Industri halal berpotensi untuk memiliki kontribusi lebih besar dalam perekonomian nasional.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penguatan pembiayaan syariah merupakan salah satu langkah untuk mendorong industri halal agar berkontribusi lebih optimal dalam perekonomian nasional. Langkah lain adalah membangun jaringan kolaborasi di antara ekosistem industri halal.
Hal yang tak kalah penting adalah menanamkan pemahaman yang memadai dan menyeluruh perihal produk halal kepada masyarakat. Sebab, pemahaman kuat tentang produk halal akan berlanjut dengan permintaan.
”Ada empat sektor potensial untuk pengembangan produk industri halal berkualitas, yaitu pertanian, makanan dan pakaian, energi terbarukan, serta pariwisata,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng dalam seminar Festival Ekonomi Syariah Indonesia (ISEF) 2020 bertema ”Strategi dan Model Bisnis Baru Industri Halal”, Jumat (2/10/2020).
Untuk menciptakan keseimbangan neraca pasokan dan permintaan produk halal, pelaku industri halal perlu membangun jejaring kerja sama. Jejaring ini melibatkan berbagai unit usaha untuk menciptakan ekosistem yang kuat.
Ia mencontohkan, salah satu jejaring industri halal yang cukup kuat di pasar domestik adalah jejaring unit bisnis pondok pesantren yang tergabung dalam Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren). Tahun ini, ratusan unit bisnis berskala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari lembaga pesantren akan diintegrasikan melalui Hebitren.
”Jaringan ini juga meningkatkan efisiensi produksi dan mendorong peningkatan transaksi jual beli antar-unit usaha di pesantren,” kata Sugeng.
Dalam kesempatan yang sama, Group Head Layanan Syariah LinkAja Widjayanto Djaenudin menyampaikan, terbuka kemungkinan penyelenggara teknologi finansial di bidang pembayaran melengkapi layanan pembiayaan dengan menggandeng bank syariah dan tekfin syariah.
LinkAja adalah platform penyelenggara uang elektronik yang sahamnya dimiliki sejumlah perusahaan BUMN. LinkAja sudah mengantongi izin pengembangan fitur produk uang elektronik berbasis server dari BI pada 25 Februari 2020.
Adapun LinkAja Syariah telah mendapatkan sertifikat kesesuaian syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia pada 16 September 2019.
Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Center and Indonesia Tourism Forum Sapta Nirwandar mengatakan, pada 2017, konsumen Indonesia menghabiskan 218,8 miliar dollar AS di seluruh sektor industri halal. Angka ini diperkirakan melonjak hingga 330,5 miliar dollar AS pada 2025.
”Sektor makanan dan minuman akan tumbuh dengan nilai terbesar karena pengeluaran di sektor ini diperkirakan mencapai 247,8 miliar dollar AS pada 2025, naik dari 170,2 miliar dollar AS pada 2017,” ujarnya.