Wisatawan Domestik Menjadi Penghela Kebangkitan Pariwisata
Di tengah pandemi, pariwisata nasional mulai menggeliat. Geliat berwisata itu ditopang wisatawan domestik serta tren pilihan destinasi terdekat dan penginapan privat.
Oleh
Lukita Grahadyarini
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Industri pariwisata diprediksi terus bergeliat pada triwulan IV-2020 meskipun pandemi Covid-19 belum usai. Wisatawan domestik menjadi penghela kebangkitan pariwisata.
Co-founder & Chief Marketing Officer Tiket.com Mikhael Gaery Undarsa mengemukakan, sejak pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB), industri pariwisata mulai bergeliat. Alasan berlibur di dalam kota menjadi salah satu faktor yang meningkatkan okupansi hotel-hotel di dalam negeri, terutama oleh kunjungan wisatawan dalam negeri.
Peningkatan kunjungan wisata, antara lain, terjadi pada masa liburan panjang. Destinasi dalam negeri menjadi primadona dan wisatawan domestik mulai mencari destinasi-destinasi yang menarik di Indonesia.
”Kami memperkirakan triwulan IV-2020 akan menjadi titik tolak kebangkitan pariwisata. Akan banyak destinasi domestik yang naik daun,” ujarnya dalam telekonferensi pers, Senin (2/11/2020).
Kami memperkirakan triwulan IV-2020 akan menjadi titik tolak kebangkitan pariwisata. Akan banyak destinasi domestik yang naik daun.
Tiket.com mencatat, lonjakan penjualan tiket penerbangan pada triwulan III-2020 sebesar 240 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Reservasi hotel juga meningkat 250 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan signifikan berlangsung di bisnis akomodasi. Di tengah pandemi, muncul tren pengunjung mencari penginapan yang privat, seperti villa dan penginapan alternatif di lokasi tertentu. Wisatawan cenderung menghindari kerumunan sehingga akomodasi privat dibidik.
”Destinasi domestik yang lebih dulu pulih antara lain adalah destinasi yang bisa ditempuh lewat jalur darat. Sementara itu, beberapa destinasi masih akan mengalami pertumbuhan yang lamban, seperti Bali. Hal itu disebabkan lokasinya yang relatif jauh dan memerlukan pesawat,” tuturnya.
Chief People Officer Tiket.com Dudi Arisandimenambahkan, situasi pandemi telah membawa dampak berat bagi industri pariwisata. Akan tetapi, pariwisata harus bisa kembali bangkit, dengan terus meningkatkan kesadaran pelaku industri dan wisatawan untuk menerapkan protokol kesehatan. Dengan demikian, wisatawan merasa aman dalam perjalanan.
Di tengah pandemi, muncul tren pengunjung mencari penginapan yang privat, seperti villa dan penginapan alternatif di lokasi tertentu. Wisatawan cenderung menghindari kerumunan sehingga akomodasi privat dibidik.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suharyanto mengatakan, seiring relaksasi pemerintah berupa pelonggaran PSBB, banyak wisatawan domestik melakukan perjalanan dan bepergian dengan menerapkan protokol kesehatan. Meski demikian, jumlah wisatawan mancanegara ke Tanah Air masih sangat minim sehingga pemulihan pariwisata masih butuh waktu.
Berdasarkan BPS, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) pada September 2020 hanya 153.500 orang. Jumlah itu menurun dibandingkan pada Agustus 2020 yang mencapai 165.000 orang. Pertumbuhan kunjungan wisman ke Tanah Air secara tahunan minus 88,96 persen. Kunjungan wisman didominasi dari Timor Leste (50 persen), Malaysia (35,3 persen), dan China (4,6 persen).
Kunjungan wisman pada September 2020 antara lain untuk keperluan bisnis dan kerja, sedangkan belum ada wisman untuk tujuan liburan. Secara kumulatif, jumlah wisman sepanjang Januari-September 2020 sebanyak 3,56 juta orang. Pertumbuhannya minus 70,57 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 12,1 juta orang.
”(Penurunan) ini bisa disadari karena pandemi Covid-19 masih berlangsung dan banyak negara melarang warga negara bepergian,” kata Suharyanto.
Sementara itu, tingkat penghunian kamar selama September 2020 mencapai 32,12 persen atau turun 0,81 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, serta turun minus 21,40 secara tahunan. Tingkat penghunian kamar terendah antara lain di Bali, Kepulauan Riau, dan Aceh.
Adapun tingkat penghunian kamar tertinggi di Kalimantan Timur dan Lampung. Okupansi kamar itu bersumber dari wisatawan domestik dan luar negeri.
”Kunjungan wisman yang turun dalam sekali mengindikasikan pemulihan di sektor pariwisata masih akan membutuhkan waktu panjang,” katanya.
Libur panjang pada akhir Oktober 2020 turut mendorong pasar penerbangan. Kondisi ini terjadi di tengah upaya memberikan keyakinan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan di sektor transportasi udara.
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, Senin, mengatakan, kombinasi keyakinan terhadap protokol kesehatan dan libur panjang menggairahkan penerbangan pada Oktober 2020. Jumlah penumpang di 19 bandara yang dikelola PT AP II pada 1-31 Oktober 2020 sebanyak 2,14 juta orang atau naik sekitar 19 persen dibandingkan September 2020 yang sebanyak 1,79 juta orang.
Pergerakan pesawat pun naik 10 persen, yakni dari 23.879 penerbangan pada September 2020 menjadi 26.304 penerbangan pada Oktober 2020. Dalam periode libur panjang, 28 Oktober-1 November 2020, jumlah penumpang pesawat sebanyak 455.068 orang, naik 17 persen dibandingkan dengan periode 21-25 Oktober 2020. Jumlah penerbangan naik 10 persen menjadi 4.460 penerbangan. (C ANTO SAPTOWALYONO)