Libur Panjang Akhir Oktober, Waspadai Potensi Penularan dan Cuaca Buruk
Pemerintah tidak menginginkan terjadinya penularan dan munculnya kluster baru seusai libur panjang pada akhir Oktober 2020.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mobilitas orang, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun sarana transportasi, diperkirakan meningkat saat libur panjang akhir Oktober 2020. Penerapan protokol kesehatan menjadi keharusan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Potensi cuaca buruk pun perlu diwaspadai.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sabtu (24/10/2020), mengatakan, pemerintah tidak menginginkan terjadinya penularan dan munculnya kluster baru seusai libur panjang pada akhir Oktober 2020. Oleh karena itu, terkait dengan pergerakan orang saat libur panjang tersebut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait untuk memberikan layanan yang mengutamakan keselamatan masyarakat.
”Kami berharap pergerakan orang ini berjalan lancar, aman, dan selamat. Kita tentunya tidak ingin ada kluster baru setelah libur panjang,” ujarnya saat memberikan pengarahan kepada para operator transportasi darat, laut, udara, dan kereta api menjelang libur Maulid Nabi Muhammad SAW di Jakarta.
Kami berharap pergerakan orang ini berjalan lancar, aman, dan selamat. Kita tentunya tidak ingin ada kluster baru setelah libur panjang.
Pekan lalu, pemerintah telah menetapkan 28 dan 30 Oktober 2020 sebagai cuti bersama dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 29 Oktober 2020. Ketentuan cuti bersama ini diatur dalam Surat Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2020 tentang Cuti Bersama Pegawai Aparatur Sipil Negara Tahun 2020. Sementara Kemenhub memperkirakan, masyarakat sudah mulai bepergian pada 27 Oktober 2020.
Pada Jumat lalu, tim Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia mengingatkan perlunya memperkuat intervensi tes, lacak, dan isolasi agar kasus Covid-19 lebih sedikit sehingga beban layanan kesehatan lebih ringan. Selain itu, upaya lain yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kepatuhan masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan.
Berdasarkan sejumlah kajian ilmiah, masker kain bisa menurunkan risiko penularan 45 persen dan masker bedah menurunkan 70 persen. Sedangkan menjaga jarak menurunkan penularan 85 persen dan cuci tangan 35 persen.
Hal itu mengemuka dalam publikasi hasil proyeksi tentang pandemi Covid-19 di Indonesia berdasarkan kajian tim FKM UI bersama Badan Perencanaan dan Pembangunan Indonesia (Bappenas).
Ada tiga skenario yang diproyeksikan berdasarkan model epidemi, yaitu skenario penanganan seperti sekarang, skenario positif atau intervensi lebih ketat, dan skenario negatif alias lebih longgar. Epidemiolog FKM UI, Iwan Ariawan, mengatakan, dengan skenario pertama, wabah Covid-19 di Indonesia belum akan terkendali sampai akhir 2021.
Wabah ini baru akan terkendali menjelang akhir 2021 atau awal 2022. Menurut skenario ini, puncak wabah baru akan terjadi sekitar trimester pertama pada 2021 dengan penambahan kasus baru lebih dari 40.000 (Kompas, 24/10/2020).
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, masyarakat juga perlu mencermati kondisi cuaca pada masa libur panjang akhir Oktober 2020. Intensitas La Nina semakin menguat pada Oktober, November, dan Desember 2020.
”Fenomena ini ditandai dengan semakin meningkatnya curah hujan dengan perkiraan puncaknya pada Desember 2020. Curah hujan akan berangsur meningkat hingga 20-40 persen di atas normal,” katanya.
BMKG memprakirakan, pada 10 hari terakhir Oktober 2020, peluang hujan kriteria tinggi terjadi di wilayah pesisir barat Sumatera, Kalimantan bagian utara, Sulawesi Barat, Jawa Barat, Papua Barat, dan Papua.
Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat selama periode libur panjang diprakirakan terjadi pada 23-26 Oktober 2020. Hal ini terutama di Jambi, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan bagian timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua.
Di Jabodetabek, hujan berintensitas lebat di wilayah Jabodetabek, terutama di wilayah bagian selatan, juga berpotensi terjadi. Potensi hujan cenderung menurun pada 30 Oktober 2020.
”Namun, perlu diwaspadai, wilayah Jawa Tengah masih berpotensi hujan lebat pada 27-31 Oktober. Berarti, selama long weekend,” katanya.
Perlu diwaspadai, wilayah Jawa Tengah masih berpotensi hujan lebat pada 27-31 Oktober. Berarti, selama long weekend.
Menurut Dwikorita, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat perlu diwaspadai juga dalam kaitannya dengan keselamatan dan keamanan transportasi, terutama transportasi darat. Hujan lebat dapat menyebabkan berkurangnya jarak pandang serta membuat jalan licin dan tergenang. Hujan disertai angin kencang juga berpotensi menyebabkan pohon tumbang.
”Kami berharap masyarakat terus memonitor informasi cuaca BMKG melalui aplikasi telepon pintar karena perubahan cuaca sangat dinamis dari waktu ke waktu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsdya TNI Bagus Puruhito menuturkan, ada beberapa prioritas jalur darat siaga SAR khusus libur nasional dan cuti bersama Maulid Nabi Muhammad SAW 2020. Jalur tersebut di antaranya Trans-Sumatera, Jakarta-Merak-Bakauheni, pantura-pantusel, dan jalur-jalur penyeberangan padat di Ketapang-Gilimanuk.
”Kami juga memprioritaskan daerah-daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan,” katanya.