Kenalkan sejak Dini agar Anak Gemar Makan Ikan
Gemar makan ikan terus diupayakan, khususnya bagi anak-anak. Selain meningkatkan perkembangan sel otak, mengonsumsi ikan juga bisa mencegah tengkes dan meningkatkan imun tubuh agar terhindar dari risiko infeksi Covid-19.
JAKARTA, KOMPAS — Gemar mengonsumsi ikan ditentukan sejak dini saat anak masih dalam proses belajar makan. Pengenalan anak-anak terhadap ikan pun menjadi penting untuk menjadikan ikan sebagai makanan favorit sehingga kecukupan gizi terpenuhi.
Protein ikan dinilai dapat menjadi solusi dalam menangani persoalan kekurangan gizi anak-anak. Terlebih, angka tengkes (stunting) pada anak-anak Indonesia masih berada dalam kategori kronis.
Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan, angka tengkes di Indonesia pada 2019 sebesar 27,7 persen, turun dari 30,8 persen dari tahun sebelumnya. Namun, prevalensi di atas 20 persen berarti masih tergolong kategori kronis menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Apabila dibandingkan dengan negara tetangga, prevalensi Indonesia ini jauh lebih tinggi daripada Vietnam (19,4 persen) dan Malaysia (17,2 persen). Pemerintah pun menargetkan untuk mengurangi angka tengkes pada 2024 menjadi 14 persen atau turun 13 persen poin dari angka tengkes 2019.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Direktorat Jenderal PDSPKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Artati Widiarti menyampaikan, angka prevalensi tengkes berpotensi meningkat di tengah pandemi Covid-19 yang berdampak pada sosial dan ekonomi. Perlu ada perhatian khusus karena tengkes dapat menghambat pertumbuhan fisik, perkembangan mental, dan menurunkan status kesehatan pada anak.
”Tengkes pada anak balita merupakan dampak dari kekurangan gizi kronis selama 1.000 hari kehidupan. Ikan sangat relevan untuk mendukung program pencegahan stunting, khususnya berperan dalam 1.000 hari pertama kehidupan karena ikan memiliki beragam keunggulan,” ujar Artati, Jumat (13/11/2020).
Paparan ini disampaikan dalam ”Webinar Series #02 Hari Ikan Nasional 2020: Gini Nih Caranya Agar Anak Suka Ikan!”. Acara ini merupakan rangkaian dari kegiatan Hari Ikan Nasional 2020 yang akan diperingati pada 21 November 2020.
Lebih lanjut, Artati menjelaskan, keunggulan yang terkandung dalam ikan, yaitu mengandung asam lemak Omega 3 untuk perkembangan mata, otak, dan jaringan saraf. Ikan juga memiliki komposisi asam amino lengkap sehingga mudah dicerna dan diserap tubuh serta kaya akan vitamin D dan kalsium bagi pertumbuhan tulang.
Baca juga: Konsumsi Ikan Menurunkan Risiko Tengkes
Dalam rangka mendukung program prioritas percepatan penurunan angka tengkes menjadi 14 persen pada 2024, KKP turut menguatkan ketahanan pangan penyediaan sumber daya ikan. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya asupan protein ikan untuk perbaikan gizi anak juga terus dilakukan melalui Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan).
Kenalkan sejak dini
Ketua Umum Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Netty Herawati menjelaskan, seluruh sel otak anak sudah terbentuk saat lahir ke dunia, tetapi sel otak belum tersambung. Dengan kata lain, orangtua memiliki kesempatan mengenalkan beragam makanan, termasuk ikan.
”Kalau kita tidak memperkenalkan ikan pada anak sejak dini, anak tidak akan suka ikan hingga ia dewasa. Mendidik anak usia dini adalah memberikan pengalaman pada seluruh modalitas anak, mulai dari mendengar, melihat, menyentuh, mencium, hingga mengonsumsi,” ujarnya.
Memperkenalkan ikan pada anak, kata Netty, bisa dilakukan melalui dua jalur. Pertama, dengan membiasakan anak untuk makan ikan secara teratur, minimal tiga kali dalam seminggu. Kedua, yakni melalui pembelajaran bermain, misalnya menjelaskan tujuan makan ikan untuk kebaikan tumbuh kembangnya.
Psikolog dan founder ruangtumbuh.id, Irma Gustiana Andriani, menyampaikan, kegiatan makan merupakan keterampilan hidup yang harus diajarkan kepada anak sejak proses penyapihan. Dalam proses belajar, masalah yang sering kali dihadapi anak yaitu gerakan tutup mulut, memilih makanan, alergi, dan kondisi emosional lain.
Kekeliruan terbesar orangtua adalah memaksa sang anak untuk menghabiskan makanannya yang berujung membuat anak menjadi terbeban dan trauma. Maka, orangtua seharusnya memberikan contoh karena pada dasarnya anak-anak adalah peniru ulung.
”Saat mengonsumsi ikan, ibu bisa menyantapnya di depan anak. Coba lakukan kebiasaan ini beberapa kali di depannya, mungkin saja ia mulai penasaran untuk mencobanya,” kata Irma.
Penulis buku Cute Bento Praktis agar Anak Lahap Makan, Julia Wingantini, mengatakan, untuk meningkatkan ketertarikan anak makan ikan, tampilan makanan dapat dibuat menarik. Salah satunya dengan membuat bento karakter.
”Ikan itu bisa kita olah, misalnya menjadi nugget atau bakso, sehingga anak-anak lebih tertarik untuk mencoba. Pengenalan ikan kepada anak sangatlah penting karena kalau sudah lewat masanya, kita tidak dapat mengulang kembali,” kata Julia.
Imunitas tubuh
Sebelumnya, Ketua Umum Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Djoko Maryono menjelaskan, nilai gizi ikan bermanfaat menaikkan imunitas tubuh. Protein ikan pun memberikan kontribusi terbesar dalam kelompok sumber protein hewani, yakni sekitar 51,7 persen.
Ikan, kata Djoko, merupakan sumber protein yang dapat dinikmati oleh siapa pun karena tersedia dari harga rendah hingga tinggi. Tidak berarti ikan dengan harga murah kalah kualitasnya dibandingkan dengan yang berharga mahal.
Sebagai contoh, gizi ikan kembung lebih unggul daripada ikan salmon. Dalam 100 gram ikan kembung mengandung 2,6 gram Omega 3; 21,4 gram protein; dan 2,3 lemak, sementara 100 gram ikan salmon mengandung 1,4 gram Omega 3; 19,9 gram protein; dan 3,45 gram lemak.
Ikan ini sangat penting dalam setiap fase kehidupan manusia, termasuk saat bayi pada 1.000 hari pertama kehidupan. Misalnya, asam amino Taurin yang terkandung dalam ikan berfungsi merangsang pertumbuhan sel otak anak balita yang dibentuk dalam dua tahun.
”Dalam masa pandemi juga sangat penting mengonsumsi ikan untuk meningkatkan imunitas tubuh. Kandungan Omega 9, asam Oleic yang ada dalam ikan, itu bermanfaat untuk menangkis peradangan inflamasi yang diakibatkan oleh virus korona,” ujar Djoko.
Baca juga: Mitos Keliru Rentan Hambat Tumbuh Kembang Anak
Sebagai informasi, hasil survei Ditjen PDSPKP pada 2019 menunjukkan, angka konsumsi ikan nasional mencapai 55,95 kg per kapita per tahun, melebihi target nasional sebesar 54,49 kg per kapita per tahun. Untuk 2020, target angka konsumsi ikan 56,39 kg per kapita per tahun atau konsumsi mencapai 12,1 juta ton ikan yang bersumber dari kegiatan penangkapan ataupun budidaya hasil perikanan di Indonesia.
Sepanjang 2020-2024, KKP pun menargetkan angka konsumsi ikan nasional meningkat dari 56,4 kilogram per kapita per tahun (2020) menjadi 62,5 kilogram per kapita per tahun (2024).