Sektor ekonomi kreatif berkontribusi 7,28 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Sektor ini utamanya digerakkan oleh pelaku UMKM yang jumlahnya saat ini terdata lebih dari 61 juta.
Oleh
Agnes Theodora
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Upaya mendorong digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM tidak cukup melalui bantuan pembiayaan saja. Penyediaan ekosistem yang memudahkan masyarakat menjelajahi dan membeli produk UMKM juga harus diperbanyak, selayaknya berbelanja produk lain di dunia maya.
Survei Badan Pusat Statistik pada 10-26 Juli 2020 terhadap 34.558 pelaku usaha mikro kecil (UMK) menunjukkan bahwa kesadaran pelaku UMKM untuk bertransformasi sudah tinggi. Sebanyak 83 persen pelaku usaha mikro kecil mengubah strategi pemasaran secara daring. Namun, mereka butuh dukungan berupa akses pasar.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, Rabu (16/9/2020), mengatakan, pemerintah tengah menggenjot beragam bantuan pembiayaan kepada pelaku UMKM, baik melalui kemudahan kredit maupun transfer tunai. Namun, aspek krusial lainnya adalah mendorong permintaan dan penyerapan produk UMKM.
”Harus diakui ini tantangan terbesar karena sedang terjadi penurunan permintaan yang drastis,” katanya dalam acara peluncuran program aktivasi Bangga Buatan Indonesia ”Pernak-pernik Unik” yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan di Jakarta secara daring.
Pemerintah tengah menggenjot beragam bantuan pembiayaan ke pelaku UMKM, baik melalui kemudahan kredit maupun transfer tunai. Namun, aspek krusial lainnya adalah mendorong permintaan dan penyerapan produk UMKM.
Menurut Teten, pemerintah akan memilah UMKM yang masih bisa bertahan dan tidak. Yang tidak bisa bertahan akan ditopang dengan program bantuan sosial, sedangkan yang bisa bertahan akan dibina dan didorong untuk bertransformasi.
Teten juga menuturkan, pengembangan UMKM di sektor ekonomi kreatif menjanjikan karena bahan dasar membuat pernak-pernik melimpah di dalam negeri. Meski demikian, perlu ada riset serta peningkatan kualitas pengolahan dan pemasaran agar produk UMKM kreatif bisa merambah sampai ke pasar luar negeri.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengemukakan, Indonesia berada di urutan ketiga dunia dengan kontribusi ekonomi kreatif terbesar terhadap struktur pertumbuhan ekonomi.
Sektor ekonomi kreatif berkontribusi 7,28 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Sektor ini utamanya digerakkan oleh pelaku UMKM yang berjumlah lebih dari 61 juta unit.
Sejak gerakan Bangga Buatan Indonesia diluncurkan pada 14 Mei 2020, sudah ada 1,9 juta UMKM kreatif yang terdigitalisasi dari target awal 2 juta UMKM. Luhut meyakini, jumlah itu bisa bertambah hingga 3 juta UMKM pada akhir 2020.
”Kita bisa mencapai 150 persen dari target awal. Kuncinya pada kolaborasi dan sinergi untuk menghasilkan produk unik bernilai tambah dengan berbasis teknologi dan riset,” kata Luhut.
Sejak gerakan Bangga Buatan Indonesia diluncurkan pada 14 Mei 2020, sudah ada 1,9 juta UMKM kreatif yang terdigitalisasi dari target awal 2 juta UMKM. Jumlah itu bisa bertambah hingga 3 juta UMKM pada akhir 2020.
Pemerintah lewat Kementerian Perdagangan mengembangkan gerakan Bangga Buatan Indonesia dengan meluncurkan portal pameran virtual produk UMKM di sektor ekonomi kreatif. Lewat portal ini, pengunjung bisa menjelajah gerai-gerai UMKM secara virtual seolah sedang hadir dan berbelanja secara langsung.
Lewat portal virtual Bangga Buatan Indonesia, beragam produk kreatif dijajakan, antara lain aksesori unik pria dan wanita, mainan anak, dekorasi interior dan eksterior, serta souvenir dan buah tangan unik karya UMKM Indonesia.
Untuk memudahkan proses transaksi, tautan pada portal itu langsung terhubung dengan toko virtual di platform e-dagang dan platform media sosial tempat UMKM menjual produknya.
Selain melalui gawai, portal ini juga bisa diakses melalui Gerobak Dagang Digital yang tersebar di berbagai tempat umum, seperti bandara, pusat perbelanjaan, atau hotel. Dengan tampilan seperti gerobak pedagang kaki lima pada umumnya, masyarakat bisa mengakses portal Bangga Buatan Indonesia dan berbelanja.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, potensi tingkat konsumsi dalam negeri dan luar negeri begitu besar terhadap produk ekonomi kreatif. Di dalam negeri, gerakan kampanye bangga membeli produk dalam negeri diharapkan bisa menggerakkan ekonomi rakyat dan menyelamatkan Indonesia dari resesi panjang.
Untuk pemasaran luar negeri, Kemendag akan membantu dengan mengerahkan atase perdagangan perwakilan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di luar negeri. ”Semua kembali lagi ke peran masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mendorong belanja produk buatan kita sendiri sebagai wujud kecintaan dan kepedulian,” katanya.