Transformasi Denpasar Festival Membuka Peluang di Tengah Keterbatasan
Pemerintah Kota Denpasar menggelar Denpasar Festival, ajang pentas seni dan budaya serta sekaligus pasar beraneka produk kreatif, di tengah masa pandemi Covid-19 akibat virus korona jenis baru.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Pemerintah Kota Denpasar menggelar Denpasar Festival, ajang pentas seni dan budaya serta sekaligus pasar beraneka produk kreatif, di tengah masa pandemi Covid-19 akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2). Dalam malam pembukaan Denpasar Festival 2020, Jumat (2/10/2020), Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menyatakan, ajang Denpasar Festival 2020 bertransformasi dengan mengadaptasi situasi pandemi Covid-19.
Transformasi yang dimaksud Wali Kota Denpasar Rai Mantra, di antaranya, Denpasar Festival 2020 digelar dengan menyinergikan penyelenggaraan acara secara dalam jaringan (daring) dan secara luar jaringan (luring). ”Situasi (pandemi Covid-19) ini membuat terbatas, tetapi jangkauannya semakin jauh dan luas,” kata Rai Mantra dalam sesi dialog pada malam pembukaan Denpasar Festival 2020 yang ditayangkan secara langsung dari Gedung Dharma Negara Alaya, Kota Denpasar, Jumat.
Situasi (pandemi Covid-19) ini membuat terbatas, tetapi jangkauannya semakin jauh dan luas.
Denpasar Festival bermula dari acara festival di pusat kota, yakni Gajah Mada Town Festival, yang digelar pada 2008. Setahun berikutnya, 2009, festival di pusat Kota Denpasar itu diresmikan sebagai Denpasar Festival yang dipusatkan di seputaran Patung Catur Muka, Kota Denpasar. Acara itu digelar secara rutin setiap tahun pada bulan Desember. Denpasar Festival 2020 mengangkat tema ”Kreativitas Meretas Batas”.
Mengenai kegiatan Denpasar Festival 2020, Ketua Harian Badan Kreatif Kota Denpasar I Putu Yuliarta menyatakan, perubahan pelaksanaan kegiatan Denpasar Festival dari semula berkonsep festival jalanan (street festival) menjadi festival hybrid karena digelar secara daring dan juga secara luring menyesuaikan dengan situasi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Denpasar Festival 2020 dijadwalkan berlangsung selama tiga bulan, sejak Oktober sampai Desember mendatang.
”Denfest 2020 ini boleh dikatakan sebagai festival virtual terpanjang jangka waktunya karena dilangsungkan selama tiga bulan sampai Desember nanti,” kata Yuliarta ketika ditemui di Gedung Dharma Negara Alaya, Jumat.
Penyelenggara menjadwalkan 189 acara selama kurun kegiatan Denpasar Festival 2020. Sekitar 400 komunitas dilibatkan dalam kegiatan Denpasar Festival 2020. Panitia menyediakan landasan digital melalui laman http://denfest.kreativi.id. Masyarakat dapat mengunjungi Denpasar Festival 2020 secara daring dan juga bertransaksi secara virtual.
Yuliarta menambahkan, kegiatan yang diwadahi dalam Denpasar Festival 2020, antara lain, festival makanan, aneka kerajinan, produk busana dan peragaan busana virtual, serta beberapa perlombaan dan lokakarya. Denpasar Festival 2020 juga diisi pameran foto pewarta foto Bali berjudul ”Grebeg Ageng, Bali di Tengah Pandemi Covid-19”.
Pentas seni
Adapun malam inagurasi Denpasar Festival 2020, Jumat (2/10/2020), disemarakkan dengan pementasan nyanyian dan pertunjukan garapan seni berjudul ”Siwa Nata Raja”, selain diisi dialog bersama Wali Kota Denpasar Rai Mantra. Pementas yang ditampilkan, di antaranya, Ayu Laksmi dan kolaborasi Nyanyian Dharma.
Pembukaan Denpasar Festival 2020 juga menampilkan sambutan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio melalui tayangan video. Wishnutama mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan dampak serius bagi seluruh sektor kehidupan masyarakat. Bali sebagai daerah tujuan wisata juga harus melewati masa sulit, di antaranya, akibat adanya pembatasan aktivitas masyarakat.
”Seperti tema Denpasar Festival tahun ini, saya harapkan kreativitas masyarakat tidak terhenti di tengah pandemi,” kata Wishnutama. Ia menyatakan masyarakat dapat memanfaatkan peluang dan kesempatan di tengah keterbatasan akibat dampak pandemi Covid-19 dan saling mendukung antara satu dan yang lain, di antaranya, melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. Wishnutama berharap penyelenggaraan Denpasar Festival 2020 menjadi bagian dari upaya pemulihan ekonomi nasional.
Lebih lanjut Rai Mantra mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 membatasi aktivitas masyarakat dan wabah berdampak terhadap kehidupan masyarakat. Pemerintah Kota Denpasar menyelenggarakan Denpasar Festival secara berkolaborasi dan bertranformasi sebagai bentuk solusi meretas peluang dan kesempatan menggerakkan ekonomi lokal dan menjaga semangat masyarakat di tengah situasi pandemi. ”Jangan sampai putus asa,” kata Rai Mantra.