Prospek Transaksi di Trade Expo Indonesia di Luar Dugaan
Meski menghadapi kendala teknis, prospek transaksi di ajang Trade Expo Indonesia-Virtual Event 2020 dinilai di luar dugaan. Sampai hari ketiga, Kamis (12/11), nilai kontrak dagang mencapai 484,72 juta dollar AS.
Oleh
Agnes Theodora
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kontrak dagang pada hari ketiga Trade Expo Indonesia Virtual Event 2020, Kamis (12/11/2020), tercatat 484,72 juta dollar AS atau Rp 6,876 triliun dengan kurs Rp 14.187 per dollar AS. Meski menghadapi kendala teknis dan mesti menyesuaikan diri, para pelaku usaha yang menjadi peserta pameran tetap optimistis terhadap prospek transaksi yang dinilai di luar dugaan.
Kementerian Perdagangan mencatat, pada hari pertama Trade Expo Indonesia Virtual Event (TEI-VE) 2020, Selasa (10/11), tercatat kontrak dagang 467,92 juta dollar AS. Angka kontrak itu berasal dari 24 penanda tangan nota kesepahaman (MOU) antara perusahaan Indonesia dan perusahaan dari Jepang, Belanda, Australia, Singapura, Hongaria, Mesir, serta India.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Kasan Muhri, Kamis, menyebutkan, transaksi yang dibukukan pada hari kedua mencapai 8,5 juta dollar AS atau Rp 120,59 miliar, sementara pada hari ketiga 8,3 juta dollar AS atau Rp 117,75 miliar. Produk yang banyak diminati, antara lain, makanan olahan, produk kertas, kopi, minyak kelapa sawit, minuman, produk kayu, alas kaki, pupuk batubara, ban, dan rempah-rempah.
Menurut Kasan, meskipun TEI-VE 2020 diselenggarakan sampai 16 November 2020, pameran produk akan tetap berlangsung sampai 10 Desember 2020. Bedanya, hanya tidak ada fitur percakapan secara langsung setelah 16 November 2020. Dengan demikian, ia meyakini, masih ada banyak waktu untuk mempromosikan dan membukukan transaksi serta kontrak dagang.
”Sekarang ini, sifatnya memang banyak yang berupa prospek, tidak semua ada transaksi di tempat. Yang penting nanti adalah tindak lanjut setelah pameran ini. Jadi, kalau mau, kita lihat nanti total nilai transaksi akhirnya bagaimana, bisa diketahui tahun depan,” kata Kasan saat dihubungi di Jakarta.
Chief Operating Office PT Kapal Api Global Robin Setyono mengatakan, karena ini pertama kalinya pameran dagang digelar secara virtual, ada beberapa kendala teknis terkait dengan kinerja jaringan internet yang kurang lancar dan membuat koneksi terganggu. ”Mungkin karena kebetulan lapak kami ada di Hall 8, yang lebih ramai daripada Hall 5 dan 6, sehingga loading-nya lebih berat,” ujarnya.
Ia mengatakan, pameran yang kali ini diadakan secara virtual memudahkan perusahaannya mengumpulkan data calon pembeli dan menindaklanjutinya di kemudian hari secara langsung. Meski tidak ada interaksi langsung saat pameran berlangsung, pelaku usaha tetap dapat menindaklanjutinya kemudian dengan berbekal data yang sudah dikumpulkan sepanjang pameran.
”Karena kami produsen makanan minuman olahan, kami memang kurang interaksi dalam hal pemberian sampel dan order secara langsung. Namun, di sisi lain, kami mendapat kontak-kontak baru dalam jumlah baru yang nanti bisa dieksplor. Karena ini daring, lebih mudah untuk mengumpulkan data yang komprehensif,” katanya.
Banyak pengunjung
Sementara itu, Direktur PT Arrbey Consulting Handito Hadi Joewono mengatakan, prospek sepanjang pameran TEI-VE 2020 kali ini ada di luar dugaannya. Selama tiga hari terakhir, jumlah orang yang datang berkunjung ke gerainya, Sekolah Ekspor Kopi, lebih banyak daripada ketika pameran TEI 2019 lalu saat pihaknya membuka gerai serupa yang sifatnya nonproduk.
”Dalam sehari saja bisa ada ratusan orang yang berkunjung. Kalau pameran beneran, paling hanya 5-10 orang yang mampir dalam sehari, itu juga kebanyakan teman-teman sendiri. Sekarang ini jadi lebih ringkas dan hemat waktu, tinggal klik. Ini di luar dugaan saya karena awalnya saya tidak berharap banyak, sampai tidak punya target apa pun,” kata Handito.
Secara bersamaan, pihaknya juga membuat brosur dan video yang interaktif dan menarik untuk bahan promosi. Tautan produk promosi serta gerai di laman situs TEI-VE 2020 itu disebarluaskan secara masif kepada rekanan di dalam negeri dan luar negeri sehingga pengunjung lebih mudah untuk datang berkunjung.
Dalam tiga hari, Sekolah Ekspor Kopi meneken 10 proyek kerja sama untuk riset, pelatihan, dan penelitian dengan berbagai lembaga internasional. Untuk pengunjung yang tertarik membeli produk kopi, akan disarankan untuk mengontak langsung para peserta Sekolah Ekspor Kopi yang tidak menjadi peserta pameran.
”Meski mereka tidak hadir membuka gerai, mereka juga bisa mendapat manfaat dan pesanan dari beberapa negara yang mengunjungi booth kami untuk menjadi mitra riset,” kata Handito.