Tahan Laju Resesi, Tingkatkan Minat Belanja Masyarakat
Minat belanja masyarakat kelas menengah atas perlu ditingkatkan untuk menggeliatkan usaha dan industri. Kampanye diskon e-dagang disambut positif konsumen dan penjual.
Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Resesi diindikasikan juga dengan penurunan tingkat produksi yang berarti banyak pabrik tidak beroperasi, distribusi produk berhenti, dan kegiatan penunjang perekonomian tak berjalan. Untuk menahan laju resesi agar tidak semakin dalam, minat belanja masyarakat harus terus didorong agar sisi produksi perekonomian kembali menggeliat. Kampanye diskon jadi pemantik minat belanja daring.
Pekan lalu, pemerintah menyatakan Indonesia akan mengalami resesi karena pertumbuhan ekonomi triwulan III-2020 diproyeksikan minus 1 persen sampai minus 2,9 persen. Resesi terjadi ketika perekonomian tumbuh negatif selama dua kuartal berturut-turut. Pada triwulan II-2020, pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen.
Peneliti senior SMERU Research Institute, Asep Suryahadi, yang dihubungi pada Minggu (27/9/2020) mengatakan, ketika Indonesia diumumkan mengalami resesi, penurunan output perekonomian sudah terjadi sejak enam bulan sebelumnya. Penurunan output perekonomian artinya terjadi pengurangan faktor produksi.
Resesi ditandai dengan banyaknya pabrik tidak beroperasi, distribusi produk berhenti, dan kegiatan penunjang perekonomian tidak lagi berjalan. Implikasi lanjutannya adalah banyak rumah tangga kehilangan sumber pendapatan sehingga mengalami kesulitan untuk memenuhi keutuhan hidup harian.
”Kunci utama mengatasi resesi adalah meningkatkan kembali kegiatan perekonomian. Ini tentunya sulit untuk dilakukan selama banyak restriksi untuk orang berkegiatan,” ujarnya.
Kunci utama mengatasi resesi adalah meningkatkan kembali kegiatan perekonomian. Ini tentunya sulit untuk dilakukan selama banyak restriksi untuk orang berkegiatan.
Oleh karena itu, lanjut Asep, pemerintah harus segera menemukan solusi dari sumber masalah resesi, yakni Covid-19. Selama solusinya belum ditemukan, yang dapat dilakukan adalah melakukan penyesuaian dalam menjalankan aktivitas ekonomi agar tidak membahayakan kesehatan produsen, distributor, ataaupun konsumen.
Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu menuturkan, minat belanja masyarakat harus kembali ditumbuhkan terutama kelas menengah dan atas. Dengan berbelanja, roda perekonomian kembali berputar sehingga implikasi resesi ke penurunan pendapatan dan pemutusan hubungan kerja bisa diminimalkan.
Daya beli kelompok masyarakat kelas bawah telah didorong melalui program perlindungan sosial. Namun, daya beli kelompok kelas atas dan sebagian menengah masih tertahan karena kekhawatiran eskalasi kasus infeksi Covid-19. Lemahnya daya beli tecermin pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga triwulan II-2020 yang minus 5,51 persen.
”Kunci keluar dari resesi adalah meningkatkan konsumsi rumah tangga,” kata Febrio.
Untuk memutar kembali roda perekonomian, minat belanja masyarakat mesti kembali ditumbuhkan. Upaya meningkatkan minat belanja masyarakat tak bisa bertumpu pada upaya pemerintah. Inovasi kreatif mesti ditelurkan untuk meningkatkan geliat belanja, terutama kelas menengah dan atas.
External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya, Minggu, mengatakan, kunci menghadapi pandemi adalah beradaptasi dengan terus berinovasi dan berkolaborasi. Berbagai kampanye diskon yang digagas Tokopedia mendapat respons positif dari pembeli dan penjual.
Terbaru, Tokopedia menggelar kampanye diskon Waktu Indonesia Belanja (WIB) setiap tanggal 25 sampai akhir bulan. Masyarakat bisa mendapat berbagai produk berkualitas merek lokal ataupun internasional. WIB menawarkan diskon belanja hingga 90 persen, cashback, dan Kejar Diskon yang berlaku pada jam-jam tertentu.
”Lewat program Kejar Diskon, masyarakat bisa mendapat barang tertentu dengan harga lebih terjangkau, di bawah Rp 99.000. Tokopedia juga memberikan bebas ongkos kirim sepuasnya,” katanya.
Berbagai kampanye diskon yang digagas Tokopedia mendapat respons positif dari pembeli dan penjual.
Menurut Ekhel, kampanye diskon yang digelar platform e-dagang ini turut membantu pemulihan ekonomi Indonesia. Minat belanja bergeliat dan peluang bisnis terbuka tanpa harus keluar rumah. Berbagai Kampanye diskon belanja Tokopedia terbukti meningkatkan tren belanja pada masa pendemi Covid-19.
Transaksi untuk kategori olahraga meningkat hampir tiga kali lipat pada Agustus 2020 dibandingkan dengan periode sebelum pandemi. Bersepeda, yoga dan pilates, bermain sepatu roda dan skateboard, golf, serta tenis meja merupakan lima aktivitas olahraga yang paling digemari masyarakat selama pandemi.
Di sisi penjual, lanjut Ekhel, tren peningkatan terjadi pada masa pandemi. Sejauh ini tercatat lebih dari 9,2 juta penjual yang tergabung di Tokopedia. Jumlah itu meningkat lebih dari 2 juta penjual dibandingkan dengan awal 2020. Antusias berbelanja daring yang tinggi mesti ditangkap sebagai peluang beradaptasi selama dan pascapandemi.
Sebelumnya, CEO Blibli.com Kusumo Martanto mengemukakan, pandemi Covid-19 mengubah pola konsumsi penduduk Indonesia. Perubahan pola konsumsi terjadi hampir setiap bulan yang teridentifikasi dalam kantong pembelian di laman e-dagang. Pola konsumsi akan terus berubah mencari keseimbangan baru.
”Pelaku usaha e-dagang ikut berupaya menumbuhkan daya beli masyarakat. Berbagai fasilitas dan diskon diberikan untuk memantik hasrat belanja, terutama kelompok kelas menengah dan atas. Diskon diberikan dalam bentuk potongan harga, gratis ongkos kirim, atau kupon khusus," katanya.