Anak-anak muda Indonesia jumlahnya sangat besar, mereka terbiasa dengan teknologi sehingga cepat beradaptasi. Kiprah wirausaha muda diyakini akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Oleh
agnes theodora
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 membawa peluang munculnya wirausaha atau pelaku usaha mikro dan kecil muda yang gapai menggunakan teknologi digital. Kemunculan wirausaha dari generasi milenial diharapkan dapat menjadi motor penggerak usaha mikro kecil dan menengah pada era pandemi.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Jumat (20/11/2020), mengatakan, akselerasi digitalisasi tidak terhindarkan jika ingin menjadikan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai tulang punggung perekonomian saat pandemi. Covid-19 memaksa semua sektor usaha lebih cepat beralih ke digital. UMKM yang tidak sigap melakukan digitalisasi akan tertinggal.
Kondisi tersebut, ditambah dengan adanya bonus demografi, memosisikan peran penting generasi milenial dalam perekonomian Indonesia. Milenial akan menjadi motor penggerakan ekonomi baru selama masa pandemi dan seterusnya.
”Milenial yang cinta produk dalam negeri menjadi target potensi pasar yang besar bagi UMKM. Di sisi lain, milenial yang punya jiwa kewirausahaan tinggi juga bisa menciptakan munculnya peluang usaha baru yang unggul dan berkonteks global,” kata Perry dalam pembukaan pameran virtual Karya Kreatif Indonesia Seri Ke-3 2020 secara virtual.
Milenial yang cinta produk dalam negeri menjadi target potensi pasar yang besar bagi UMKM. Di sisi lain, milenial yang punya jiwa kewirausahaan tinggi juga bisa menciptakan munculnya peluang usaha baru yang unggul dan berkonteks global.
Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengatakan, masa pandemi Covid-19 merupakan saat yang tepat bagi generasi muda terjun ke dunia usaha. Kaum milenial yang lekat dengan penggunaan teknologi dalam kesehariannya tidak akan kesulitan menerapkan digitalisasi itu dalam menjalankan usaha. Kiprah wirausaha muda diyakini akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Penggunaan platform digital dalam berusaha membuka kesempatan yang lebih luas untuk memajukan bisnis, tidak hanya secara nasional, tetapi internasional. Pemerintah akan memberikan program pendampingan dan pengembangan kewirausahan untuk anak-anak muda.
”Kita harus menyesuaikan diri memperbaiki kualitas produk agar tidak kalah saing dengan negara lain. Anak-anak muda Indonesia jumlahnya sangat besar, mereka terbiasa dengan teknologi sehingga cepat beradaptasi. Jaringan pertemanan anak muda juga sangat luas lewat interaksi di media sosial,” kata Iriana.
Kiprah wirausaha muda diyakini akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Badan Pusat Statistik mencatat, pada 2019, jumlah pengusaha mikro dan kecil berusia muda (15-24) sebanyak 75.762 orang dari total 4,38 juta pengusaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia. Pelaku wirausaha terbanyak berasal dari kelompok usia produktif 25-64 tahun, yakni 3,98 juta orang.
Namun, dampak Covid-19 dinilai mengubah hal tersebut. Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional per Agustus 2020 menunjukkan, porsi jumlah pekerja formal menurun dari 44,12 persen pada Agustus 2019 menjadi 39,53 persen pada Agustus 2020 atau 50,77 juta orang dari total 128,45 juta penduduk yang bekerja. Sebaliknya, porsi pekerja informal melonjak dari 55,88 persen menjadi 60,47 persen atau 77,68 juta orang pada kurun yang sama.
Ini menunjukkan, peluang munculnya wirausaha atau pelaku usaha mikro dan kecil baru semakin bertambah saat pandemi. Namun, mereka membutuhkan dukungan modal dan pendampingan agar tidak sekadar menjadi pekerja informal yang berpenghasilan rendah, melainkan pelaku usaha mikro dan kecil yang berdikari.
Pameran virtual, seperti Karya Kreatif Indonesia (KKI), menjadi ajang untuk anak muda memasarkan produk dan usahanya hingga ke mancanegara. KKI sudah diadakan sebanyak tiga kali selama pandemi. KKI Seri I dilaksanakan pada 28-31 Agustus 2020, KKI Seri II pada 7-9 Oktober 2020, dan KKI Seri III pada 20-22 November 2020 ini.
Perry mengatakan, total peserta UMKM di pameran KKI adalah 379 pelaku usaha yang terdiri dari 127 UMKM kain, 75 UMKM kerajinan, dan 177 UMKM makanan dan minuman. Penyelenggaraan KKI Seri I dan II berhasil membukukan penjualan Rp 10,5 triliun, temu bisnis (business matching) Rp 113,2 miliar, dan komitmen pembiayaan dari investor Rp 4,7 miliar.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, pemerintah membuka peluang bagi generasi muda terjun ke dunia usaha. Baru-baru ini, Kemendikbud meluncurkan Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha yang menyasar anak-anak dari keluarga tidak mampu yang putus sekolah dan menganggur untuk terjun berwirausaha secara mandiri.
Sementara itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menuturkan, di perdesaan, pendampingan untuk generasi muda yang ingin berwirausaha dapat dilakukan oleh badan usaha milik desa (BUMDes), yang kini resmi berbadan hukum.
”Berbagai upaya bisa dilakukan BUMDes ke depan untuk mempercepat ekonomi warga masyarakat desa, termasuk mendirikan lembaga keuangan mikro untuk memberi stimulasi usaha masyarakat desa,” kata Halim.