Jumlah penumpang pesawat di 19 bandara PT Angkasa Pura II selama Oktober 2020 mencapai 2,14 juta orang atau naik 19 persen dibandingkan September 2020. Libur panjang akhir bulan dinilai turut menggairahkan penerbangan.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW dinilai ikut mendorong pasar penerbangan pada Oktober 2020. Kondisi ini terjadi di tengah upaya para pelaku industri penerbangan meyakinkan masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan di bandara.
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, kombinasi keyakinan terhadap protokol kesehatan dan libur panjang menggairahkan industri penerbangan pada Oktober 2020.
Jumlah penumpang di 19 bandara yang dikelola Angkasa Pura II pada 1-31 Oktober 2020 tercatat mencapai 2,14 juta orang atau naik sekitar 19 persen dibandingkan dengan situasi September 2020 yang tercatat 1,79 juta orang. Pergerakan pesawat pun naik 10 persen, yakni dari 23.879 penerbangan di September 2020 menjadi 26.304 penerbangan di Oktober 2020.
Terkait libur panjang di pekan terakhir Oktober 2020, jumlah penumpang pesawat selama periode 28 Oktober-1 November 2020 tercatat 455.068 penumpang, naik 17 persen dibandingkan dengan periode 21-25 Oktober 2020 pekan sebelumnya. Jumlah penerbangan naik 10 persen menjadi 4.460 penerbangan.
”Pada 1 November 2020, jumlah penumpang sudah 50 persen dari biasanya di kondisi sebelum pandemi. Sementara itu, penerbangan mencapai 60 persen (dibanding kondisi sebelum pandemi),” kata Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulis, Senin (2/11/2020).
Angkasa Pura II mencatat, saat puncak arus balik pada 1 November 2020 tersebut, jumlah penumpang mencapai 116.766 orang atau tertinggi secara harian sejak pandemi. Demikian pula pergerakan pesawat mencapai 1.137 penerbangan yang juga mencetak rekor tertinggi selama pandemi.
Menurut dia, masyarakat yang semakin yakin terhadap protokol kesehatan di bandara-bandara perseroan ikut memengaruhi kenaikan jumlah penumpang dan penerbangan tersebut.
”Tujuan utama protokol kesehatan yang kami terapkan adalah membuat bandara aman, sehat, dan higienis sehingga sektor penerbangan dapat optimal mendukung pemulihan ekonomi nasional,” kata Muhammad Awaluddin.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto meminta penyelenggara angkutan udara, penyelenggara bandara, dan penyelenggara navigasi harus tetap fokus serta konsisten menerapkan protokol kesehatan.
”Operator bandara dan operator navigasi kami harapkan dapat mengatur slot sebaik-baiknya agar tidak terjadi penumpukan penumpang di satu titik atau jam tertentu sehingga kapasitas terminal tidak mencukupi,” kata Novie.
Novie mengatakan hal ini pada pengarahan menjelang libur Maulid Nabi Muhammad SAW dengan operator transportasi sektor darat, laut, udara, dan kereta api pada beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto, Senin (2/11/2020), mengatakan, jumlah penumpang sektor angkutan udara pada September 2020 sebanyak 1,89 juta orang. Angka ini turun 4,60 persen dibandingkan dengan posisi pada Agustus 2020. Apabila dibandingkan dengan posisi September 2019, jumlah penumpang masih turun tajam, yakni 69,26 persen.
Penurunan jumlah penumpang pesawat dari bulan ke bulan, antara lain, karena jumlah hari di September 2020 lebih pendek dibandingkan Agustus 2020. ”Dan, di bulan Agustus lalu juga masih ada libur panjang akhir pekan, di antaranya dalam rangka liburan Kemerdekaan RI,” kata Suhariyanto.
Terkait penerbangan internasional, meskipun ada kenaikan secara bulanan sebesar 9 persen, secara tahunan masih turun dalam sekali, yakni 97,86 persen.