Tekfin Menjaga Kontribusi terhadap Ekonomi Nasional
Penyaluran pembiayaan melalui teknologi finansial mesti dibarengi dengan literasi yang memadai.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dana dan investasi yang disalurkan penyelenggara teknologi finansial pembiayaan menyumbang perekonomian domestik. Di tengah penurunan permintaan akibat pandemi Covid-19, penyelenggara tekfin berkomitmen menjaga kualitas pembiayaan agar proses pemulihan ekonomi bisa optimal.
Ketua Harian Asosiasi Tekfin Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah mengatakan, penyaluran dana dan investasi melalui tekfin pembiayaan pada 2019 menyumbang perekonomian nasional Rp 60 triliun atau tumbuh 130 persen dari 2018 yang sebesar Rp 26 triliun.
”Studi dari Indef mengenai dampak tekfin pembiayaan antarpihak terhadap perekonomian nasional menunjukkan investasi dan penyaluran dana tekfin mendorong kenaikan pendapatan di setiap institusi ekonomi, seperti rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah,” ujar Kuseryansyah dalam diskusi virtual, Rabu (7/10/2020).
Kuseryansyah menyampaikan, pada 2017 hingga 2018, dana yang disalurkan tekfin pembiayaan antarpihak meningkat 567 persen, dari Rp 3 triliun menjadi Rp 20 triliun. Adapun pada 2019, dana yang disalurkan meningkat 205 persen menjadi Rp 61 triliun.
Sebenarnya, tahun lalu asosiasi memprediksi dana yang akan disalurkan pada 2020 meningkat 42 persen menjadi Rp 86 triliun. ”Namun, dengan adanya pandemi Covid-19, kami memprediksi jumlah dana yang akan disalurkan pada 2020 menurun 30 persen dari estimasi yang kami prediksi sebelumnya, dari Rp 86 triliun menjadi Rp 60 triliun,” ujarnya.
Dengan adanya pandemi Covid-19, kami memprediksi jumlah dana yang akan disalurkan pada 2020 menurun 30 persen dari estimasi yang kami prediksi sebelumnya. Dari Rp 86 triliun menjadi Rp 60 triliun.
Asosiasi mendorong penyelenggara tekfin pembiayaan antarpihak untuk menjaga stabilitas kualitas pembiayaan di tengah tren peningkatan pembiayaan bermasalah. Oleh karena itu, penyelenggara tekfin diminta meningkatkan optimalisasi pusat data tekfin sebagai bentuk mitigasi risiko pembiayaan yang berlebih kepada peminjam.
Deputi Direktur Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan Tekfin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Munawar Kasan mengakui, layanan tekfin pembiayaan antarpihak yang berkembang pesat belum diimbangi dengan literasi keuangan.
Literasi keuangan yang rendah, lanjutnya, membuat masyarakat sering kali terjerat pada layanan tekfin tak berizin alias tekfin bodong. Literasi keuangan yang baik tidak hanya membuat masyarakat bisa membedakan tekfin legal dan ilegal, tetapi juga bisa bijaksana dalam memanfaatkan layanan tekfin.
”Saya beri contoh, berdasarkan laporan Satgas Waspada Investasi, ada satu orang yang melakukan pembiayaan pada 140 platform aplikasi pembiayaan antarpihak. Padahal, seharusnya pembiayaan konsumtif harus bijak dan sesuai dengan kebutuhan,” ujarnya.
Munawar menambahkan, sebagian besar masyarakat belum memahami perjanjian, misalnya terkait besaran bunga, denda keterlambatan cicilan, dan ketentuan lainnya.
Sektor produktif
Salah satu upaya OJK untuk mendorong peningkatan inklusi keuangan dan literasi keuangan secara berkesinambungan, sejak awal 2020 mewajibkan seluruh tekfin menyalurkan 25 persen pembiayaan ke sektor produktif.
General Manager Kredivo Indonesia Lily Suriani mengatakan, saat ini lebih dari 80 persen portofolio pembiayaan Kredivo untuk pasar multiguna dan konsumtif. Ketentuan meningkatkan portofolio pembiayaan produktif, terutama sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan hal yang cukup menantang untuk direalisasikan.
Lily menambahkan, Kredivo akan memanfaatkan jaringan kemitraan perusahaan dengan platform perdagangan secara elektronik untuk mendorong portofolio pembiayaan sektor produktif. Sebagai salah satu penyelenggara tekfin pembiayaan antarpihak, lebih dari 70 persen porsi transaksi Kredivo berasal dari e-dagang.
”Produk pembiayaan sektor produktif diperuntukkan bagi UMKM yang ada dalam jaringan e-dagang. Kami akan menyalurkan pembiayaan produktif sesuai arahan OJK untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi,” ujarnya.