Pertebal Pencadangan, Laba Citi Indonesia Anjlok 17 Persen
Peningkatan biaya pencadangan yang dilakukan Citi Indonesia sejalan dengan berlangsungnya berbagai program pelonggaran kredit.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sepanjang triwulan III-2020, Citi Indonesia membukukan laba bersih senilai Rp 1,97 triliun. Laba tersebut turun 17,23 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 2,38 triliun.
Penurunan laba ini merupakan imbas dari ketidakpastian ekonomi akibat pandemi covid-19. Untuk meminimalkan risiko akibat ketidakpastian ekonomi, Citibank Indonesia mempertebal cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).
Dalam paparan kinerja Citi Indonesia triwulan III-2020 yang berlangsung secara virtual, Kamis (12/11/2020), CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan, peningkatan pencadangan sejalan dengan berlangsungnya program restrukturisasi kredit.
”Hingga September 2020, Citi Indonesia telah mengeluarkan Rp 359 miliar dalam bentuk penjaminan untuk berbagai program keringanan dan restrukturisasi kredit" kata Batara.
Meski mencatatkan penurunan laba, upaya Citi Indonesia mempertebal pencadangan kerugian membuat rasio kredit macet (non performing loan/NPL) gross dan NPL net perusahaan terjaga stabil, masing-masing sebesar 2,8 persen dan 0,3 persen. Pembentukan CKPN kredit sepanjang triwulan III-2020 mencapai Rp 1,63 triliun atau naik 23,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun portofolio kredit Citi Indonesia pada akhir triwulan III-2020 meningkat 6 persen apabila dibandingkan dengan posisi pada awal tahun menjadi Rp 47,4 triliun. Kontribusi utama pertumbuhan portfolio kredit berasal dari lini bisnis institutional banking, terutama pada sektor industri manufaktur, pertanian dan kehutanan, serta perantara keuangan.
Pertumbuhan portofolio kredit ditunjang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) berkelanjutan yang tumbuh sebesar 10 persen apabila dibandingkan dengan posisi awal tahun, serta 4 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
Batara menambahkan, pada 2021 nanti Citi Indonesia tetap akan fokus pada segmen institutional banking dan consumer banking. Citi juga mengharapkan, pada 2021 bisnis kredit dan penghimpunan dana tetap bisa tumbuh sebesar satu digit.
Pembiayaan
Sementara itu, PT BFI Finance Indonesia Tbk mencatatkan lonjakan penyaluran pembiayaan baru pada kuartal III-2020. Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan BFI Finance Sudjono menjelaskan, peningkatan pembiayaan ini sejalan dengan aktivitas ekonomi saat ini yang berangsur pulih.
BFI Finance mencetak pertumbuhan pembiayaan menjadi Rp 1,33 triliun pada triwulan III-2020, tumbuh Rp 1,27 triliun dibandingkan dengan triwulan II-2020 yang hanya mencapai Rp 57 miliar.
Dengan adanya lonjakan penyaluran pembiayaan, BFI Finance mencetak pendapatan sebesar Rp 3,5 triliun serta laba bersih sebesar Rp 520,63 miliar. Adapun rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) tercatat 2,67 persen hingga September 2020. Posisi ini membaik dari posisi Juni 2020 sebesar 3,73 persen.
”Kami berharap kondisi ini dapat terus ditingkatkan pada bulan-bulan mendatang selama kondisi eksternal mendukung, seperti tidak adanya lagi pembatasan sosial yang membuat kegiatan ekonomi tidak bisa sepenuhnya berjalan,” ujar Sudjono.