Banyak cara dilakukan industri untuk menghadapi resesi tahun ini, antara lain efisiensi kinerja. Industri juga meningkatkan layanan bagi pelanggan dan sistem pemasaran.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional triwulan III-2020 terkontraksi, yakni di kisaran minus 1 hingga minus 2,9 persen. Kondisi itu memastikan Indonesia masuk ke resesi setelah pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2020 minus 5,32 persen.
Pelaku usaha menyiasati kondisi resesi di tengah pandemi Covid-19. Pelaku industri sektor makanan dan minuman, misalnya, masih optimistis kondisi perekonomian pada triwulan III-2020 dan triwulan sesudahnya lebih baik.
Optimisme itu, antara lain, didasari kinerja industri makanan-minuman di posisi terendah pada triwulan II-2020. ”Saat itu, dengan pertumbuhan ekonomi yang minus 5,32 persen, industri makanan-minuman masih tumbuh positif 0,22 persen,” kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman, Rabu (23/9/2020).
Namun, meskipun optimistis kondisi ke depan lebih baik, pelaku industri makanan dan minuman tetap bersiap menghadapi resesi. Kesiapan itu, antara lain, berupa efisiensi di semua lini, termasuk mempercepat penerapan teknologi Revolusi Industri 4.0.
Kesiapan itu, antara lain, berupa efisiensi di semua lini, termasuk mempercepat penerapan teknologi Revolusi Industri 4.0.
Pelaku industri makanan dan minuman di Indonesia juga harus terus mencari alternatif inovasi produk. Selain itu juga mencari sistem pemasaran yang lebih murah serta terjangkau.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melalui siaran pers pada 22 September 2020 menyampaikan, pada awal peluncuran Making Indonesia 4.0 pada 2018, ada lima sektor prioritas, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia, serta elektronika.
Namun, belakangan Kemenperin menambah lagi dua sektor, yakni industri farmasi dan alat kesehatan. Sektor-sektor tersebut menerima permintaan tinggi di masa pandemi Covid-19.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) Naoya Takai mengatakan, dirinya ingin terus mencari cara terbaik bagi pelanggan.
”(Hal ini dilakukan) dengan terus membina komunikasi erat bersama pelanggan serta didukung karyawan energik dan penuh motivasi,” ujarnya melalui siaran pers, Rabu.