Untuk membantu meningkatkan omzet pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, Pemerintah Kota Surabaya memaksimalkan penjualan di sentra UKM. Lokasi itu menjadi pusat dagang produk pelaku UMKM Surabaya.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS —Untuk membantu meningkatkan omzet pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, Pemerintah Kota Surabaya memaksimalkan penjualan di sentra UKM. Lokasi itu menjadi pusat dagang produk pelaku UMKM Surabaya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayati, di Surabaya, Senin (21/9/2020), mengatakan, ada delapan lokasi sentra UKM yang masih buka dari 12 sentra UKM yang tersedia. ”Omzet sentra UKM dalam sehari berkisar Rp 100.000-Rp 800.000,” katanya.
Menurut dia, sentra UKM saat ini sangat penting untuk meningkatkan omzet pelaku UMKM. Sebab, mayoritas UMKM di Surabaya mengaku mengalami penurunan omzet akibat pandemi Covid-19. Penurunan rata-rata mencapai 50 persen dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Kami menjual produk dari 578 pelaku UMKM tanpa potongan biaya apa pun. (Wiwiek Widayati)
Oleh sebab itu, pihaknya akan memaksimalkan keberadaan sentra UKM untuk meningkatkan penjualan produk. Dengan adanya sentra UKM, berarti pelaku UMKM memiliki lebih banyak tempat penjualan. ”Kami menjual produk dari 578 pelaku UMKM tanpa potongan biaya apa pun,” ucap Wiwiek.
Menurut dia, omzet sentra UKM menurun hingga 80 persen pada awal pandemi. Namun, sejak tiga bulan terakhir, omzet mulai ada peningkatan meski belum mencapai nilai transaksi seperti normal. ”Kami harapkan UMKM bisa segera pulih, salah satunya dengan memastikan transaksi aman dari penularan,” katanya.
Permodalan
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya juga memberikan bantuan permodalan untuk pemulihan ekonomi kepada perempuan dan badan usaha milik desa. Untuk pemberdayaan usaha perempuan dianggarkan Rp 23,7 miliar dan untuk BUMDes Rp 5 miliar.
”Berupa bantuan modal usaha bagi kelompok perempuan melalui program Jatim Puspa (Pemberdayaan Usaha Perempuan) serta bantuan keuangan khusus BUMDes,” katanya.
Menurut Khofifah, program Jatim Puspa diharapkan mampu menciptakan perempuan yang bisa mandiri dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Dengan demikian, perempuan ikut andil dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid 19.
”Jatim Puspa ini bertujuan untuk mempercepat penurunan kemiskinan perdesaan dan meningkatkan keberdayaan sosial ekonomi rumah tangga miskin berbasis perempuan agar dapat keluar dari kemiskinan," ucapnya.
Program Jatim Puspa diprioritaskan pada 15 kabupaten yang menjadi kantong kemiskinan di Jatim sebagaimana rekomendasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Program Jatim Puspa memberikan stimulan modal usaha produktif senilai masing-masing Rp 2,5 juta kepada 7.981 keluarga penerima manfaat.