Kualitas Produk dan Pemasaran Digital Kunci Majukan Desa
Kualitas produk lokal unggulan perlu dijaga dan dipertahankan untuk menjaga pasar sekaligus memajukan perdesaan. Selain itu, pemasaran digital yang dipelopori anak muda serta dukungan teknologi juga jadi kunci kemajuan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi mendorong kualitas produk unggulan lokal dari perdesaan dijaga serta ditingkatkan untuk memajukan desa. Pemasaran secara digital dan kerja sama lewat koperasi juga menjadi kunci kesuksesan kemajuan desa.
”Pandemi Covid-19 ini telah mengajarkan dan selalu dalam setiap bencana ada hikmahnya, termasuk kebutuhan digitalisasi ekonomi menjadi penting dan mendesak,” kata Budi saat memberikan sambutan dalam kegiatan Penandatanganan Nota Kesepahaman ”Desa Digital Menjangkau Tanpa Batas” yang digelar virtual Institut Teknologi Telkom Purwokerto, di Banyumas, Jawa Tengah, Senin (9/11/2020).
Oleh karena itu, desa digital menjadi penting agar digitalisasi ekonomi ini tidak menjadikan desa menjadi penonton, tapi pelaku utama. (Budi Arie)
Budi menyampaikan, digitalisasi adalah keniscayaan dalam setiap proses sejarah masyarakat ke depan. ”Oleh karena itu, desa digital menjadi penting agar digitalisasi ekonomi ini tidak menjadikan desa menjadi penonton, tetapi pelaku utama,” katanya.
Menurut Budi, desa harus menjadi subyek dari proses digitalisasi ekonomi sebagai proses transformasi menuju Indonesa Maju. Infrastruktur teknologi dan peran anak muda di desa pun perlu dioptimalkan supaya desa kian berkembang. ”Selain aspek teknologi, juga SDM. Saya percaya desa maju kalau SDM masyarakatnya, terutama anak-anak muda kreatif dan inovatif,” tuturnya.
Budi menambahkan, koperasi juga patut dikembangkan karena itu adalah sokoguru perekonomian bangsa. ”Sokoguru perekonomian adalah koperasi. Intisari dari filosofi dasar negara Pancasila adalah gotong royong. Berkoperasi merupakan model perekonomian paling tepat bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, digitalisasi ekonomi juga ikut menggerakkan transparansi, dan kecepatan informasi,” paparnya.
Disebutkan, kualitas produk lokal dari perdesaan harus dijaga dan ditingkatkan. ”Quality control itu adalah hal yang mutlak dalam pasar atau ekonomi digital. Kalau kualitas produknya tidak bisa dipertanggungjawabkan, pasar akan kehilangan kepercayaan. Akibatnya, tidak ada lagi yang mau membeli,” tuturnya.
Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono menyampaikan, Banyumas memiliki sejumlah produk unggulan, salah satunya adalah gula semut yang sudah ekspor hingga ke Eropa dan Amerika.
Produk ditolak
Namun, ada satu pelajaran penting yang terjadi bebeberapa waktu lalu, satu kontainer gula semut ditolak karena tercampur dengan gula rafinasi. ”Mungkin satu kontainer itu terdiri dari 3 perajin. Yang satu nakal, lantas 2 lainnya jadi korban tidak terbayar. Jangan ingin cepat kaya, kaya itu bertahap,” kata Sadewo.
Menurut Sadewo, pembinaan petani gula semut di Banyumas terus digalakkan untuk menjaga mutu produk dan kerja sama antar BUMDes serta koperasi juga digiatkan guna menjaga keberlangsungan produksi.
Selain harus memperkuat jaringan pemasaran, langkah ini harus diikuti pelaku usaha dengan menjaga dan meningkatkan kualitas produknya. ”Jangan sampai promosi dan pemasaran yang sudah dilakukan dengan gencar jadi sia-sia akibat ulah sendiri,” paparnya.
Rektor Institut Teknologi Telkom Purwokerto Ali Rokhman menyampaikan, kampusnya siap berkolaborasi memajukan desa-desa. Hal itu sesuai dengan semboyan kampus, yaitu menjembatani teknologi untuk kemanusiaan.