logo Kompas.id
EkonomiMembaca Anomali Perberasan
Iklan

Membaca Anomali Perberasan

Harga gabah di tingkat petani bergerak ke arah berlawanan dengan pola yang biasa terjadi di periode Oktober-Desember sepuluh tahun terakhir. Bukan naik, tetapi justru turun. Alarm bagi situasi beberapa bulan ke depan.

Oleh
Mukhamad Kurniawan
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/kAh1TabnzUC2RBEDLgNKXp-4o5M=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2Fe8d88f42-b7f8-49f7-b53d-4ddf37f3d952_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Buruh menuang beras yang baru datang dari daerah ke mesin ayak untuk memisahkan antara beras dan kerikil di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Minggu (1/11/2020). Pemerintah memastikan stok beras Indonesia aman hingga akhir tahun ini dengan stok 7,4 juta ton.

Situasi perberasan nasional tahun ini diliputi anomali. Setelah harga gabah dan beras berjalan ke arah berlawanan sepanjang April-September 2020, situasi harga gabah pada Oktober-November 2020 menyimpang dari pola tahunan, setidaknya berbeda dengan pola yang terjadi 10 tahun terakhir. Ada apa gerangan?

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani terus naik dari Rp 4.600 per kilogram (kg) pada April 2020 menjadi Rp 4.891 per kg pada September 2020. Harga gabah di penggilingan menunjukkan tren serupa. Namun, harga beras di pasar sebaliknya.

Editor:
dewiindriastuti
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000