Kini Waktu yang Tepat bagi Peritel Adopsi Teknologi Digital
Ritel menjadi salah satu sektor yang terdampak signifikan oleh pandemi Covid-19. Perilaku konsumen pun berubah. Oleh karena ini, saat ini dinilai menjadi waktu yang tepat bagi peritel untuk mengadopsi teknologi digital.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para pelaku usaha di sektor ritel diharapkan dapat mengatasi tantangan situasi di tengah pandemi Covid-19 dengan mengoptimalkan teknologi. Saat ini dinilai menjadi waktu yang tepat untuk bertransformasi, yakni dengan mengadopsi teknologi digital dalam segenap gerak usaha.
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menilai, pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap kinerja sektor ritel. Hasil survei Bank Indonesia mengenai indeks penjualan riil (IPR) menunjukkan bahwa sektor ini masih terkontraksi meski menunjukkan perbaikan kinerja.
Survei penjualan eceran pada Agustus 2020 mengindikasikan perbaikan situasi di sektor ritel meski masih berada di fase kontraksi. Bank Indonesia mencatat IPR Agustus 2020 sebesar 196,6 atau terkontraksi (tumbuh minus) 9,2 persen secara tahunan. Sebagai perbandingan, IPR Juli 2020 minus 12,3 persen secara tahunan.
Perbaikan kinerja penjualan ini diindikasikan berlanjut pada September 2020. BI memperkirakan, IPR September 2020 sebesar 196,8 atau tumbuh minus 7,3 persen secara tahunan. Meskipun diperkirakan membaik dibandingkan pada Agustus 2020, kinerja penjualan belum positif sebagaimana pada September 2019 ketika IPR tumbuh 0,7 persen secara tahunan.
”Melihat situasi seperti ini, pelaku ritel tidak bisa berpangku tangan, pasif, atau berdiam diri. Justru saat ini seluruh anggota Aprindo sedang bertransformasi,” kata Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey, Senin (9/11/2020).
Roy mengatakan hal tersebut pada konferensi pers secara virtual terkait penandatanganan nota kesepahaman antara Aprindo dan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek). Kolaborasi Gojek dan Aprindo dinilai sebagai bagian dari usaha peritel dalam mengadopsi teknologi digital dan beradaptasi dengan kebiasaan baru.
Kolaborasi ini juga untuk menyesuaikan perubahan perilaku konsumen di masa adaptasi kebiasaan baru. ”Tujuan akhirnya adalah meningkatkan konsumsi atau pembelanjaan di masa adaptasi kebiasaan baru,” kata Roy.
Masih lesunya sektor ini terekam dari permintaan ruang ritel. Hasil survei JLL dalam Jakarta Real Estate Market Overview Triwulan III-2020, misalnya, menunjukkan permintaan ruang ritel di pusat perbelanjaan di DKI Jakarta merosot menjadi -13.400 meter persegi (m²). Hal itu, di antaranya, dipicu oleh penutupan sejumlah peritel atau penyewa pada triwulan III-2020.
Menurut Dewan Penasihat Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Tutum Rahanta, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta sejak April 2020 akibat pandemi Covid-19 telah menyebabkan tingkat kunjungan ke mal merosot dan berimbas ke anjloknya bisnis ritel. Kebijakan larangan makan di restoran (dine in) memicu turunnya lalu lintas pengunjung ke mal, yang juga berdampak pada usaha ritel non-makanan dan minuman.
Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Gojek Dyan Sintho Nugroho menyatakan, pihaknya melihat ada kesamaan visi dan misi dengan Aprindo, khususnya dalam ikut mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Apalagi sekitar 96 persen ekosistem Gojek terdiri atas pelaku UMKM.
Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku belanja konsumen secara luas, termasuk penggunaan aplikasi belanja berbasis teknologi dan jasa pengiriman barang. ”Aplikasi tersebut terbukti memudahkan para konsumen dan penjual dalam mengakses seluruh kebutuhan mereka,” kata Dyan Sintho.
Kerja sama Aprindo dan Gojek dinilai penting dalam memberikan akses pasar, pelatihan aplikasi, dan akses permodalan bagi pelaku UMKM. ”Saat ini, kami telah bekerja sama dengan berbagai bank nasional dan institusi lain terkait permodalan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Hari Ritel Nasional 2020 Handito Joewono mengatakan, serangkaian kegiatan digelar pada Hari Ritel Nasional yang diadakan di seputar 11 November. Kegiatannya, antara lain, seminar daring baik tingkat nasional maupun internasional, apresiasi ritel, bazar produk halal dan eksotis daerah, serta pelatihan untuk mendorong pelaku usaha kecil menengah (UKM) masuk ritel dan pasar global.