Singapura Hidupkan Kembali Industri MICE secara Bertahap
Singapura menghidupkan industri MICE secara bertahap. Ini penting karena MICE adalah salah satu sektor unggulan dengan kontribusi 3,8 miliar dollar Singapura terhadap PDB Singapura di 2018.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Singapura akan membuka negaranya secara bertahap bagi pelaku industri pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran atau MICE dari dalam dan luar negeri. Sejumlah peraturan dan mekanisme pelaksanaan sudah disiapkan. Perekonomian Singapura diharapkan pulih dengan langkah ini.
Industri MICE merupakan salah satu industri unggulan di Singapura. Ada 500-700 acara MICE yang digelar setiap tahun. Acara itu mendatangkan 400.000 pengunjung internasional per tahun.
Industri ini menyumbang 3,8 miliar dollar Singapura terhadap produk domestik bruto (PDB) Singapura pada 2018. ”Negeri Singa” juga meraih gelar Top Meeting City for Asia-Pacific selama 18 tahun berturut-turut.
Kini ada 234 acara MICE ditunda atau dibatalkan karena pandemi Covid-19. Akibatnya, jumlah kedatangan pengunjung internasional turun 43,2 persen pada Januari-Maret 2020 dibandingkan dengan periode yang sama 2019. Penerimaan sektor pariwisata juga turun 39 persen.
”Butuh waktu 1-2 tahun untuk memulihkan sektor pariwisata. Dalam jangka pendek, kami bekerja sama dengan lembaga pemerintah lainnya untuk membuat konsep pembukaan kembali perbatasan Singapura dengan lebih cepat. Tentunya sambil mengelola risiko,” kata Assistant Manager Singapore Tourism Board (STB) di Indonesia Johanes Stevano pada seminar virtual, Rabu (7/10/2020).
Badan Pariwisata Singapura (Singapore Tourism Board/STB) merancang rangkaian perjalanan yang aman bagi pengunjung internasional. Rancangan itu dimulai dari pra-kedatangan pengunjung di bandara, pergerakan ke hotel, pelaksanaan acara MICE, hingga pengunjung pulang ke negara masing-masing. Rangkaian kegiatan dilakukan dengan protokol kesehatan ketat.
Butuh waktu 1-2 tahun untuk memulihkan sektor pariwisata. Dalam jangka pendek, kami bekerja sama dengan lembaga pemerintah lainnya untuk membuat konsep pembukaan kembali perbatasan Singapura dengan lebih cepat.
Per 1 Oktober 2020, STB menerima aplikasi penyelenggaraan acara MICE dari para penyelenggara acara. Penyelenggara harus memenuhi lima standar, yaitu melakukan pengendalian infeksi Covid-19 di setiap tahapan acara, membatasi jumlah peserta (maksimal 250 orang yang dibagi dalam 5 kelompok), membatasi kontak antarindividu, memastikan lingkungan bersih dan aman, serta mempersiapkan penanganan darurat Covid-19.
STB berwewenang untuk memverifikasi aplikasi yang masuk. Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura yang akan memberi persetujuan.
Terkait langkah ini, Singapura menyelenggarakan acara MICE percontohan (pilot event) pada akhir September 2020. Konferensi lainnya, yaitu Singapore International Energy Week, akan berlangsung bulan ini.
Vice President of Sales Marina Bay Sands Michael B Lee berharap langkah ini bisa menggenjot pemulihan ekonomi. Menurut dia, pelaku industri MICE dan pariwisata perlu menyesuaikan diri dengan perubahan saat ini.
”Bisnis sedang tutup dan ini kabar buruk bagi kami serta Singapura. Namun, saya yakin akan selalu ada harapan. Di sisi lain, kami terus menyesuaikan diri dan melakukan perubahan agar siap saat industri mulai bangkit,” kata Michael B Lee.
Perlahan dan aman
Executive Director STB in Southeast Asia John Gregory Conceicao mengatakan, pembukaan perbatasan Singapura akan dilakukan dengan perlahan dan aman. Keamanan, kenyamanan, dan kesehatan semua pengunjung menjadi prioritas.
”Semuanya akan dilakukan dengan protokol yang aman. Kami tidak mau memicu gelombang pandemi lainnya,” kata John.
Per 23 September 2020, sekitar 90 persen kasus positif Covid-19 di Singapura telah dinyatakan sembuh. Munculnya rata-rata kasus baru harian relatif rendah, yakni dua kasus per hari.
Hingga kini, warga Indonesia belum diperbolehkan masuk ke Singapura untuk urusan bisnis atau wisata, tetapi dapat transit di Bandara Changi sejak 2 Juni 2020.
Singapura mengizinkan beberapa negara untuk melakukan perjalanan jangka pendek untuk bisnis penting dan tujuan resmi. Izin ini diatur dalam Reciprocal Green Lane. Negara yang diizinkan Singapura, di antaranya Selandia Baru, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Australia (kecuali Victoria).
MICE hibrida
Director, Travel Agents, and Tourist Guides STB Kenneth Lim mengatakan, industri MICE akan berkembang dengan konsep hibrida. Industri ini akan menggabungkan teknologi dengan ”sentuhan” manusia di masa depan.
”Acara-acara akan mengandalkan teknologi. Kami akan gabungkan teknologi dengan kerja manusia sambil memastikan berjalannya protokol kesehatan dan keamanan. Dengan ini, pengunjung bisa menikmati Singapura,” kata Kenneth.
Dorongan pemerintah terhadap industri MICE akan diintegrasikan dengan industri pariwisata. Kenneth mengatakan, mereka menyediakan sejumlah paket pariwisata bagi turis bisnis. Ia berharap ini dapat mendorong roda ekonomi.