki lebih banyak waktu untuk bermain gim dan menikmati layanan siaran digital.