JAKARTA, KOMPAS — Kualitas modal manusia Indonesia belum membaik signifikan. Bahkan, modal manusia berisiko merosot akibat pandemi Covid-19. Kondisi modal manusia yang masih rendah dikhawatirkan menahan proses pemulihan ekonomi pascapandemi.
Indeks Modal Manusia (Human Capital Index/HCI) 2020 yang dirilis Bank Dunia menempatkan Indonesia di peringkat ke-96 dari 174 negara. Tahun 2018, Indonesia di peringkat ke-87 dari 157 negara. Skor Indonesia naik tipis dari 0,53 pada 2018 menjadi 0,54 pada 2020.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Modal Manusia
Indeks Modal Manusia mengukur kontribusi kesehatan dan pendidikan untuk melihat produktivitas generasi pekerja pada masa depan. Kendati skornya naik, posisi Indonesia masih di bawah negara-negara tetangga, seperti Singapura di peringkat ke-1, Vietnam ke-138, Malaysia ke-162, dan Thailand ke-163.
Penilaian skor Indeks Modal Manusia dihitung berdasarkan enam komponen. Secara umum, mayoritas skor komponen Indonesia pada 2020 naik dibandingkan dengan 2018.
Skor kemungkinan anak bertahan hidup sampai usia 5 tahun naik dari 0,97 menjadi 0,98. Adapun durasi waktu sekolah naik dari 12,3 menjadi 12,4. Sementara tingkat kelangsungan hidup orang dewasa naik dari 0,83 menjadi 0,85 dan anak balita tidak tengkes naik dari 0,66 menjadi 0,72.
Secara umum, mayoritas skor komponen Indonesia pada 2020 naik dibandingkan dengan 2018.
Namun, skor Indonesia turun pada dua komponen, yaitu skor tes yang diselaraskan dengan prestasi siswa internasional dari 403 menjadi 395 dan belajar yang disesuaikan tahun sekolah dari 7,9 menjadi 7,8.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio, yang dihubungi pada Minggu (20/9/2020), menuturkan, skor Indeks Modal Manusia Indonesia yang naik tipis, bahkan cenderung stagnan, mesti diwaspadai. Modal manusia yang rendah tak hanya berisiko menahan pemulihan ekonomi, tetapi juga upaya meraih keuntungan dari bonus demografi juga bisa tidak maksimal.
”Modal manusia yang rendah menjadi salah satu indikator daya saing masyarakat pada umumnya yang lemah,” ujar Andry.
Perbaikan modal manusia tetap harus dilakukan kendati dalam situasi pandemi. Paling tidak ada dua aspek perbaikan yang krusial, yaitu pemerataan akses pendidikan dan layanan kesehatan yang layak.
Baca juga: Pemulihan Ekonomi Nasional Bisa Terhambat
Andry berpendapat, modal manusia menentukan proses pemulihan ekonomi pascapandemi. Tenaga kerja adalah salah satu input produksi yang amat penting. Kualitas tenaga kerja tidak hanya dari sisi pendidikan, tetapi kesehatan juga akan memengaruhi produktivitas kinerja.
Di sisi lain, jurang ketimpangan berpotensi melebar akibat digitalisasi. Ketergantungan teknologi digital semakin tinggi pada masa pandemi. Sebagai contoh, hampir semua sekolah menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh. Sayangnya, siswa memiliki akses internet yang sama.
”Jangan sampai tenaga kerja Indonesia tidak menjadi tuan rumah di negara sendiri karena hal-hal mendasar,” ujarnya.
Ditahan pandemi
Analisis Bank Dunia menunjukkan, sebagian besar negara membuat kemajuan dalam pembangunan sumber daya manusia, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah. Namun, pandemi Covid-19 berisiko menahan kemajuan, bahkan menurunkan perbaikan sumber daya manusia.
Presiden Bank Dunia David Malpass, melalui siaran pers, menyampaikan, pandemi Covid-19 menyebabkan lebih dari 1 miliar anak putus sekolah dan bisa kehilangan setengah tahun sekolah. Kondisi ini harus ditangani dengan langkah-langkah perlindungan sosial yang disesuaikan dengan skala krisis Covid-19.
Pandemi Covid-19 menyebabkan lebih dari 1 miliar anak putus sekolah dan bisa kehilangan setengah tahun sekolah.
Secara terpisah, Kepala Badan Kebijakan Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyampaikan, Indeks Modal Manusia menggambarkan kondisi kesehatan dan pendidikan terkini. Komponen penghitung indeks terkait pengukuran produktivitas tenaga kerja pada masa depan, sejak dilahirkan, hingga dewasa.
”Kenaikan skor Indonesia membuktikan belanja negara untuk modal manusia sudah mulai terlihat,” ujar Febrio.
Kendati demikian, Indeks Modal Manusia 2020 belum memperhitungkan dampak Covid-19 terhadap modal manusia. Perhitungan komponen dilakukan mulai 2019 sampai dengan Maret 2020.
Febrio mengatakan, selain melalui alokasi anggaran wajib, pemerintah berkolaborasi dengan pihak swasta untuk mendorong adopsi teknologi digital dalam pendidikan vokasi. Kolaborasi mencakup perbaikan kurikulum pendidikan, meningkatkan kompetensi melalui pelatihan dan program magang, serta mendorong sertifikasi profesi.
Pandemi Covid-19 juga momentum untuk memperbaiki sektor kesehatan. Indonesia berupaya meningkatkan kualitas dan akses layanan kesehatan, memperkuat sistem jaminan kesehatan nasional, kompetensi tenaga kesehatan, serta pemenuhan gizi dan pengurangan tengkes.