Pandemi Covid-19 membuat banyak masyarakat lebih memilih bertransaksi secara aman dan nyaman serta meminimalisasi sentuhan.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menargetkan penerbitan 400.000 kartu kredit nirkontak tahun ini. Target ini dinilai realistis karena pembayaran nirkontak menjadi metode pembayaran yang cukup populer pada masa pandemi Covid-19.
Senior Vice President Credit Card Group Bank Mandiri Lila Noya mengatakan, pandemi Covid-19 telah memicu pergeseran perilaku konsumen. Menurut dia, kebersihan, keamanan, dan kepraktisan menjadi tiga faktor yang dicari konsumen dalam melakukan transaksi pembayaran.
”Pergeseran perilaku ini turut mengakselerasi inovasi pada industri pembayaran. Konsumen kini cenderung memilih membayar di toko dengan meminimalkan kontak fisik,” ujarnya secara virtual, Kamis (17/9/2020).
Pergeseran perilaku ini turut mengakselerasi inovasi pada industri pembayaran. Konsumen kini cenderung memilih membayar di toko dengan meminimalkan kontak fisik.
Menurut Lila, Bank Mandiri menyadari perubahan pola transaksi dan kebutuhan konsumen, khususnya pada masa pandemi ini, yang mendorong industri perbankan untuk berinovasi guna mewujudkan transaksi perbankan dan sistem pembayaran yang lebih aman dan praktis.
Melalui kemitraan dengan PT Visa Worldwide Indonesia, Bank Mandiri telah menerbitkan Kartu Mandiri Visa dengan teknologi nirkontak. Para pemegang kartu ini hanya perlu menempelkan kartu mereka di mesin EDC kasir untuk transaksi hingga Rp 1 juta tanpa perlu otentikasi PIN.
”Beragam kartu Mandiri Visa contactless juga menawarkan level keamanan tertinggi yang diberikan oleh kartu berbasis cip EMV. Setiap transaksi juga dilengkapi dengan kode sekali pakai sehingga melindungi informasi pembayaran yang sensitif,” ujar Lila.
Saat ini, kartu berlogo Visa yang diterbitkan Bank Mandiri telah mencapai 1,2 juta kartu dan semua tipenya telah dilengkapi teknologi nirkontak.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman menyampaikan, kebiasaan nontunai terbentuk secara cepat dan diperkirakan tetap diminati pada era serba digital seperti saat ini. Berdasarkan studi terbaru yang dilakukan Visa Indonesia, sebanyak 62 persen konsumen Indonesia memilih membayar menggunakan kartu kredit, kartu debit, dan aplikasi mobile, dibandingkan dengan uang tunai.
”Adanya pandemi membuat konsumen menjadi lebih terbiasa dengan perdagangan yang serba digital dan menggunakan pembayaran nirkontak untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Riko.
Transaksi Visa nirkontak tumbuh lebih dari 700 persen pada periode awal 2018 hingga akhir 2019 seiring peningkatan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap metode pembayaran nontunai yang cepat, aman, dan praktis. Pada periode tersebut, jumlah kartu kredit dan debit Visa nirkontak yang beredar di pasar Indonesia meningkat sekitar 500 persen.
”Solidnya pertumbuhan merchant yang mengadopsi teknologi nirkontak di Indonesia seiring faktor efisiensi, kelancaran, dan keamanan. Hal ini menjadikan pengalaman proses pembayaran nirkontak semakin diminati konsumen,” ujarnya.