Harga benih lobster untuk ekspor semakin tertekan. Sejumlah fenomena yang terjadi dinilai mengindikasikan mulai munculnya dampak negatif kebijakan ekspor benih lobster.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini / Karina Isna Irawan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga ekspor benih bening lobster ke Vietnam terus turun membuat sebagian eksportir terdesak. Sejumlah kasus dan fenomena yang terjadi dinilai mengindikasikan mulai munculnya dampak negatif kebijakan ekspor benih bening lobster.
Pada 14 September 2020, jutaan benih lobster yang akan diekspor ke Vietnam ditahan aparat Bea dan Cukai di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, karena terindikasi melanggar ketentuan ekspor. Menurut Ketua Dewan Penasihat Perkumpulan Budidaya dan Nelayan Lobster Indonesia Kris Budiharjo, benih yang dikemas dalam kotak-kotak styrofoam itu dikirim oleh 14 perusahaan eksportir. Namun, kotak ditahan dan dibongkar karena diduga melanggar ketentuan.
Kris menambahkan, pihaknya menghormati proses pemeriksaan oleh aparat Bea dan Cukai. Namun, kematian massal benih bening lobster disayangkan dalam pemeriksaan tersebut. Pihaknya berharap ada prosedur pemeriksaan yang jelas dan koordinasi lintas instansi untuk mencegah kematian massal benih siap ekspor.
”Ini kematian benih bening lobster terbesar dalam sejarah ekspor benih. Kita seharusnya bisa mendapatkan devisa, tetapi benih malah mati. Seandainya pemeriksaan dilakukan dengan prosedur yang tepat, kematian massal benih lobster siap kirim tak perlu terjadi,” katanya, Kamis (17/9/2020).
Tata niaga ekspor benih lobster selama ini dinilai karut-marut. Menurut Kris, sejak Kementerian Kelautan dan Perikanan menggulirkan kebijakan ekspor benih bening lobster pada Mei 2020, pengaturan ekspor dinilai membingungkan.
Persaingan bisnis antar-eksportir cenderung tidak sehat karena berebut memasok benih lobster ke Vietnam. Dampaknya, harga jual benih bening lobster asal Indonesia justru tertekan. ”Sebagai pemasok benih, Indonesia seharusnya bisa mengatur harga, tetapi harga benih kita justru ditekan Vietnam,” katanya.
Harga jual benih lobster di tingkat nelayan anjlok dalam tiga hari terakhir. Situasi ini dianggap sebagai dampak tertahannya ekspor sebagian benih. Per Kamis (17/9), harga benih bening lobster jenis pasir Rp 3.000 per ekor, padahal semula Rp 7.000-Rp 8.000 per ekor di tingkat nelayan.
Di sisi lain, benih hasil tangkapan nelayan sulit diharapkan bisa terserap sepenuhnya oleh pembudidaya lobster di dalam negeri. Itu karena jumlah keramba jaring apung untuk budidaya lobster masih sangat minim.
Harga benih lobster untuk ekspor pun terus turun. Sebagai ilustrasi, harga jual ekspor benih lobster jenis pasir yang semula Rp 28.000 per ekor kini Rp 12.500 per ekor. Di tingkat nelayan, harganya malah hanya berkisar Rp 9.000-Rp 9.500 per ekor.
Tarif kargo
Sementara itu, tarif kargo sebesar Rp 1.800 per ekor benih dinilai memberatkan eksportir sebab biasanya tarif kargo ditetapkan per kilogram. Menurut Kris, eksportir benih terimpit biaya sehingga memaksakan isi kargo. ”Perusahaan kemungkinan mencari jalan untuk bisa bernapas karena persaingan bisnis tidak sehat,” katanya.
Pihaknya berharap pemerintah membenahi tata niaga ekspor benih lobster. Harapannya, nelayan tidak justru menjadi pihak yang dirugikan dan pasar ekspor benih tidak dikendalikan oleh negara tujuan. Di sisi lain, Indonesia harus menyadari potensi benih yang dimiliki dan mengatur strategi ekspor.
”(Situasi) Ini jadi pembelajaran buat semua. Harus ada standar harga yang jelas yang diepakati dan dijalankan bersama,” katanya.
Sementara itu, sampai dengan Kamis (17/9) malam, pihak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan belum bersedia memberikan keterangan resmi terkait dengan temuan pelanggaran ekspor benih bening lobster tersebut. Kepala Subdirektorat Jenderal Humas Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Haryo Limansetyo, melalui pesan singkat, mengatakan bahwa keterangan resmi, menurut rencana, akan disampaikan ke media pada Jumat (18/9).
Secara terpisah, Abdullah, pembudidaya lobster di Telong Elong, Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, mengungkapkan, tawaran benih lobster ke pembudidaya mulai marak beberapa hari terakhir. Maraknya tawaran benih itu diduga karena banyak benih lobster yang gagal ekspor setelah melalui pemeriksaan aparat Bea dan Cukai.
Dampaknya, harga benih pun turun. Di wilayahnya, harga benih lobster jenis pasir turun dari Rp 7.000-Rp 9.000 per ekor menjadi Rp 4.200-Rp 7.000 per ekor. Adapun harga benih lobster jenis mutiara turun dari Rp 20.000-Rp 25.000 per ekor menjadi Rp 19.000-Rp 20.000 per ekor.
Menurut Abdullah, merosotnya harga benih membantu pembudidaya untuk bisa segera memulai tebar. Sebelumnya, musim tebar benih untuk memproduksi lobster yang seharusnya dimulai bulan Agustus tertunda karena pembudidaya sulit mendapatkan benih atau harga benih tinggi.
Sebelum diekspor besar-besaran beberapa bulan lalu, benih lobster jenis pasir masih bisa dibeli dengan harga Rp 1.500-Rp 3.000 per ekor, sedangkan benih jenis mutiara Rp 10.000-Rp 15.000 per ekor. ”Kami berharap harga benih bisa kembali ke harga normal agar budidaya lobster bisa kembali bergerak,” kata Abdullah.