IFRA Virtual Expo 2020 Resmi Dibuka, Tiga Menteri Mengapresiasi
Pameran waralaba, lisensi, dan konsep bisnis atau ”The 18th Indonesia Franchise, License and Business Concept Expo and Conference 2020” resmi dibuka secara virtual, Jumat (18/9/2020). Tiga menteri memberikan apresiasi.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pameran lisensi dan waralaba The 18th Indonesia Franchise, License and Business Concept Expo and Conference (IFRA) 2020 resmi dibuka secara virtual, Jumat (18/9/2020). Pameran virtual ini akan berlangsung hingga 20 September 2020 melalui IFRA Virtual Platform.
Tiga menteri memberi sambutan dan mengapresiasi IFRA Virtual Expo 2020 yang diselenggarakan Dyandra Promosindo dengan Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dan Asosiasi Lisensi Indonesia (Asensi) tersebut.
”Pemerintah mengapresiasi AFI, Asensi, dan Dyandra Promosindo karena tetap berkomitmen untuk menyelenggarakan The 18th Indonesia Franchise, License and Business Concept Expo and Conference 2020,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, di Jakarta, Jumat (18/9).
IFRA yang sejatinya diselenggarakan secara luar jaringan (luring/offline), tahun ini berganti menjadi pameran virtual dengan tetap mengutamakan kesehatan sebagai prioritas. Agus menyampaikan ucapan selamat kepada semua pihak yang berkontribusi mendukung penyelenggaran IFRA virtual.
”Kami berharap pameran ini dapat dijadikan momentum untuk kembali mendorong perdagangan dan perekonomian nasional,” kata Agus.
Kementerian Perdagangan mencatat, ada 81.000 lebih gerai di Indonesia yang menjalankan usahanya dengan menerapkan sistem waralaba ataupun potensial waralaba. Dua pertiga dari jumlah itu terkategori sebagai usaha mikro kecil.
”Jumlah ini merupakan potensi yang cukup menggembirakan untuk mendorong kembali pulihnya kegiatan usaha di sektor riil,” ujar Agus.
Dorongan, antara lain, ditempuh melalui peningkatan penyerapan produk dalam negeri dan memberikan banyak pilihan bagi pelaku usaha untuk berinvestasi di bisnis waralaba. Selain itu juga dengan mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi dengan ragam pilihan produk dan jasa yang ditawarkan oleh pelaku usaha waralaba.
Kementerian Perdagangan memfasilitasi 35 pelaku usaha waralaba untuk mengikuti IFRA Virtual Expo 2020. ”Diharapkan kesempatan ini dapat digunakan oleh pelaku usaha terpilih binaan Kementerian Perdagangan untuk mendapatkan investor potensial,” kata Agus.
Senada dengan hal itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menuturkan, pihaknya mengucapkan selamat atas terselenggaranya IFRA Virtual Expo 2020. ”Saya juga mengapresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh panitia yang telah berkomitmen melaksanakan acara ini pada masa kenormalan baru (adaptasi kebiasaan baru) melalui pemanfaatan teknologi,” katanya.
Wishnutama menyampaikan kebanggaannya kepada AFI, Asensi, dan para pengusaha lokal Indonesia, khususnya di industri pariwisata dan lisensi, yang tetap berpikir secara baik, kreatif, optimistis, serta giat menjalankan kegiatan usahanya.
”Teruslah berinovasi dan memanfaatkan peluang yang ada di masa pandemi agar mampu kembali bangkit dan membantu memulihkan perekonomian nasional,” katanya.
Kemenparekraf berkomitmen turut serta membantu pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif dalam masa pandemi dan setelah pandemi Covid-19. Bantuan semisal melalui program Bangga Buatan Indonesia, Beli Kreatif Lokal, serta dukungan lainnya.
Wishnutama mengharapkan penyelenggaraan IFRA Virtual Expo 2020 dapat menjadi wadah pelaku bisnis di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif dalam mengembangkan serta mempromosikan produk lokal. Hal ini akan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
”Untuk itu, saya mengajak masyarakat menyaksikan dan menjadi bagian dari pameran daring pertama industri lisensi dan waralaba di Indonesia dalam IFRA Virtual Expo 2020,” kata Wishnutama.
Menurut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, hadirnya IFRA 2020 yang digelar secara virtual menjadi tantangan sekaligus momentum menghadirkan inovasi. ”Sekaligus tetap menjaga esensi untuk memfasilitasi dan mengantarkan para UMKM, pelaku bisnis waralaba, dan lisensi agar dapat bersaing di pasar global,” kata Teten.
UMKM yang mengisi 99 persen populasi usaha dan menyerap 97 persen tenaga kerja di Indonesia dalam beberapa siklus krisis terakhir mampu hadir sebagai pahlawan ekonomi. UMKM mampu mencegah Indonesia agar tidak jatuh ke jurang krisis ekonomi berkepanjangan.
Meski pada pandemi Covid-19 banyak UMKM terkendala usahanya, mereka tetap memiliki potensi besar dalam memastikan akselerasi pemulihan ekonomi nasional. ”Namun, agar hal itu bisa terjadi, pelaku UMKM mutlak harus beradaptasi,” ujar Teten.
UMKM juga harus lincah berinovasi, hadir dalam ekosistem digital, berjejaring, berkolaborasi, dan berkonsolidasi. Semua upaya itu perlu dilakukan agar kegiatan usaha tetap berjalan dan dapat bersaing secara nasional ataupun global.
Di titik ini, menurut Teten, IFRA berperan penting dan diharapkan menjadi ajang menemukan pahlawan-pahlawan lokal ekonomi nasional. ”Atau entitas pelaku UMKM yang mampu hadir sebagai pengungkit dan menginspirasi, mengagregasi, dan mengonsolidasi proses bisnis,” ujarnya.
Demikian pula dalam memberdayakan pegawai dan UMKM sekitar agar memiliki merek kuat sehingga mampu menjadi penyerap produk pelaku usaha, produsen, atau perajin. Hal ini akan menghadirkan UMKM dalam rantai pasok sehingga berdaya saing di tingkat nasional dan global.
”Saya paham betul IFRA dihadiri oleh local heroes terbaik dari Indonesia. Dan, hal ini patut kita apresiasi dan dorong agar menghadirkan efek, gelombang, dampak berganda positif bagi ekonomi secara masif bagi Indonesia,” kata Teten.
Sejalan dengan itu, penguatan produk atau komoditas lokal merupakan salah satu fokus strategi kebijakan paling tepat dalam pemulihan ekonomi nasional. ”Bagi para calon wirausaha baru membeli waralaba dan lisensi pun merupakan salah satu alternatif konsep bisnis yang inovatif dan mudah untuk diadopsi oleh UMKM, khususnya yang terdampak pandemi ini,” tutur Teten.