Penjualan makanan dan minuman menjadi penopang membaiknya penjualan riil pada Agustus 2020. Kondisi ini dipicu implementasi adaptasi kebiasaan baru (AKB) yang mendorong meningkatnya berbagai aktivitas masyarakat.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penjualan makanan dan minuman menjadi penopang membaiknya penjualan riil pada Agustus 2020. Kondisi ini dipicu oleh implementasi adaptasi kebiasaan baru yang mendorong meningkatnya berbagai aktivitas masyarakat.
Indeks penjualan riil (IPR) Agustus 2020 yang disurvei Bank Indonesia (BI) tercatat tumbuh -9,2 persen secara tahunan. Indeks itu membaik dari -12,3 persen pada Juli 2020. Perbaikan indeks ditopang kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tumbuh positif 2,7 persen dari -1,9 persen pada bulan sebelumnya.
”Membaiknya kinerja penjualan eceran didorong oleh implementasi adaptasi kebiasaan baru (AKB) sehingga mendorong berbagai aktivitas masyarakat di sejumlah kota yang disurvei,” tulis BI dalam laporan yang dirilis Kamis (8/10/2020). Penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau diperkirakan masih melanjutkan tren positif pada bulan berikutnya.
IPR kelompok makanan dan minuman lebih baik dibandingkan kelompok produk eceran lainnya, seperti suku cadang dan aksesori (-25,5 persen) dan bahan bakar kendaraan bermotor (-23,5 persen). Kemudian, peralatan informasi dan komunikasi (-19,2 persen), perlengkapan rumah tangga (-24,5 persen), barang budaya dan rekreasi (-38,3 persen), sub-kelompok sandang (-64,9 persen), dan barang lainnya (-56,7 persen).
Positifnya pertumbuhan usaha makanan dan minuman dirasakan pelaku usaha seperti pewaralaba restoran makanan Nusantara, Dapur Serundeng, yang berbasis di Jakarta. Situasi itu, menurut General Manager Dapur Serundeng Irta, didukung pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dilakukan beberapa bulan lalu di Jakarta.
”Penjualan kami sudah membaik sejak penerapan new normal, tetapi memang masih lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Kami juga sudah mulai adakan promo-promo, lalu kami terbitkan beberapa menu baru,” kata Irta.
Pengetatan kembali PSBB, yang melarang kegiatan makan di tempat, disayangkan karena menurunkan kembali pendapatan. Namun, usaha mereka tidak sampai terdampak parah karena mereka mencoba mengikuti tren berjualan secara daring.
”Dapur pusat yang ada kami maksimalkan untuk menjual frozen food (makanan beku) secara online. Awalnya kami tidak jual karena hanya untuk suplai outlet kami. Namun, saat ini, kami juga memanfaatkan peluang menjual produk frozen yang proses memasaknya simpel untuk orang-orang yang kini lebih banyak di rumah,” tuturnya.
Pemilik usaha es krim, Comeagain, Richwan Hartono dan Amie Tan, juga berhasil memulihkan penjualan mereka melalui saluran penjualan digital. Sebelumnya, penjualan mereka turun hingga 60 persen karena penutupan tiga gerai fisiknya.
”Kondisi ini mendorong kami untuk segera mengubah strategi dan mulai melakukan beberapa penyesuaian demi mempertahankan bisnis dan lapangan pekerjaan, salah satunya dengan memanfaatkan kanal digital,” ungkap Richwan.
Pemesanan es krim Comeagain selama pandemi, kata Richwan, meningkat dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. Peningkatan penjualan itu 60 persen dikontribusi penjualan dari Tokopedia. ”Pengeluaran kami pun menjadi jauh lebih efisien. Kami juga bisa tetap mempertahankan karyawan,” imbuhnya.
Platform e-dagang seperti Tokopedia mencatat peningkatan penjual makanan dan minuman selama pandemi. Peningkatan lebih banyak pada produk dan makanan siap masak, sampai tiga kali lipat.
”Kenaikan tersebut didorong oleh, salah satunya, kehadiran kampanye Tokopedia Nyam yang digelar selama pandemi untuk mempermudah masyarakat mendapatkan produk makanan dan minuman dengan terjangkau dan tanpa keluar rumah,” kata AVP of Business Tokopedia Jessica Stephanie Jap kepada Kompas.
Antusiasme masyarakat dalam mendapatkan produk makanan dan minuman lewat kampanye tersebut terlihat signifikan. Berbagai produk menjadi yang terpopuler, seperti kopi merek lokal yang dijual per 1 liter, makanan khas Korea seperti tteokbokki dan jajangmyeon, dan nasi mentai atau spageti panggang kekinian. Camilan manis seperti dessert box dan kue ijo, hingga buah dan madu juga tidak luput diburu.