Pemasaran asuransi kian mudah dengan pemanfaatan kecanggihan teknologi. Menggandeng aplikasi yang populer adalah salah satu strategi perusahaan asuransi untuk menjangkau lebih banyak nasabah.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT FWD Life Indonesia menggandeng Traveloka, perusahaan aplikasi jasa perjalanan dan gaya hidup, untuk memasarkan asuransi berbasis digital. Produk yang ditawarkan FWD Life Indonesia di aplikasi tersebut adalah Asuransi Bebas Andal dan FWD Cancer Protection.
Pemasaran kedua produk asuransi tersebut dilayani secara digital lewat aplikasi Traveloka.
Menurut Wakil Direktur Utama FWD Life Indonesia Adit Trivedi, dengan menggandeng Traveloka, pihaknya ingin menyajikan produk asuransi yang sederhana, mudah, dan terjangkau. Selain tanpa melalui prosedur pertemuan dengan agen asuransi, calon nasabah FWD Life Indonesia juga dijamin mendapat kenyamanan pelayanan asuransi secara digital.
”Kami ingin produk asuransi yang kami tawarkan dapat dijangkau dengan mudah oleh semua orang. Kami percaya kerja sama ini akan menciptakan pengalaman nasabah yang terbaik di Indonesia,” kata Adit dalam acara penandatanganan kerja sama dengan pihak Traveloka yang dilakukan secara virtual, Rabu (28/10/2020).
Selain tanpa harus melalui prosedur pertemuan dengan agen asuransi, calon nasabah FWD Life Indonesia dijamin akan mendapat kenyamanan pelayanan asuransi secara digital.
Sementara itu, Senior Vice President Financial Services & Partnership Traveloka Yady Guitana menambahkan, Traveloka memiliki visi yang sama dengan FWD Life Indonesia dalam hal pemanfaatan teknologi digital. Dengan kemudahan akses, produk asuransi yang ditawarkan diharapkan dapat memberikan perlindungan di masa yang penuh ketidakpastian seperti sekarang ini.
”Kerja sama ini memungkinkan Traveloka dan FWD Life untuk menawarkan perlindungan kepada lebih banyak orang melalui produk asuransi yang beragam,” ujar Yady.
Soal kemudahan, pihak FWD Life Indonesia dan Traveloka menjamin bahwa seluruh proses dilakukan lewat genggaman tangan pada telepon pintar pengguna.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon mengatakan, kinerja investasi industri asuransi sangat dipengaruhi portofolio investasi terkait dengan kondisi ekonomi makro, termasuk instrumen investasi ada di pasar modal.
”Penempatan investasi asuransi jiwa di pasar modal itu besar sehingga sangat memengaruhi hasil kinerja industri,” ujarnya dalam AAJI Media Chat bertema ”Industri Asuransi Jiwa: Strategi di Awal Pemulihan Ekonomi Nasional” yang digelar secara virtual di Jakarta, Jumat (25/9/2020).
Seluruh proses dilakukan lewat genggaman tangan pada telepon pintar pengguna.
Berdasarkan data AAJI, pendapatan premi industri asuransi jiwa pada semester I-2020 sebesar Rp 88,02 triliun, turun 2,5 persen dari semester I-2019 yang senilai Rp 90,25 triliun. Hasil investasi industri asuransi juga turun hingga minus 191,9 persen dari semester I-2019 yang sebesar Rp 22,82 triliun menjadi minus Rp 20,97 triliun pada semester I-2020.
Pendapatan premi dan investasi yang anjlok itu memengaruhi total pendapatan asuransi jiwa pada semester I-2020 senilai Rp 72,57 triliun. Pendapatan anjlok hingga 38,7 persen dari pendapatan semester I-2019 yang senilai Rp 118,30 triliun.
Di tengah tren penurunan itu, pembayaran klaim dan manfaat juga turun hingga 1,9 persen, dari semester I-2019 senilai Rp 65,77 triliun menjadi Rp 64,52 triliun pada semester I-2020.