Strategi Bikin Toko Daring Menarik, dari Produk hingga Iklan
Pelaku usaha harus lebih cermat menarik orang lain agar dapat mengenal produk dan melakukan pembelian di toko daring yang dimilikinya.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
Pelaku usaha harus lebih cermat menarik orang lain agar dapat mengenal produk dan melakukan pembelian di toko daring yang dimilikinya. Strategi untuk menambah pelanggan, meningkatkan penjualan, pendapatan, dan keuntungan usaha bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Segenap ide untuk menarik konsumen dipaparkan dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Acer, Jumat (25/9/2020). Narasumber yang berbagi tips adalah Founder WeaReSEO Nur Anasta Rahmat, Senior Digital Marketing Strategist Tokopedia Jatmiko Adhi Ramadhan, dan CEO sekaligus Co-Founder Brodo Yukka Harlanda.
Jatmiko menyampaikan, pelaku usaha yang baru memulai berjualan harus terlebih dulu mengenal produk dan jenis bisnis yang akan dikembangkan, serta pasar yang akan disasar. Untuk memahami hal itu, pelaku usaha harus mampu berpikir seperti pelanggan.
”Contohnya, pada masa pandemi seperti ini, sepatu mungkin enggak banyak dicari, tetapi produk fashion, seperti piyama untuk tidur, justru lebih banyak dicari,” tuturnya.
Tidak berhenti pada apa yang sedang menjadi tren, penjual juga harus mengantisipasi penjualan pada masa yang akan datang dan memetakan perjalanan atau perilaku pelanggan. Misalnya, dengan membuat promo berupa diskon atau potongan ongkos kirim dan menyediakan stok lebih ketika ingin mengikuti pesta belanja yang diadakan di platform e-dagang.
Kemampuan membaca pasar dan perilakunya juga bisa dilanjutkan dengan membuat kanal pemasaran dan penjualan di berbagai platform daring. Tidak hanya di e-dagang, berbagai platform media sosial yang banyak diakses masyarakat saat ini juga harus bisa dimanfaatkan.
”Setelah itu, bangun branding agar dapat dipercaya. Gunakan foto asli, judul yang mudah dipahami dan dicari, deskripsi produk yang jelas, serta pastikan produk original. Bangun kepercayaan dengan membangun komunikasi yang baik kepada calon atau pelanggan,” lanjutnya.
Terakhir, ia menyarankan agar pemilik toko daring memasang iklan berbayar di media sosial atau mesin pencari (search engine marketing/SEM) agar produk yang dijual dapat terekspos ke lebih banyak orang.
Nur Anasta Rahmat juga menyarankan agar pemilik toko daring tetap memperhatikan optimalisasi mesin pencari atau search engine optimization (SEO). Hal ini menyangkut kesempatan produk dan toko daring yang dimiliki untuk muncul di halaman pertama mesin pencari sehingga bisa dilihat lebih banyak masyarakat.
Untuk mendapatkan kesempatan itu, produk tidak harus unik, tetapi juga bisa memuat banyak kata dalam deskripsi atau kata kunci yang banyak dicari, hingga banyak dibagikan di halaman web lainnya. SEO tidak hanya penting untuk memperluas pengenalan branding, tetapi juga konversi orang yang melihat produk atau toko daring menjadi pembeli hingga pelanggan.
”SEO penting karena 70-90 persen orang lebih tertarik dengan informasi produk yang organik, bukan iklan,” kata Nur yang menambahkan, baik pemanfaatan SEO maupun SEM akan lebih baik jika dapat dilakukan bersamaan.
Menjual nilai
Di samping kepentingan meraup untung, pelaku usaha juga harus mengutamakan nilai agar bisnis bisa berkelanjutan. Yukka Harlanda, yang memiliki usaha sepatu pria Brodo, mengatakan, menjaga keberlanjutan usaha penting dilakukan tidak hanya dalam bisnis konvensional, tetapi juga bisnis daring.
”Nilai seperti autentisitas penting, apalagi di era sosial media seperti ini. Kita harus bisa mengomunikasikan nilai produk kita kepada pembeli atau pelanggan kita,” katanya.
Bentuk komunikasi nilai usaha, menurut dia, tidak hanya dari kualitas produk, tetapi juga kemampuan untuk memberi hingga meningkatkan kepuasan layanan kepada pembeli.
”Misalnya, orang yang tertarik produk kita tanya lewat media sosial kita, lalu tanya lagi lewat e-mail, sampai tanya lewat media sosial lain karena enggak pernah ditanggapi. Kalau demikian, bagaimana kita bisa memastikan orang nyaman. Ini jadi tantangan kita sekarang,” tutur Yukka.