Transformasi Digital Jadi Agenda Pemulihan Ekonomi ASEAN
Transformasi digital mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Namun, ada kesenjangan digital yang harus dihadapi sejumlah negara di ASEAN, termasuk Indonesia.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN mengagendakan transformasi digital sebagai aspek penting dalam pemulihan ekonomi regional. Akan tetapi, Indonesia meninjau aspek keselarasan implementasi agenda tersebut karena masih menghadapi tantangan kesenjangan digital nasional.
Menurut Deputy Secretary-General ASEAN Aladdin Rillo, pandemi Covid-19 telah menekan laju perdagangan dan investasi di kawasan Asia Tenggara.
”Penanaman modal asing ke Asia Tenggara pada semester I-2020 merosot 32 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Total perdagangan turun 12 persen,” tuturnya dalam diskusi virtual berjudul ”Coping with COVID-19 in ASEAN-Challenges of Digitalisation” yang diadakan oleh Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) dan OECD Development Centre, Jumat (23/10/2020).
Di sisi lain, ada peluang digitalisasi yang muncul di tengah pandemi Covid-19. ASEAN melihat peningkatan pendapatan dari kanal perdagangan secara elektronik atau e-dagang di Vietnam, Singapura, dan Indonesia. Aktivitas e-dagang bergeliat di pasar yang relatif kecil, seperti Kamboja dan Brunei Darussalam.
Oleh sebab itu, ASEAN tengah menyelesaikan sejumlah dokumen yang mendukung transformasi digital sebagai bagian dari pemulihan ekonomi regional.
Aladdin menyatakan, dokumen kerangka kerja komprehensif pemulihan ASEAN beserta rencana aksi tengah difinalisasi dan diserahkan kepada para pemimpin negara bulan depan.
Perjanjian e-dagang ASEAN juga diharapkan selesai tahun ini. Saat ini tim yang bertanggung jawab terhadap teknologi informasi dan komunikasi tengah merampungkan rencana kerja yang memungkinkan perjanjian tersebut dapat diimplementasikan secara regional.
Ada peluang digitalisasi yang muncul di tengah pandemi Covid-19.
Penyelesaian dua dokumen itu menggarisbawahi pentingnya transformasi digital sebagai aspek pemulihan ekonomi. ”Pemulihan kita bergantung pada kemampuan untuk memanfaatkan manfaat dari digitalisasi,” katanya.
Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo menilai, agenda, program, dan inisiatif transformasi ekonomi digital ASEAN mesti disinkronkan dengan mitigasi risiko kesenjangan digital di tingkat regional dan nasional.
”Negara kepulauan seperti Indonesia menghadapi kesenjangan digital. Hal ini tampak dari perbedaan tingkat kapasitas (di setiap daerah), misalnya pada aspek finansial, pengetahuan, dan infrastruktur digital,” tuturnya dalam kesempatan yang sama.
Meski demikian, dia tak menampik tren transformasi digital di ASEAN pada masa pandemi Covid-19. Contohnya, sektor manufaktur yang semakin mengadopsi teknologi revolusi industri 4.0.
Head of Asia Desk OECD Development Centre Kensuke Tanaka menambahkan, ada sejumlah negara di ASEAN yang berpotensi mengalami defisit talenta yang memiliki kecakapan untuk menopang ekonomi digital. Negara-negara itu, antara lain, Indonesia, Kamboja, dan Thailand.
Negara kepulauan seperti Indonesia menghadapi kesenjangan digital.
Sementara itu, Director Policy Relations Office of the President ERIA Anita Prakash menyebutkan, transformasi digital dapat memperkuat partisipasi negara-negara anggota ASEAN dalam rantai nilai global. Keterlibatan tersebut dapat bermuara pada diversifikasi produksi, perdagangan, dan jasa yang ditawarkan.
Transformasi digital selaras dengan visi ASEAN pada 2025 yang ingin memperkuat pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Oleh sebab itu, pemanfaatan teknologi digital akan meningkatkan daya saing negara-negara anggota ASEAN.