Pelajar Kalsel Digaet untuk Menabung lewat Platform Digital
Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional 9 Kalimantan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan meluncurkan platform digital banua menabung. Platform itu mendukung program satu rekening satu pelajar.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS – Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional 9 Kalimantan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan meluncurkan platform digital Banua Menabung. Platform tersebut untuk mendukung program satu rekening satu pelajar atau Kejar. Kehadirannya diharapkan bisa menumbuhkan budaya menabung pada pelajar di Kalimantan Selatan.
Jumlah pelajar di Kalsel pada 2019 tercatat lebih dari 742.000 atau 16,88 persen dari jumlah penduduk Kalsel. Dari jumlah tersebut, pelajar yang sudah membuka tabungan atau memiliki rekening sendiri baru kurang lebih 25 persen. Platform digital diharapkan dapat membantu akselerasi peningkatan kepesertaan pelajar dalam memiliki tabungan.
”Lewat platform digital banuamenabung.com, kami ingin budaya menabung menjadi karakter pelajar di Kalsel,” kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 9 Kalimantan, Riza Aulia Ibrahim dalam acara Peluncuran Platform Digital Banua Menabung untuk Mendukung Program Satu Rekening Satu Pelajar di Banjarmasin, Senin (9/11/2020).
Lewat platform digital banuamenabung.com, kami ingin budaya menabung menjadi karakter pelajar di Kalsel
Melalui platform tersebut, pelajar di Kalsel dapat mengajukan secara daring (online) layanan pembukaan rekening atau menabung produk tabungan segmen pelajar, seperti simpel (simpanan pelajar) dan simuda (simpanan mahasiswa dan pemuda). Pembukaan rekening selanjutnya akan dilayani secara kolektif dan terbatas pada masing-masing sekolah ataupun kampus.
”Pada tahap awal ini sudah ada 23 perbankan yang telah berpartisipasi dalam platform digital banuamenabung.com. Ke depan, kami membuka partisipasi dari bank-bank lainnya untuk turut bergabung dalam rangka meningkatkan kepesertaan pelajar,” katanya.
Menurut Riza, situs banuamenabung.com sudah bisa diakses oleh pelajar dan pihak sekolah sejak 19 Oktober 2020. Dalam rangka pengenalan sekaligus mendorong pelajar memanfaatkan platform digital tersebut, selama periode 19 Oktober sampai 10 November 2020 akan disediakan tambahan setoran awal sebesar Rp 40.000 bagi 1.300 pelajar/mahasiswa di Kalsel yang membuka rekening.
OJK menargetkan 90 persen lebih pelajar di Kalsel bisa memiliki rekening sendiri pada 2023. ”Kalau semua pelajar membuka tabungan, maka dana mereka yang mengendap di bank bisa digunakan sebagai sumber penyaluran dana bagi pelaku usaha maupun sektor usaha potensial di Kalsel sehingga dapat mengungkit pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Berdasarkan hasil penelitian bank dunia, ungkap Riza, peningkatan indeks inklusi keuangan sebesar 1 persen akan mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 0,3 persen. Karena itu, indeks inklusi keuangan merupakan salah satu indikator penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi agar selaras dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pelaksana Tugas Gubernur Kalsel Rudy Resnawan mengatakan, peluncuran platform digital banua menabung merupakan momentum penting dan bersejarah bagi Kalsel. Ini sekaligus menunjukkan bahwa masyarakat Kalsel membuka diri untuk beradaptasi dengan platform digital yang akan terus berkembang di masa mendatang, khususnya di sektor keuangan dan perekonomian.
”Platform digital banua menabung merupakan hasil inovasi yang patut diapreasi dan perlu terus dikembangkan. Terobosan seperti ini sangat penting untuk menjaga komitmen pemulihan perekonomian daerah di masa pandemi,” katanya.
Mendukung
Saat ini, menurut Rudy, masyarakat memang dituntut untuk lebih siap menghadapi berbagai perubahan, terutama di sektor perekonomian. Platform digital ini membuka dan mempermudah akses keuangan bagi masyarakat. Arus keuangan memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas keuangan hingga mendorong daya beli masyarakat.
”Platform digital ini sangat tepat karena anak-anak, pelajar, dan mahasiswa dapat mengakses layanan perbankan sejak dini. Dengan demikian, masyarakat Kalsel akan memiliki literasi dan inklusi keuangan yang lebih baik,” katanya.
Rudy memastikan, Pemprov Kalsel sangat mendukung program satu rekening satu pelajar (kejar) yang digaungkan OJK. Untuk itu, pemprov telah menerbitkan surat edaran kepada sekolah dan perguruan tinggi untuk mendorong peningkatan kepesertaan pelajar dalam memiliki rekening tabungan. ”Kepala sekolah dan pemimpin perguruan tinggi juga diharapkan mendukung,” ujarnya.
Kepala SMA Negeri 2 Banjarmasin Mukeniansyah mengatakan, kehadiran platform digital banua menabung akan disampaikan kepada pelajar agar mereka bisa menabung lewat platform digital tersebut. Platform ini merupakan terobosan baru dalam rangka mempermudah anak sehingga mereka juga terdorong untuk menabung.
”Sebelum ada platform ini, beberapa perbankan sering mendatangi sekolah kami, tetapi anak-anak kurang tertarik. Mungkin lewat terobosan baru ini akan lebih menarik minat anak-anak untuk menabung,” katanya.
Direktur Utama Bank Kalsel Agus Syabarrudin mengatakan, peluang dari segmen tabungan pelajar masih sangat besar. Untuk itu, semua perbankan akan berupaya memberikan layanan terbaik. ”Kami berharap bisa meraih pelajar dalam jumlah besar dalam program ini, paling tidak 30 persen dari jumlah pelajar itu bisa didapatkan,” katanya.