Pemkab Batang Komitmen Serap Pekerja Lokal di Kawasan Industri
Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, berkomitmen menyerap tenaga kerja lokal di Kawasan Industri Terpadu Batang. Hal itu dilakukan sesuai dengan tujuan pembangunan kawasan industri, yakni mengurangi pengangguran.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BATANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, berkomitmen menyerap tenaga kerja lokal di Kawasan Industri Terpadu Batang. Hal ini berkaitan dengan tujuan pembangunan kawasan industri untuk menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat Batang dan sekitarnya.
”Alasan utama KIT (kawasan industri terpadu) ada di Batang adalah untuk menciptakan lapangan kerja baru. Nantinya, hal itulah yang bisa mengakomodasi beberapa permasalahan yang ada di Batang, terutama pengangguran,” kata Bupati Batang Wihaji, Kamis (22/10/2020), di Batang.
Dalam sejumlah kesempatan, Wihaji menyatakan, tenaga kerja lokal, khususnya dari Batang, akan dilibatkan dalam pembangunan dan akan dipekerjakan di KIT Batang. Untuk meningkatkan kualitas pekerja, pihaknya akan melatih tenaga kerja melalui balai pelatihan kerja.
Saat ini, pembangunan fisik sejumlah infrastruktur pendukung KIT Batang, seperti akses masuk ke kawasan, jalan utama di dalam kawasan, jalan sekunder di dalam kawasan, dan balai pemasaran, sudah mulai dilakukan. Dalam pembangunan tersebut, ribuan pekerja dari Batang dilibatkan.
Selain itu, Wihaji berharap Pemerintah Kabupaten Batang bisa memiliki 10 persen saham KIT melalui badan usaha milik daerah. Tak hanya itu, dia juga ingin putra daerah Batang ditunjuk sebagai salah satu komisaris di KIT Batang.
”Perusahaan umum daerah mengusulkan supaya putra daerah Batang mendapat satu jabatan, yakni direktur pemasaran,” imbuhnya.
Harapan agar megaproyek tersebut menyerap tenaga kerja lokal juga disampaikan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia dalam kunjungannya ke Batang, Sabtu (17/10/2020). Hal itu dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
”Saya berpesan, kalau ada, (pekerjakan) subkontraktor lokal, khususnya dari Batang. Jangan ambil dari luar daerah. Hal itu menjadi komitmen dalam hal menjadikan Batang sebagai pusat perputaran ekonomi,” kata Bahlil.
Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat, ada empat perusahaan dalam dan luar negeri yang sudah memberi kepastian merelokasi usahanya ke KIT Batang. Empat perusahaan itu bergerak dalam bidang industri hilirisasi nikel menjadi baterai dan industri kaca berorientasi ekspor.
Dalam kunjungannya ke Batang, akhir Juni, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyebutkan, ada 119 perusahaan yang berpotensi melakukan relokasi ke Indonesia. Total nilai investasinya diperkirakan mencapai 41,4 miliar dollar AS dengan potensi penyerapan tenaga kerja hingga 162.000 orang (Kompas.id, 30/6/2020).
”Bidang usaha perusahaan yang akan relokasi meliputi industri elektronik, audio dan video, lampu dengan tenaga surya, hingga suku cadang kendaraan bermotor. Semua perusahaan tersebut berorientasi ekspor,” ujar Erick.
Menurut rencana, KIT Batang akan dibangun di Desa Kenconorejo, Kecamatan Tulis; Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing; dan Desa Banaran, Kecamatan Banyuputih. Tiga daerah tersebut memiliki sejumlah keunggulan, seperti ketersediaan pasokan energi listrik, kemudahan akses jalan, ketersediaan sumber air, dan tenaga kerja yang kompetitif.