Sama halnya tata letak di gerai luring, tampilan produk di toko daring juga harus diatur guna menggaet perhatian. Tampilan produk harus menarik pandangan calon pembeli. Istilahnya, dari mata turun ke klik, lalu membeli.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
Memperindah taman untuk menarik kupu-kupu. Sebaris kalimat ini disampaikan Karlina Kurniawati, pemilik bisnis alpukat Avocadron pada pelatihan untuk media yang digelar secara virtual dengan tajuk ”Membangun Bisnis di Tengah Pandemi”.
Pada kegiatan yang digelar oleh Tokopedia, Jumat (13/11/2020), tersebut, Karlina mengisahkan bahwa kalimat inspiratif itu dia peroleh dari seorang mentor, yakni Haryanto Kandani. Intinya, kupu-kupu akan terbang tinggi kalau kita mengejar-ngejarnya.
Sebaliknya, kalau kita membangun taman bunga yang indah, tanpa diundang pun kupu-kupu akan berdatangan. Hal ini juga berlaku dalam aktivitas perdagangan. Orang pada dasarnya enggan atau malas apabila didesak-desak untuk membeli suatu barang.
Sebaliknya, kalau kita memiliki toko dengan tampilan menarik dan berisi barang berkualitas apik, pembeli yang terkesan akan otomatis singgah dan berbelanja. Hal ini berlaku pula ketika ingin membangun merek toko daring di marketplace.
”Sejak pertama berjualan, kami selalu menyampaikan kepada para pelanggan bahwa alpukat yang kami jual berkualitas premium,” kata Karlina.
Sebagai hasil alam, kualitas alpukat boleh jadi tidak sepenuhnya dapat dikendalikan. Namun, ada hal yang dapat dilakukan untuk menjaga mutu barang dan mengendalikan kualitas layanan.
Layanan prima dimulai dari penyortiran buah, pengemasan, membalas percakapan pelanggan, memberi garansi alpukat yang dijual, dan seterusnya.
”Kami juga harus fokus pada kebutuhan pelanggan, misalnya dengan mengedukasi cara menentukan kematangan alpukat, cara menyimpan alpukat, cara klaim garansi, dan lainnya,” ujar Karlina.
Dia pun mengingatkan arti penting konsistensi dalam membangun merek. Merek tidak dapat dibangun hanya dalam satu-dua hari. Konsistensi untuk membangun merek ini harus terus dikomunikasikan kepada tim, pemasok, pelanggan, dan pihak-pihak terkait.
”Upaya ini dibutuhkan agar orang ngeh (benar-benar menyadari) merek kita ketika menginginkan produk sejenis yang kita jual. Jadikan merek produk kita di top of mind para pelanggan,” katanya.
Optimalisasi tampilan
Para pemilik toko mesti mengoptimalkan halaman tampilan produk untuk menggaet pembeli. ”Foto-foto produk harus membuat calon pembeli tergiur untuk membelinya,” kata Merchant Education Senior Lead Tokopedia Pipit Indrawati.
Foto harus menonjolkan keunggulan produk tersebut. Di sini, latar belakang polos akan cukup membantu. Foto mesti diambil dari berbagai sisi, minimal dari tiga sisi yang berbeda. Pencahayaan pun harus diatur untuk menghasilkan foto berdaya tarik.
Nama produk, menurut Pipit, harus disebutkan lengkap agar semakin berpeluang muncul di hasil pencarian para calon pembeli. Deskripsi lengkap, mulai dari jenis, merek, ukuran, hingga warna, dapat membantu meyakinkan pembeli mengenai keunggulan produk.
Sama halnya dengan tata letak di gerai luring, tampilan halaman produk di toko daring pun harus diatur agar menggaet perhatian. ”Tampilan halaman produk harus menarik pandangan pembeli. Istilahnya, dari mata turun ke klik, langsung membeli,” ujarnya.
Optimalisasi seperti ini penting untuk mendukung aktivitas bisnis secara daring yang sekarang menjadi salah satu solusi di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, akselerasi digitalisasi, khususnya untuk UMKM, dinilai banyak kalangan dapat ikut menjaga keberlangsungan usaha di tahun menantang ini.
”Tokopedia saat ini telah menjadi rumah bagi 9,4 juta penjual yang hampir 100 persen adalah UMKM. Jutaan penjual ini sudah memasarkan 350 juta lebih produk kepada 100 juta lebih pengguna aktif,” ujar Pipit.
Secara terpisah, Executive Director Nielsen Indonesia Wiwy Sasongko mengatakan, para peritel, termasuk UMKM, perlu terus berinovasi. Mereka harus memastikan produknya kompetitif.
Pelaku UMKM juga mesti jeli melihat tren konsumen sekarang. ”Inovasi dan produk-produk yang ditawarkan harus sesuai dengan tren kebutuhan konsumen saat ini,” kata Wiwy pada sesi diskusi Hari Ritel Nasional: Optimizing National Market for Global Experience, Rabu (11/11/2020).
Fakta membuktikan bahwa hanya dalam beberapa bulan terakhir konsumsi masyarakat telah berbeda.
Apalagi, fakta membuktikan bahwa hanya dalam beberapa bulan terakhir, di tengah pandemi Covid-19 ini, konsumsi masyarakat telah berbeda dibandingkan sebelum pandemi.
Peritel mesti memfokuskan perhatian pada aspek digitalisasi, promosi, penyesuaian barang dengan kebutuhan konsumen, dan pengoptimalan stok. ”Kami optimistis pertumbuhan ritel modern di tahun 2021 akan lebih baik dibandingkan 2020, berkisar di mid single digit (sekitar 5 persen),” kata Wiwy.