Cegah Rusuh Unjuk Rasa, Surabaya Bersihkan Batu dan Tambah Lampu Sorot
Mengantisipasi unjuk rasa yang berlangsung Selasa (27/10/2020), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama jajarannya melakukan berbagai upaya sepanjang Senin (26/10/2020), membersihkan batu dan menambah lampu sorot.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Mengantisipasi unjuk rasa yang berlangsung Selasa (27/10/2020), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama jajarannya melakukan berbagai upaya sepanjang Senin (26/10/2020). Salah satu cara meminimalkan keributan, terutama aksi saling lempar batu saat aksi massal, sekitar 100 personel dari Pemerintah Kota Surabaya membersihkan batu-batuan di sepanjang Jalan Pahlawan-Tembaan hingga Jalan Gubernur Suryo.
”Kami membersihkan semua batu yang ada di sekitar kawasan yang selama ini menjadi titik kumpul aksi massal mulai dari Jalan Tunjungan, Embong Malang, lantas menuju titik akhir depan Gedung Negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kepada Kompas, Selasa pagi.
Taman Apsari yang berada satu kompleks dengan patung Gubernur Suryo bahkan dipagari kawat berduri. Semua dilakukan agar taman bebas dari kerusakan, seperti yang terjadi pada unjuk rasa 8 Oktober lalu.
Tidak hanya batu yang dibersihkan, lampu sorot di sekitar lokasi itu pun ditambah jumlahnya, termasuk memasang kembali kamera pemantau (CCTV) yang rusak saat demonstrasi penolakan RUU Cipta Kerja yang berakhir anarkistis.
Sementara Selasa sekitar pukul 09.00, peserta unjuk rasa mulai berkumpul di sekitar rel kereta api di depan perumahan Puri Surya Jaya dan bundaran Waru Sidoarjo. Meski hujan mulai mengguyur kawasan itu, puluhan peserta aksi sudah berkumpul. Aparat keamanan juga sudah siaga di Bundaran Waru dan tampak satu kendaraan water cannon.
Massa yang sudah berkumpul di dua titik di Sidoarjo itu, dengan sepeda motor dan mobil, akan konvoi melalui Jalan A Yani, Surabaya, menuju Gedung Negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo.
Saat ini hujan mulai mengguyur wilayah Sidoarjo, tempat berkumpul peserta yang hendak unjuk rasa ke Surabaya. Sembari menunggu yang lain, para peserta mencari tempat berteduh karena hujan agak deras.
Kami membersihkan semua batu yang ada di sekitar kawasan yang selama ini menjadi titik kumpul aksi massal mulai dari Jalan Tunjungan, Embong Malang, lantas menuju titik akhir depan Gedung Negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo. (Tri Rismaharini)
Lampu sorot
Sambil membersihkan batu-batuan, Risma juga meminta jajarannya untuk menata pembatas di depan pintu masuk Tugu Pahlawan. Selain itu pula, Presiden Asosiasi Pemerintah Daerah (UCLG) Asia Pacific meminta petugas Dinas Perhubungan (Dishub) untuk memasang lampu sorot di beberapa titik lokasi trotoar. ”Sedikitnya ada tambahan tiga lampu sorot di lokasi yang dipasang supaya lebih terang,” ujarnya.
Bahkan, untuk mengoptimalkan antisipasi, Pemkot Surabaya menurunkan seluruh jajaran, yakni satgas PU Bina Marga, dinas kebersihan dan ruang terbuka hijau (DKRTH), satpol PP, linmas, serta dishub. Satgas yang dikerahkan sekitar 100 orang.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya Anna Fajriatin menambahkan, batu-batuan yang terkumpul sejak sore mencapai 1,5 dump truck. Bahkan, kerja bakti bersih-bersih batu juga dilakukan di sepanjang Jalan Kemayoran hingga ke arah Pasar Turi. ”Hasilnya dua dump truck,” kata Anna.
Anna berharap kepada kelompok masyarakat yang menyampaikan aspirasinya agar dapat menjaga ketertiban dan tidak merusak segala fasilitas kota. ”Kami berharap masyarakat sama-sama menjaga kota ini,” pungkasnya.