Kehadiran kantor baru Otoritas Jasa Keuangan NTB di Mataram diharapkan semakin meningkatkan kinerja lembaga tersebut. Baik dalam mendorong literasi dan inklusi keuangan masyarakat, termasuk Bank Wakaf Mikro NTB.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meresmikan OJK Nusa Tenggara Barat di Mataram, Senin (9/11/2020). Kehadiran kantor itu diharapkan ikut mendorong peningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat sekaligus menjadi bagian dalam membangun perekonomian daerah. Salah satunya memprioritaskan Bank Wakaf Mikro di NTB.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso melalui siaran resminya mengatakan, kehadiran kantor baru OJK NTB diharapkan bisa memberi manfaat lebih besar lagi untuk masyarakat NTB. Termasuk menjadi pusat sinergi OJK, Pemda, Industri Jasa Keuangan dan masyarakat untuk membangun NTB.
Selain itu, kata Wimboh, kantor OJK di daerah juga harus menjadi pusat literasi dan inklusi keuangan.
“Dengan begitu, masyarakat bisa semakin mudah mendapatkan akses keuangan yang murah dan menguntungkan. Termasuk melindungi mereka dari berbagai produk investasi dan keuangan ilegal yang berpotensi merugikan masyarakat,” kata Wimboh.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah yang turut hadir dalam acara peresmian kantor yang berada di kawasan Jalan Yos Sudarso itu juga berharap, kontribusi OJK dalam meningkatkan inklusi atau akses layanan keuangan dan literasi atau tingkat pemahaman keuangan masyarakat.
“Literasi keuangan menjadi tantangan, karena banyak masyarakat NTB masih buta keuangan. Kehadiran OJK yang handal diharapkan bisa meningkatkan kontribusinya bagi NTB,” kata Zulkieflimansyah.
Bank Wakaf Mikro
Zulkieflimansyah menambahkan, saat ini, OJK NTB menggagas Bank Wakaf Mikro (BWM). Menurut Zulkieflimansyah, BWM harus menjadi prioritas OJK NTB.
Literasi keuangan menjadi tantangan, karena banyak masyarakat NTB masih buta keuangan. Kehadiran OJK yang handal diharapkan bisa meningkatkan kontribusinya bagi NTB (Zulkieflimansyah)
Literasi keuangan menjadi tantangan, karena banyak masyarakat NTB masih buta keuangan. Kehadiran OJK yang handal diharapkan bisa meningkatkan kontribusinya bagi NTB,” kata Zulkieflimansyah.
BWM merupakan Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang didirikan atas izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tujuannya untuk menyediakan akses permodalan atau pembiayaan bagi masyarakat kecil yang belum memiliki akses pada lembaga keuangan formal.
Model bisnis Syariah dengan imbal bagi hasil tiga persen per tahun, yang dananya bersumber dari donator perorangan atau perusahaan yang memiliki kepedulian dengan pemberdayaan masyarakat miskin.
Paket pembiayaan berlangsung satu sampai tiga juta rupiah bagi masyarakat yang sudah atau belum memiliki usaha produktif. Salah satu strateginya adalah membangun BWM di pesantren pesantren bagi masyarakat sekitar.
Potensi pengembangan BMW di NTB besar, selain karena NTB berpenduduk mayoritas muslim, juga akses keuangan yang mudah dan murah bagi masyarakat diharapkan dapat memulihkan ekonomi secara umum dengan bergeraknya ekonomi kerakyatan.
“BWM ini harus jadi prioritas OJK karena membantu masyarakat mengakses lembaga keuangan yang selama ini lebih percaya kepada rentenir karena mudah mendapatkan pinjaman”, kata Zulkieflimansyah.
Menurut Wimboh, BWM memang bisa menjadi contoh upaya meningkatkan pembiayaan bagi usaha mikro yang sangat mudah dan murah serta bisa dikembangkan di berbagai daerah. Termasuk di NTB yang saat ini baru memiliki satu BWM.
Selain itu, kata Wimboh, terkait pemulihan ekonomi NTB yang terdampak pandemi, bisa dipercepat dengan mendorong sektor ekonomi yang berpotensi untuk dikembangkan.
Oleh karena itu, OJK menawarkan untuk bersama-sama membangun klaster-klaster ekonomi yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Dengan begitu, nilai ekonomi dari produk yang dihasilkan meningkat sekaligus menarik perhatian sektor keuangan seperti bank atau pasar modal.
“Kami secara rutin juga memberikan dukungan dalam menggerakkan perekonomian melalui berbagai program Usaha Mikro Kecil dan Menengah di sektor-sektor produktif seperti pertanian, perikanan, peternakan, dan pariwisata,” kata Wimboh.