Setelah sempat tertahan di tengah pandemi, permintaan lahan industri menguat pada triwulan III-2020, sejalan pergerakan industri dan peningkatan kebutuhan untuk relokasi pabrik. Tren diperkirakan berlanjut tahun 2021.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
Di tengah melambatnya sektor properti, kabar baik datang dari kawasan industri. Setelah sempat tertahan di tengah pandemi Covid-19, pertumbuhan kawasan industri membaik. Permintaan lahan oleh investor asing menguat sejalan dengan pergerakan industri dan kebutuhan untuk relokasi pabrik.
Data Colliers International Indonesia, penyerapan lahan industri di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) pada triwulan III-2020 mencapai 27,81 hektar. Selama Januari-September 2020, penjualan dan penyewaan lahan industri di Jabodetabek mencapai 118,2 hektar. Penyerapan lahan industri hingga akhir tahun diperkirakan menembus 150 hektar.
Pencapaian itu lebih rendah dibandingkan dengan total penyerapan lahan industri tahun 2019 yang 350 hektar. Namun, tren permintaan lahan industri diperkirakan berlanjut tahun 2021. Knight Frank Indonesia mencatat, permintaan lahan industri oleh investor asing terus menguat. Permintaan di antaranya untuk pusat data, pabrik elektronik, dan konsumsi (FMCG). Serapan lahan oleh industri asing, antara lain, berkembang di wilayah Jabodetabek dan Jawa Tengah.
Sejalan dengan permintaan pasar, pengembangan kluster kawasan industri baru kian menjadi tren. Lahirnya kawasan industri baru turut ditopang pembangunan infrastruktur dan akses baru. Perluasan kawasan industri pada koridor barat dan timur Jakarta, dari Cilegon hingga ke Purwakarta dan Subang (Jawa Barat), kini banyak dibidik pengembang untuk menangkap peluang relokasi industri global.
Potensi yang kini sedang digarap, antara lain, adalah kawasan industri baru di Subang dengan akses koridor Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Pelabuhan Patimban, dan Bandar Udara Kertajati. Selain itu, pengembangan kawasan industri di Cikembar, Sukabumi, seiring tidak adanya lagi pengembangan lahan industri di Bogor.
Peluang lain juga terbuka lebar untuk kawasan industri Semarang dan sekitarnya (Semarang Raya), kawasan industri Surabaya, serta kawasan industri Makassar dan sekitarnya. Di Surabaya, misalnya, terdata 12 kawasan industri, sedangkan di Semarang terdapat 22 kawasan industri.
Colliers International Indonesia mencatat, investor asing mulai mengincar kawasan industri di Bodetabek, Semarang, Surabaya, hingga ke luar Jawa. Tren pemanfaatan kawasan industri, antara lain, terkait dengan pusat data, logistik dan pergudangan, terutama dengan tumbuhnya bisnis e-dagang. Selain itu, industri otomotif serta industri makanan dan minuman. Belum lagi, hilirisasi pertambangan yang juga mendorong kebutuhan lahan industri.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, sedikitnya 27 kawasan industri baru disiapkan untuk menangkap peluang investasi. Lahan yang luas dan kawasan industri yang tersebar dengan upah kerja yang relatif kompetitif diyakini memberikan prospek yang baik untuk investasi jangka panjang.
Pandemi Covid-19 yang memukul sejumlah subsektor properti, di sisi lain, telah membuka peluang baru bagi investasi lahan industri. Sejalan dengan peluang menangkap investasi industri asing ataupun domestik, Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk menampung investor. Upaya itu memerlukan kejelasan regulasi yang mendukung iklim investasi, kemudahan perizinan, akses yang terintegrasi, serta infrastruktur di kawasan industri.
Ketertinggalan dengan negara tetangga dalam menarik investor untuk merelokasi pabrik, seperti Vietnam dan Malaysia, menuntut Indonesia mengambil langkah cepat dan strategis untuk membenahi iklim investasi. Saatnya Indonesia membuktikan iklim investasi yang lebih kompetitif untuk menampung investasi.
Pertumbuhan kawasan industri akan membangkitkan sektor properti secara keseluruhan, meliputi residensial dan ritel, hingga industri makanan dan minuman. Sementara itu, geliat industri properti akan membawa dampak berganda untuk menggerakkan 174 industri terkait, seperti bahan bangunan, keramik, perabotan, hingga peralatan rumah tangga. Keseriusan menggarap kawasan industri diharapkan menjadi batu penjuru bagi kebangkitan perekonomian nasional. Semoga.