Tak Hanya Menjaga Bisnis, BUMN Juga Geliatkan Ekonomi
Strategi dan inovasi digulirkan BUMN untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19. Strategi bisnis dan inovasi BUMN tersebut juga diharapkan menggerakkan ekonomi di tengah krisis.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah resesi ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19, peran badan usaha milik negara dibutuhkan untuk menggerakkan ekonomi nasional yang bakal masuk ke jurang resesi. Inovasi dan peluang bisnis digarap sebagai upaya menekan tingkat kerugian.
Pemerintah kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan III-2020 menjadi kisaran negatif 1 hingga negatif 2,9 persen. Oleh karena itu, Indonesia dipastikan masuk ke jurang resesi karena pertumbuhan ekonomi terjebak di zona negatif selama dua triwulan berturut-turut. Pada triwulan II-2020, perekonomian tumbuh minus 5,32 persen.
Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Febriyanto, Kamis (24/9/2020), mengatakan, sejumlah strategi tengah dilakukan BUMN Kluster Pangan untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tengah pandemi Covid-19. Saat ini, BUMN Kluster Pangan bermitra dengan 2.500 warung pangan dan menghubungkannya dengan pasar melalui aplikasi daring mitra warung pangan.
BUMN Kluster Pangan yang diketuai PT RNI ini berperan sebagai penampung (off taker) produk UMKM yang bergerak di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan untuk didistribusikan kepada mitra warung pangan. Di sisi lain, masyarakat yang mengunduh aplikasi mitra warung pangan dapat berbelanja secara daring ke warung pangan.
”Hingga akhir 2020, BUMN Kluster Pangan menargetkan 15.000 UMKM tergabung dalam konsep mitra warung pangan. Dari hulu, kami berperan sebagai penyerap produk pertanian UMKM. Di sisi hilir, masyarakat dimudahkan belanja secara daring lewat warung pangan,” kata Febriyanto.
BUMN Kluster Pangan bermitra dengan 2.500 warung pangan dan menghubungkannya dengan pasar melalui aplikasi daring mitra warung pangan.
BUMN Kluster Pangan terdiri atas delapan BUMN, yakni RNI, PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Pertani (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero), Perum Perikanan Indonesia, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT Berdikari (Persero), dan PT Bhanda Ghara Reksa Logistik. Pada akhir tahun ini, perusahaan-perusahaan berpelat merah itu ditargetkan menjadi holding pangan.
Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero) Iswandi Said mengatakan, di tengah lesunya bisnis perhotelan akibat pandemi, perusahaan tetap berupaya menjaga agar para karyawan tetap bekerja. Inovasi bisnis dan pemasaran pun dilakukan, di antaranya memaksimalkan media sosial untuk promosi diskon hotel serta layanan katering makanan dan minuman hingga ke rumah-rumah.
Layanan katering itu mendorong kreativitas kru hotel untuk menghasilkan aneka produk makanan dan minuman yang langsung diantar ke konsumen. ”Hotel kami tidak hanya menjual kamar. Kami tingkatkan pemasaran makanan dan minuman dengan katering keluar, yakni hotel-hotel dipacu bisa menjual produk yang bisa didistribusikan ke rumah-rumah serta bekerja sama dengan ojek daring,” katanya.
Hotel-hotel dipacu bisa menjual produk yang bisa didistribusikan ke rumah-rumah serta bekerja sama dengan ojek daring.
Selama pandemi Covid-19, tingkat okupansi hotel PT Hotel Indonesia Natour turun. Pada triwulan II-2020 tingkat okupansi hanya 26 persen dan pada triwulan III-2020 naik tipis menjadi 27,3 persen. Namun, tingkat okupasi pada triwulan III tersebut turun tajam dibandingkan dengan triwulan III-2019 yang mencapai 68,9 persen. Ini menyebabkan pendapatan hotel turun sebesar 65 persen pada triwulan II-2020 dan 70 persen pada triwulan III-2020.
Iswandi menambahkan, perusahaan juga beradaptasi dengan situasi pandemi Covid-19 dengan menyelenggarakan layanan pernikahan dan perayaan wisuda secara drive thru, di mana tamu undangan tidak perlu turun dari kendaraan. Konsep pernikahan tersebut sudah diterapkan pada jaringan hotel di Medan, Parapat, Yogyakarta, dan Bali.
Selain itu, perusahaannya juga menyediakan layanan di Wisma Atlet berupa persiapan ruangan, kebersihan, perlengkapan tidur, katering makanan dan minuman, hingga perlengkapan mandi pasien. ”Kami menyiapkan segala kebutuhan (pasien) di kamar untuk dua minggu selama melakukan isolasi mandiri di Wisma Atlet,” katanya.
Direktur Capital dan Management PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Syofvi Felienty Roekman menyatakan, PLN telah mendapat stimulus dari pemerintah senilai Rp 15,4 triliun yang ditujukan bagi 45 juta pelanggan terdampak Covid-19, mulai April hingga Desember 2020. Stimulus itu berupa listrik gratis untuk pelanggan 450 volt ampere (VA) dan subsidi tarif 50 persen bagi pelanggan 900 VA subsidi.
Untuk UMKM, stimulus berupa listrik gratis bagi pelanggan bisnis kecil dan industri kecil kapasitas 450 VA. Hingga saat ini, penyaluran stimulus pemakaian listrik untuk pelanggan kapasitas 450-900 VA berkisar Rp 1,2 triliun per bulan. Sementara stimulus untuk UMKM kurang dari Rp 1 miliar per bulan. ”Ini karena pelanggan UMKM tidak banyak,” kata Syofvi.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengemukakan, pandemi Covid-19 telah berdampak pada kesehatan dan ekonomi. Di sektor ekonomi, pihaknya telah merilis program pengembangan UMKM lewat pasar digital UMKM Indonesia. Dengan pasar digital itu, UMKM dapat ikut serta dalam proyek pengadaan di BUMN.
Ada delapan sektor atau kelompok kegiatan dalam pasar digital itu, yakni material konstruksi, jasa konstruksi dan renovasi, jasa ekspedisi dan pengepakan, jasa sewa peralatan mesin, sewa peralatan dan perawatan mesin, jasa periklanan, jasa katering dan makanan ringan, serta jasa persewaan furnitur. Selain itu, mendorong UMKM masuk ke pemasaran daring lewat kerja sama dengan laman pemasaran.