Bahaya Covid-19, yang hingga akhir Oktober 2020 telah merenggut nyawa lebih dari 13.700 orang di Indonesia, harus terus diwaspadai. Risiko penularan Covid-19 masih mengintai dan kian tinggi saat terjadi kerumunan orang.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
Anjuran untuk selalu menerapkan protokol kesehatan terus disuarakan, terlebih pada periode libur panjang akhir Oktober 2020. Hal ini relevan menimbang masyarakat masih berada di tengah cengkeraman pandemi Covid-19.
Risiko penularan Covid-19 mesti sekuat mungkin dicegah dengan kedisiplinan mengenakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan selalu menjaga jarak. Praktik yang mungkin terkesan sederhana, tetapi berdampak mengerikan jika sampai mengabaikannya. Derita sakit bahkan nyawa menjadi taruhannya.
Bahaya Covid-19, yang hingga akhir Oktober 2020 telah merenggut nyawa lebih dari 13.700 orang di Indonesia, harus terus diwaspadai. Risiko penularan Covid-19 masih mengintai dan kian tinggi ketika terjadi kerumunan orang. Hal ini karena Covid-19 menular lewat droplet dari orang ke orang.
Di titik ini, penegakan protokol kesehatan menjadi hal yang tak boleh ditawar saat terjadi pergerakan orang dalam jumlah masif yang terkonsentrasi di rentang waktu tertentu seperti periode libur panjang kali ini. Apalagi data menunjukkan tren peningkatan perjalanan orang dari satu tempat ke tempat lain terjadi di berbagai moda transportasi.
Bahaya Covid-19, yang hingga akhir Oktober 2020 telah merenggut nyawa lebih dari 13.700 orang di Indonesia, harus terus diwaspadai. Risiko penularan Covid-19 masih mengintai dan kian tinggi ketika terjadi kerumunan orang.
Di sektor perhubungan udara, lalu lintas penerbangan di 19 bandara PT Angkasa Pura II (Persero) pada 28 Oktober 2020 tercatat mencapai rekor tertinggi saat pandemi, yakni 110.530 orang dengan 1.069 penerbangan. Sementara lalu lintas penumpang di 15 bandara PT Angkasa Pura I (Persero) terdata 103.506 orang dengan 1.155 penerbangan.
Di sektor transportasi darat, PT Jasa Marga (Persero) Tbk menyebutkan, sebanyak 336.929 kendaraan meninggalkan Jakarta pada 27-28 Oktober 2020. Volume lalu lintas ini naik 40,5 persen jika dibandingkan dengan lalu lintas di masa adaptasi kebiasaan baru.
Di sektor perkeretaapian, hingga 30 Oktober 2020, PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah menjual 184.807 tiket KA jarak jauh untuk keberangkatan 27 Oktober-1 November 2020. Jumlah ini naik 49 persen dibandingkan dengan periode sama pekan sebelumnya (20-25 Oktober 2020) ketika tiket terjual kepada 124.374 pelanggan.
Adapun PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencatat, pada 27 dan 28 Oktober 2020 ada 61.852 orang dan 16.829 kendaraan yang menyeberang dari Jawa menuju Sumatera. Khusus pada H-1, yakni 28 Oktober 2020, ada 34.554 orang dan 9.416 kendaraan yang menyeberang di lintas Merak-Bakauheni tersebut.
Jumlah ini memang turun dibandingkan dengan saat H-1 libur panjang Hari Raya Idul Adha, beberapa waktu lalu. Waktu itu, ada 46.688 orang dan 15.064 kendaraan yang menyeberang. Namun, jumlah ini meningkat dibandingkan dengan saat libur panjang HUT Kemerdekaan RI. Saat itu, ada 24.573 orang dan 5.733 unit kendaraan yang menyeberang.
Puncak arus keberangkatan warga yang hendak mengisi libur panjang sudah terjadi pada 27-28 Oktober 2020. Saatnya bagi warga untuk mengatur perjalanan saat arus balik di akhir liburan panjang nanti. Hal ini untuk mencegah agar jangan sampai terjadi penumpukan di satu waktu tertentu. Kepadatan dan kemacetan tentu sedapat mungkin harus dihindari, terlebih di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini.
Kedisiplinan operator transportasi menerapkan protokol kesehatan pun berperan penting dalam menekan potensi penularan Covid-19. Sebut, misalnya, disinfeksi kendaraan, mematuhi batasan persentase maksimal kapasitas angkut di setiap moda, dan pengaturan jaga jarak antar-penumpang.
Tentu tak hanya di bidang transportasi, kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan saat berlibur sangat penting. Munculnya kluster keluarga Covid-19 pascalibur panjang berpotensi terjadi akibat pergerakan masyarakat ke tempat-tempat wisata ataupun pulang kampung.
Hasil tes cepat Covid-19 terhadap pelancong di lokasi wisata dan pintu masuk kota tujuan ditemukan kasus reaktif berisiko positif korona. Di Bogor, Jawa Barat, misalnya, berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Bogor per Kamis (29/10/2020) sekitar pukul 14.00, dari 918 tes cepat yang dilakukan di empat lokasi, ada 50 pelancong yang hasilnya reaktif (Kompas, 30/1/2020).
Di tengah pandemi Covid-19 yang belum ada kepastian kapan berakhir ini menjadi tugas semua pihak untuk saling mengingatkan. Jangan pernah lupa menjalankan protokol kesehatan. Di setiap aktivitas, apalagi yang melibatkan banyak orang, selalu ada risiko penularan. Jangan memberi kesempatan virus korona jenis baru masuk ke tubuh kita hanya gara-gara kita lalai.
Kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan adalah sebentuk adaptasi yang akan ikut mengamankan kita, keluarga kita, dan masyarakat agar selamat melintasi masa pandemi ini. Tanpa mau beradaptasi, kita semua akan terus tercengkeram pandemi.