Hindari Risiko akibat Pandemi, Laba Bersih BRI Turun
PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk memilih menjaga stabilitas di tengah pandemi Covid-19.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk mengantisipasi risiko akibat pandemi Covid-19, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menambah biaya pencadangan. Akibatnya, laba bersih pada triwulan III-2020 turun secara tahunan.
Laba bersih BRI secara konsolidasi per akhir September 2020 sebesar Rp 14,15 triliun. Perolehan laba itu anjlok 42,94 persen dibandingkan dengan triwulan III-2019 yang sebesar Rp 24,8 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso memastikan, laba bersih tahun ini tidak akan setinggi tahun lalu. Dalam kondisi pandemi, bank BUMN itu memilih untuk memupuk pencadangan ketimbang laba.
”Kalau ditanya mau kejar untung atau selamat, saya memilih cari selamat. Artinya, kami harus menyediakan bantalan berupa pencadangan,” papar Sunarso dalam laporan kinerja BRI secara virtual, Rabu (11/11/2020).
Kalau ditanya mau kejar untung atau selamat, saya memilih cari selamat.
Pencadangan, menurut Sunarso, mutlak dijaga seiring restrukturisasi kredit. Sampai dengan akhir triwulan III-2020, BRI telah merestrukturisasi kredit senilai Rp 193,7 triliun terhadap 2,95 juta debitor.
Sunarso menyebutkan, aset BRI secara konsolidasi Rp 1.477 triliun. Adapun kredit yang disalurkan perusahaan tumbuh 4,86 persen secara tahunan menjadi Rp 935,35 triliun. ”Pertumbuhan kredit lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit industri yang berdasarkan catatan OJK pada triwulan III-2020 mencapai 0,12 persen,” kata Sunarso.
Dari kredit yang disalurkan BRI tersebut, porsi kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) meningkat, dari 78,1 persen pada triwulan III-2019 menjadi 80,65 persen per akhir triwulan III-2020. Padahal, porsi kredit UMKM sebesar 80 persen ditargetkan pada 2022.
”Untuk bisa tumbuh, BRI mengambil strategi fokus dalam penyelamatan UMKM dan memperlancar stimulus yang diberikan pemerintah kepada masyarakat,” ujar Sunarso.
Direktur Konsumer BRI Handayani menambahkan, kinerja per akhir triwulan III-2020 mulai membaik. Kredit konsumer merupakan salah satu penopang pertumbuhan kredit.
Per akhir September 2020, kredit konsumer BRI tumbuh 3,8 persen dalam setahun menjadi Rp 142,5 triliun.
Kredit konsumer merupakan salah satu penopang pertumbuhan kredit.
Indeks UMKM
Untuk mengukur aktivitas bisnis pelaku usaha di sektor UMKM, BRI meluncurkan BRI Micro and SME Index. Indeks ini diharapkan menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan publik.
Indeks tersebut terdiri dari Indeks Aktivitas Bisnis untuk melihat situasi sekarang dan Indeks Ekspektasi Aktivitas Bisnis yang mengukur ekspektasi tiga bulan akan datang.
”Alat ukur ini kami buat sebagai bentuk kepedulian BRI terhadap aktivitas UMKM Indonesia serta akan menjadi salah satu indikator utama pertama di Indonesia yang mengukur aktivitas UMKM,” kata Sunarso.