Kondisi Mulai Membaik, Indonesia Bisa Ambil Peluang
Indonesia bisa memanfaatkan kondisi perdagangan dunia yang mulai membaik. Negara-negara yang mulai pulih bisa menjadi sasaran pasar ekspor.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Pekerja membongkar muatan yang berada di dalam peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (5/8/2020). Pandemi Covid-19 telah berdampak pada aktivitas ekspor-impor dalam beberapa bulan.
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah negara masih mewaspadai potensi gelombang kedua pandemi Covid-19. Namun, indeks perdagangan dunia mulai membaik.
Indonesia dapat memanfaatkan kondisi perdagangan global yang mulai membaik tersebut.
Melalui siaran pers, Sabtu (21/11/2020) dini hari, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) merilis barometer perdagangan barang dunia per September 2020, yakni 100,7. Angka ini menunjukkan daya tahan dalam perdagangan.
Angka per September 2020 tersebut melonjak dari posisi per Juni 2020, yakni 84,5. Indeks Perdagangan Barang Dunia per September 2020 itu juga lebih tinggi dibandingkan dengan posisi per September 2019 yang sebesar 96,6.
Perbaikan tersebut ditopang permintaan ekspor, dengan indeks menyentuh 113,5 atau naik dari indeks per Juni 2020 yang sebesar 88,4. Adapun Indeks Perdagangan Bahan Mentah Pertanian juga melonjak dari 92,5 menjadi 103,6.
WTO menilai, secara keseluruhan perdagangan dunia menunjukkan perbaikan.
Akan tetapi, ketidakpastian akibat potensi gelombang kedua pandemi Covid-19 masih patut diwaspadai.
Menanggapi barometer perdagangan dunia yang dirilis WTO, Juru Bicara Kementerian Perdagangan Fithra Faisal Hastiadi menyampaikan, perdagangan Indonesia berpotensi pulih lebih cepat daripada kondisi perdagangan dunia.
”Hal ini tampak dari tren pertumbuhan ekspor Indonesia secara bulanan. Awalnya, saya perkirakan ekspor Indonesia dapat anjlok 13 persen. Namun, perkiraan ini berubah karena tren tersebut,” katanya saat dihubungi, Minggu (22/11/2020).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia secara bulanan merangkak naik pada periode Mei-Oktober 2020.
Ketidakpastian akibat potensi gelombang kedua pandemi Covid-19 masih patut diwaspadai.
Pada Oktober 2020, ekspor Indonesia senilai 14,39 miliar dollar AS atau tumbuh 3,09 persen dibandingkan dengan September 2020. Kondisi ini menopang neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2020 sehingga surplus 3,606 miliar dollar AS.
Secara keseluruhan pada Januari-Oktober 2020, Indonesia membukukan surplus 17,073 miliar dollar AS. Situasi ini berbalik dari Januari-Oktober 2019 yang defisit 2,118 miliar dollar AS.
Perihal dampak gelombang kedua pandemi Covid-19, Fithra menilai penanganan kasus Covid-19 sejauh ini dapat lebih terkendali. Aktivitas ekonomi dunia mestinya juga sudah lebih adaptif karena disertai berbagai kebijakan yang sesuai dan dirumuskan pada gelombang pertama pandemi.
Optimal
Lebih lanjut Fithra menyampaikan, Indonesia dapat mengoptimalkan ekspor produk pertanian. Indonesia juga dapat memanfaatkan peluang dari pengalihan sumber impor komponen elektronik oleh Jepang, AS, dan sejumlah negara di Eropa dari China ke kawasan Asia Tenggara.
Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Widjadja Kamdani yang dimintai pendapat secara terpisah menyatakan, tren ekspor Indonesia dalam tiga bulan hingga enam bulan mendatang akan mengikuti tren dunia. Hal ini berlaku untuk emas, komoditas pangan, dan bahan dasar pendukung industri, seperti besi, baja, minyak kelapa sawit mentah, dan barang tambang.
Indonesia dapat mengoptimalkan ekspor produk pertanian.
Adapun ekspor barang konsumsi yang berputar cepat (FMCG), mesin, otomotif, dan elektronika berpotensi tumbuh, tetapi permintaannya masih tertekan.
”Hal ini disebabkan kemungkinan adanya kontraksi jika pandemi merebak sepanjang akhir tahun di negara-negara yang mengalami musim dingin,” kata Shinta yang dihubungi pada Minggu.
Indonesia memiliki faktor pendukung berupa pangsa pasar ekspor yang signifikan. Pasar ekspor ini terdiri dari negara-negara dengan tren normalisasi perekonomian yang cenderung kuat dan positif, seperti China, Jepang, dan Korea Selatan. Oleh sebab itu, ekspor Indonesia ke negara-negara tersebut punya potensi meningkat pada akhir tahun.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics Indonesia Mohammad Faisal memperkirakan, ekspor Indonesia ke India dan negara-negara di kawasan Asia Timur akan tumbuh. Perdagangan dunia juga berpotensi menguat karena kemenangan Joe Biden dalam pemilu presiden AS merupakan faktor psikologis yang menambah sentimen positif.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Truk melintasi area penampungan peti kemas yang menjadi bagian dari alur perdagangan antarwilayah dan negara di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (5/8/2020). Pandemi Covid-19 ini mulai berdampak pada menurunnya aktvitas ekspor-impor.