Proyek Infrastruktur Menjadi Daya Ungkit Pemulihan Ekonomi
Pembangunan infrastruktur tetap diprioritaskan pada masa pandemi Covid-19. Selain menjadi penopang pemulihan ekonomi, proyek semacam ini mampu menyerap tenaga kerja lewat program padat karya.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Dua pekerja menyelesaikan proyek pembangunan longspan atau jembatan bentang panjang lintasan kereta ringan (LRT) di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Rabu (11/11/2020). PT Adhi Karya (Persero) Tbk telah menyelesaikan pembangunan longspan terakhir sepanjang 218 meter yang menghubungkan lintasan LRT dari Cawang-Kuningan-Dukuh Atas.
JAKARTA, KOMPAS — Proyek infrastruktur pemerintah dapat menjadi daya ungkit pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19. Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR pada 2021 justru naik menjadi Rp 149,8 triliun dari Rp 75,6 triliun tahun 2019. Namun, harus ada prioritas dalam menggarap proyek infrastruktur tersebut.
Direktur Jenderal Bina Marga pada Kementerian PUPR Hedy Rahadian, Rabu (18/11/2020), mengatakan, dampak pandemi Covid-19 di sektor pengelolaan jalan sangat luar biasa. Di satu sisi, penerimaan badan usaha pengelola jalan tol menurun drastis. Di sisi lain, biaya pemeliharaan jalan turun signifikan akibat rendahnya lalu lintas jalan selama masa pandemi.
Kendati begitu, pembangunan infrastruktur tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19 sembari menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Proyek-proyek infrastruktur ini dapat mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi serta menyerap tenaga kerja.
”Program padat karya yang dikerjakan Bina Marga diperkirakan bakal menyerap lebih dari 42.000 tenaga kerja lokal,” ujarnya dalam semeinar daring ”Shell Bitumen: Bangun Konektivitas, Dukung Pertumbuhan Ekonomi” yang diselenggarakan Shell Indonesia di Jakarta.
Program yang dijalankan Direktorat Jenderal Bina Marga dalam bagian pemulihan ekonomi nasional tahun ini adalah pengadaan barang untuk program pengaspalan jalan dan revitalisasi drainase. Program ini diprioritaskan pada pelibatan usaha kecil dan menengah (UKM), serta bersifat padat karya. Total anggaran untuk rogram ini sekitar Rp 1,35 triliun.
”Adapun program padat karya berupa revitalisasi drainase di jalan nasional sepanjang 5.000 kilometer yang menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 42.215 orang,” ujar Hedy.
Program yang dijalankan Direktorat Jenderal Bina Marga dalam bagian pemulihan ekonomi nasional tahun ini adalah pengadaan barang untuk program pengaspalan jalan dan revitalisasi drainase.
Warga Desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (07/09/2020), membangun drainase sebagai bagian program padat karya tunai desa (PKTD). Pembangunan dengan memanfaatkan dana desa tersebut diharapkan dapat mengungkit pertumbuhan ekonomi di desa selama masa pandemi ini.
Dalam kesempatan yang sama, ekonom senior Chatib Basri berpendapat, pembangunan infrastruktur tetap penting kendati pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda berakhir. Namun, pemerintah harus membuat prioritas utama dalam membangun infrastruktur tersebut. Pandemi menyebabkan timbulnya perilaku baru di masyarakat, yakni aktivitas yang serba digital.
”Untuk pemulihan ekonomi di Indonesia, tak bisa berharap banyak dukungan global sebab negara lain juga mengalami pandemi Covid-19. Ekonomi bisa berjalan normal apabila pandemi usai atau vaksin berhasil ditemukan,” kata Chatib.
Chatib yakin, ekonomi Indonesia akan pulih mulai triwulan I-2021. Salah satu penopang utama pemulihan adalah konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga datang dari stimulus fiskal yang diberikan pemerintah kepada masyarakat, seperti bantuan langsung tunai atau insentif pajak.
”Mendorong konsumsi lebih efisien dalam situasi sekarang ini sangat penting. Jadi, untuk memulainya dari stimulus fiskal, seperti pemberian uang tunai kepada masyarakat atau berupa insentif pajak,” ucap Chatib.
Mendorong konsumsi lebih efisien dalam situasi sekarang ini sangat penting. Jadi, untuk memulainya dari stimulus fiskal, seperti pemberian uang tunai kepada masyarakat atau berupa insentif pajak.
Sejumlah penumpang pesawat menunggu di ruang tunggu Bandara Juanda Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/10/2020).
Di sektor angkutan udara, Vice President of Airport Engineering Development PT Angkasa Pura II (Persero) atau PT AP II Stephanus Millyas Wardana mengemukakan, dampak pandemi Covid-19 menyebabkan jumlah penumpang pesawat merosot drastis hingga 62 persen. PT AP II memperkirakan jumlah penumpang pesawat udara akan benar-benar pulih sediakala pada 2024.
Jumlah penumpang pada 2024 itu diperkirakan sama dengan tahun 2019. ”Untuk mengantisipasi pemulihan tahun 2024 mendatang, kami tetap terus melakukan pemeliharaan infrastruktur bandar udara, seperti pemeriksaan rutin landas pacu dan sebagainya,” katanya.
Sementara Shell Indonesia bermoitmen mendukung program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur nasional. Produk bitumen Shell telah digunakan di beberapa proyek jalan raya di Indonesia, seperti di simpang susun Semanggi, Jakarta Pusat, Jalan Trans-Sumatera, serta Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
”Tak hanya bitumen, Shell juga berinvestasi di produk pelumas di Indonesia. Semua investasi Shell di Indonesia merupakan bagian dari komitmen perusahan untuk mendukung pembangunan di Indonesia,” ucap Presiden Direktur Shell Indonesia Dian Andyasuri.