Pemerintah berupaya menemukan titik keseimbangan antara aspek ekonomi dan kesehatan agar dapat segera keluar dari jurang resesi dan krisis akibat pandemi Covid-19.
Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selain keluar dari zona resesi, pemerintah berupaya mengatasi krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19. Upaya menjaga keseimbangan penanganan aspek kesehatan dan ekonomi dinilai mampu menjaga optimisme masyarakat tetap tumbuh.
Demikian benang merah dalam webinar Kompas Collaboration Forum (KCF) di Jakarta, Jumat (6/11/2020). Diskusi terbatas KCF, yang beranggotakan 35 chief executive officer (CEO) dan direktur, kali ini bertema ”Strategi Kebijakan Indonesia Mengatasi Resesi Ekonomi”.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, sebagai narasumber utama, menyatakan, pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua triwulan berturut-turut mendorong Indonesia ke jurang resesi. Namun, secara teknikal, Indonesia mulai keluar dari resesi karena kinerja triwulan III-2020 lebih baik dari triwulan II-2020.
Pada triwulan III-2020, ekonomi Indonesia tumbuh minus 3,49 persen, sementara triwulan II-2020 tumbuh minus 5,32 persen. Meski masih terkontraksi, hampir semua komponen pengeluaran dan produksi membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. ”Ekonomi Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara lain, kecuali China yang tumbuh positif,” kata Luhut.
Dampak Covid-19 terhadap perekonomian sangat besar. Oleh karena itu, pemerintah terus mencari titik keseimbangan antara perbaikan ekonomi dan penanganan pandemi. Ekonomi dikatakan Luhut akan memburuk bila pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kembali diperluas.
Menurut Luhut, saat ini pemerintah melancarkan tiga strategi utama penanganan Covid-19 di delapan daerah yang berkontribusi besar terhadap ekonomi nasional, tetapi jumlah kasus infeksinya tinggi. Kedelapan daerah itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Bali.
Secara garis besar, tiga strategi utama penanganan Covid-19 terkait perubahan perilaku dan deteksi awal penyebaran virus, pembangunan pusat-pusat karantina dan isolasi, serta manajemen perawatan Covid-19.
Penyediaan vaksin
Luhut menambahkan, upaya pemerintah menjaga optimisme masyarakat diantaranya memastikan ketersediaan vaksin. Persetujuan penggunaan (emergency use authorization/EUA) vaksin Sinovac dan Sinopharm ditargetkan terbit akhir November atau awal Desember 2020.
DKI Jakarta menjadi target pertama penyuntikan vaksin.
Vaksinasi pun ditargetkan dimulai pada minggu ketiga atau keempat Desember 2020. ”DKI Jakarta menjadi target pertama penyuntikan vaksin. Vaksinasi akan dilakukan per spot atau wilayah,” kata Luhut.
Vaksinasi juga akan diikuti reformasi sektor kesehatan. Pemerintah sedang membuat platform yang mengintegrasikan data terkait Covid-19 ke sistem BPJS Kesehatan.
Baik Arif Patrick Rachmat, CEO Triputra Agro Persada, maupun Lukito Wanandi, Presiden Direktur Grup Santini berpendapat, vaksin adalah kunci untuk meningkatkan optimisme masyarakat.
”Vaksin itu penting, tetapi terus membantu masyarakat kelas bawah dengan stimulus juga penting,” diingatkan Arif.
CEO PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius, dalam diskusi ini, mendorong kemandirian sektor kesehatan demi masa depan Indonesia. Salah satu investasi yang dibutuhkan adalah industri manufaktur bahan baku farmasi. Industri kimia dasar dibutuhkan dalam proses produksi bahan baku farmasi agar tak lagi mengandalkan impor.
Sementara Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja justru berpendapat, pemulihan ekonomi jangan hanya mengandalkan vaksin. Berbagai studi membuktikan bahwa efektivitas vaksin baru berjalan 2-3 tahun. Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat harus beradaptasi agar tetap produktif.
Adaptasi baru ini dinilai akan mendorong optimisme masyarakat, terutama kalangan menengah atas. Sebab, aktivitas ekonomi yang mandek telah berdampak langsung ke kinerja perbankan. Realisasi pinjaman menunjukkan tren negatif sejak merebaknya pandemi Covid-19. Optimisme harus dijaga agar dunia usaha kembali bergeliat.
Sejumlah pemerintah daerah berupaya keluar dari zona resesi. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan, selain terus meningkatkan layanan guna memperbaiki iklim investasi dan kemudahan berusaha, pemerintah provinsi mencari cara-cara baru. Salah satunya mendorong tumbuhnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), misalnya, dengan menyederhanakan persyaratan usaha yang rumit.
Sementara Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengoptimalkan sektor UMKM serta komoditas pertanian untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, untuk membantu UMKM, ia telah mengajak masyarakat berbelanja produk UMKM.
Menurut Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, strategi Sumut menghadapi resesi adalah dengan membuka lapangan usaha seluas-luasnya. Sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan menjadi fokus. Sementara sektor lain yang juga didorong adalah industri pengolahan serta industri akomodasi dan makan minum. (DIT/ETA/TAM/RTG/MEL/NSA/REN)