Warga Antisipasi agar Tidak Kalap Saat Belanja Daring
Sebagian warga menghapus aplikasi belanja daring agar tak kalap saat belanja daring. Cara ini dilakukan untuk menghindari pembelian barang yang tidak dibutuhkan.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian warga menjadi kalap saat belanja daring selama di rumah saja. Mereka membeli barang yang sebenarnya tak terlalu penting. Agar tidak larut pada hasrat berbelanja tanpa kendali itu, warga lakukan ini supaya tak melulu kalap.
Fisena Hardiyanto (29), karyawan swasta yang tinggal di Grogol, Jakarta Barat, sering kalap saat belanja daring selama di rumah saja. Iklan dan potongan harga dengan mudah melemahkan daya tahannya untuk tidak berbelanja. Hasilnya cukup banyak barang yang tak terlalu penting ada di rumahnya.
Padahal, sebelum pandemi dirinya tidak banyak mengonsumsi iklan ataupun promo belanja daring karena larut dalam pekerjaan. Teman-temannya juga kerap mengingatkan atau memberikan pendapat sebelum belanja daring.
”Kecolongan banget. Ada perlengkapan sehari-hari yang sama, pakaian yang hanya disimpan, dan aksesori. Kalau di liat-liat sebetulnya tidak diperlukan. Cuma karena lihat potongan harga pasti bikin jari gatal untuk klik beli,” ucap Fisena, Jumat (13/11/2020).
Upayanya menghapus aplikasi belanja daring dan mematikan pemberitahuan tak berpengaruh signifikan. Aplikasi itu kembali terpasang setelah melihat iklan dan promo.
Ia mengatur alokasi dana supaya lebih terkontrol saat belanja daring. Salah satunya alokasi untuk belanja saat ada promo besar-besaran, seperti Hari Belanja Online Nasional. ”Saya bikin rencana lebih rapi lagi karena tahu akan ada promo 10.10, 11.11 atau mungkin nanti 12.12,” katanya.
Ignatya Evelin (21), warga Kota Bekasi, Jawa Barat, juga mudah kalap saat belanja daring. Aksesori-aksesori lucu mudah memantik niatnya berbelanja. Minimal ada satu transaksi setiap bulan. ”Beli apa saja, apalagi barang yang imut-imut. Tetapi, kebetulan lagi tidak punya cukup dana untuk belanja pas 11.11,” ujar Evelin.
Caranya supaya tak melulu kalap dengan memasukkan barang belanja ke wishlist terlebih dulu. Dari situ pilah-memilah terjadi supaya hanya membeli barang yang memang penting.
Berbeda dengan Intan Satria (24), karyawan swasta di Jakarta Selatan, yang tak banyak belanja daring selama di rumah saja. Ada banyak pertimbangan sebelum berbelanja, seperti masuk kebutuhan pokok atau tidak atau seberapa butuh adanya barang itu. ”Aku berpikir dulu beberapa hari untuk tahu benar butuh dan masih pengin beli atau tidak. Biasanya belanja pas benar-benar butuh,” ucap Intan.
Demikian juga ketika ada promo besar-besaran, seperti Hari Belanja Online Nasional. Barang yang akan dibeli terlebih dulu masuk ke dalam wishlist. Setelahnya akan dilihat potongan harga saat hari promo, seperti 11.11.
Salah satu platform belanja daring, Lazada, mencatat banyak kunjungan sepanjang 9-11 November. Banyak konsumen menyaksikan gameshow marathon Guess It pada 9 November dan Lazada 11.11 Super Show.
Guess It yang berlangsung selama lima jam menarik lebih dari 400.000 viewers untuk mendapat berbagai macam voucer belanja. Angka itu hampir 40 persen lebih banyak ketimbang festival belanja ulang tahun Lazada.
Adapun 11.11 Super Show via LazLive, aplikasi Lazada yang berlangsung selama 1,5 jam, menarik minat lebih dari 300.000 viewers. Secara keseluruhan, festival belanja Lazada 11.11 naik dua kali lipat ketimbang tahun lalu.