Menko Perekonomian: Ekonomi Mulai Bangkit meski Masih Resesi
Setelah terdampak pandemi Covid-19, ekonomi nasional perlahan-lahan bangkit dari keterpurukannya. Sekalipun masih negatif, pertumbuhan ekonomi di triwulan III-2020 bisa menjadi awal momentum pemulihan ekonomi nasional.
Oleh
FX LAKSANA AS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ekonomi nasional perlahan-lahan bangkit dari keterpurukannya setelah terdampak akibat pandemi Covid-19. Sekalipun masih negatif, pertumbuhan ekonomi di triwulan III-2020 bisa menjadi awal momentum pemulihan ekonomi nasional seiring dengan tren dunia. Konsistensi realisasi program pemerintah akan sangat menentukan.
Perekonomian nasional di triwulan III-2020 mencatatkan pertumbuhan minus 3,49 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara jika dibandingkan dengan triwulan II-2020, triwulan III-2020 tumbuh 5,05 persen.
”Perekonomian kita trennya sudah positif. Artinya, kita sudah melewati rock bottom di kuartal II, minus 5,32 persen. Dan di kuartal III ini, kita sudah mencapai tren positif di minus 3,49 persen. Dan tentu kita berharap nanti di kuartal IV, trennya positif, minus 1,6 atau 0,6 persen,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada keterangan pers di Jakarta, Kamis (5/11/2020).
Perekonomian kita trennya sudah positif. Artinya, kita sudah melewati rock bottom di kuartal II, minus 5,32 persen. Dan di kuartal III ini, kita sudah mencapai tren positif di minus 3,49 persen. Dan tentu kita berharap nanti di kuartal IV, trennya positif, minus 1,6 atau 0,6 persen.
Hal tersebut, Airlangga melanjutkan, sejalan dengan tren perekonomian dunia, termasuk di dalamnya adalah tren di kawasan Asia Tenggara.
Merespons tren positif itu, pasar keuangan menunjukkan respons positif. Indeks Harga Saham Gabungan ditutup di jalur hijau dengan nilai 5.260. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat menguat ke sekitar Rp 14.300.
Arus modal masuk ke dalam negeri, menurut Airlangga, meningkat. Tingkat imbal hasil terhadap obligasi pemerintah juga turun seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap obligasi pemerintah. Hal ini mendorong peningkatan investasi, baik tidak langsung maupun langsung.
”Ini semua bisa dilakukan dengan adanya kebijakan intervensi pemerintah dalam bentuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Pemerintah melakukan berbagai kegiatan, termasuk mendorong stimulan program ekonomi, di mana (penyerapan anggaran) program itu sejak Juli sampai dengan November, terjadi peningkatan. Dari total anggaran Rp 695 triliun, sampai dengan November sudah diserap Rp 366,86 triliun,” kata Airlangga.
Optimisme ekonomi nasional terbangun
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa pada kesempatan yang sama menyatakan, ada kemajuan dan hal positif terjadi pada perekonomian nasional di triwulan III-2020. Dengan demikian, optimisme terhadap pemulihan ekonomi nasional mestinya juga terbangun.
”Setidak-tidaknya dengan adanya kenaikan pertumbuhan ekonomi, dari triwulan II ke triwulan III, sekitar 5 persen, menunjukkan bahwa proses adaptasi perekonomian Indonesia di masa pandemi ini baik. Mungkin di atas rata-rata negara-negara lain, termasuk di antara negara-negara ASEAN,” kata Suharso.
Tren positif di triwulan III-2020 tersebut, kata Suharso, sekaligus menandakan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah sekurang-kurangnya responsif dan adaptif terhadap perkembangan situasi. Untuk itu, pemerintah akan melanjutkan kebijakan yang seimbang.
”Kita akan tetap melakukan keseimbangan. Tidak menomorsatukan kesehatan saja dengan meninggalkan ekonomi. Tetapi, dua hal itu seperti sayap angsa yang benar-benar harus kita lakukan dengan baik,” ujar Suharso.
Kita akan tetap melakukan keseimbangan. Tidak menomorsatukan kesehatan saja dengan meninggalkan ekonomi. Tetapi, dua hal itu seperti sayap angsa yang benar-benar harus kita lakukan dengan baik. (Suharso Monoarfa)
Selanjutnya untuk triwulan IV-2020, Suharso berharap realisasi belanja pemerintah bisa tumbuh atau setidak-tidaknya sama besarnya dengan realisasi di triwulan III-2020. Dengan demikian, tahun ini pertumbuhan ekonomi secara akumulasi bisa mendekati nol persen.
Adapun untuk 2021, Suharso melanjutkan, pemerintah bertekad menjaga momentum positif tersebut dengan merealisasikan program-program pemerintah sejak awal tahun. Untuk itu, pemerintah bertekad menuntaskan seluruh proses administrasi anggaran di November dan Desember ini sehingga program langsung sudah bisa direalisasikan pada awal 2021.
”Dengan demikian, belanja pemerintah akan menjadi lokomotif dan akan mengangkat konsumsi masyarakat. Pertumbuhan, saya kira, kita punya optimisme di angka 5 persen. Mudah-mudahan kita bisa capai dengan berbagai alasan,” kata Suharso.