Optimalisasi Aset Negara Bantu Pulihkan Perekonomian
Pendayagunaan aset negara dapat berkontribusi memulihkan perekonomian nasional yang terdampak pandemi.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pendayagunaan aset negara dapat berkontribusi memulihkan perekonomian nasional yang terdampak pandemi. Tidak hanya menambah pendapatan negara, optimalisasi aset negara yang akan berdampak terhadap kondisi sosial dan ekonomi juga diharapkan bisa ikut memulihkan situasi krisis.
Pandemi Covid-19 telah memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 2,97 persen di triwulan I-2020. Disusul, minus 5,32 persen pada triwulan II-2020. Untuk menguatkan kembali perekonomian, pemerintah pun menganggarkan dana pemulihan ekonomi nasional sampai Rp 695,2 triliun pada 2020 untuk biaya penanganan Covid-19, bantuan sosial, hingga insentif usaha dan pekerja.
Dalam rangka mempercepat pemulihan krisis, Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) berupaya membantu dengan mengoptimalkan aset negara. Badan layanan umum yang beroperasi di bawah Kementerian Keuangan itu salah satunya bertugas mengurus aset negara yang dalam pengelolaannya bekerja sama dengan mitra, baik pemerintah maupun swasta.
Senin (26/10/2020), Direktur Operasional dan Manajemen Risiko LMAN Candra Giri Artanto menjelaskan, salah satu tujuan pendayagunaan aset negara adalah untuk menghasilkan penghasilan negara bukan pajak (PNBP). Penghasilan itu bisa membantu menambah pemasukan pemerintah yang dapat digunakan kembali untuk membiayai pemulihan ekonomi.
”Di sisi lain, kami juga bisa memberi manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat. Aset bisa digunakan untuk memberikan manfaat sosial karena masyarakat terlayani atau manfaat ekonomi karena aset bisa digunakan untuk menggerakkan ekonomi,” katanya dalam acara Kompas Talks yang disiarkan secara langsung di akun Instagram harian Kompas.
Salah satu contoh pengelolaan aset yang bermanfaat secara sosial adalah Rumah Sakit (RS) Arun di Lhokseumawe, Aceh, yang dikerjasamakan dengan pemerintah daerah setempat dengan skema pinjam pakai. Kendati kerja sama itu tidak menghasilkan PNBP, RS itu berkontribusi bagi peningkatan kesehatan masyarakat di sekitarnya.
LMAN juga pernah meminjamkan aset lain untuk menambah kapasitas RS dalam menangani pasien Covid-19. Upaya penanganan krisis selama pandemi juga dilakukan LMAN dengan menyewakan aset dengan harga terjangkau kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pelayanan puskesmas.
LMAN pun membantu mitra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terdampak pandemi. Bantuan dalam bentuk restrukturisasi biaya sewa diberikan kepada mitra UMKM selama enam bulan sejak pengajuan bantuan diterima.
”Restrukturisasi ini fleksibel. Kami beri kesempatan dengan payung hukum sampai akhir 2021. Namun, kita tentu berharap pandemi ini cepat berakhir,” tuturnya.
Sejak beroperasi pada pertengahan 2016, LMAN telah menyerahkelolakan 272 aset properti, seperti apartemen, ruko, gedung, dan tanah, serta 3 aset kawasan. Kontribusi LMAN terhadap PNBP pada tahun 2020, sampai bulan September, sebesar Rp 2,93 triliun.
Salah satunya adalah (LNG) Arun di Lhokseumawe, Aceh, dan Badak di Bontang, Kalimantan Timur dengan total nilai aset Rp 27,08 triliun. Sejak diambil alih LMAN, kedua aset itu sudah berkontribusi terhadap pendapatan LMAN sebesar Rp 56,96 miliar dari LGN Arun dan Rp 180,06 miliar dari LGN Badak.
Hati-hati
Prinsip kehati-hatian dan kemampuan manajerial yang mumpuni menjadi kunci agar aset dapat dikelola secara optimal. ”Salah satu fungsi kami adalah manajemen aset,” kata Candra.
Tahun ini, LMAN pun kembali mengadakan kompetisi The Asset Manager tahun ketiga secara virtual. Kompetisi yang mengundang lembaga dan badan usaha pemerintah itu bertujuan menularkan semangat dan pengalaman tata kelola aset negara yang optimal.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, nilai aset negara tahun 2019 sebesar Rp 10.467,5 triliun. Nilai aset tersebut, antara lain, dimiliki badan usaha milik negara (BUMN) yang pada 2018 sebesar Rp 8.092 triliun.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, yang dihubungi Kompas, berpendapat, aset-aset negara yang tidak terkelola dengan baik, yang menganggur, atau tidak produktif mesti dioptimalkan untuk membantu memulihkan perekonomian. Mitra swasta bisa diajak bekerja sama agar pengelolaan lebih efisien.
”Jangan sampai asetnya besar, tapi nilainya rendah saat diinvestasikan atau dikerjasamakan,” ujarnya.
Kerja sama pengelolaan aset dengan swasta juga akan mendorong investasi yang perlu semakin digenjot di masa ini. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi pada triwulan III-2020 sebesar Rp 209 triliun atau tumbuh 1,6 persen secara tahunan. Realisasi investasi ini lebih baik dibanding triwulan II-2020 yang senilai Rp 191,9 triliun, terkontraksi 4,3 persen secara tahunan.
Adapun realisasi investasi pada Januari-September 2020 senilai Rp 611,6 triliun, terdiri dari penanaman modal asing (PMA) Rp 301,7 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 309,9 triliun. Tahun ini pemerintah menargetkan investasi Rp 817,2 triliun berupa PMDN Rp 469,1 triliun dan PMA Rp 348,1 triliun.