Pemerintah Kota Surabaya akan menyiapkan aturan baru yang lebih ketat. Aturan baru akan mengatur soal sanksi pelanggar protokol kesehatan dan kewajiban tes usap bagi pendatang.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19, Pemerintah Kota Surabaya akan menyiapkan aturan baru yang lebih ketat. Aturan akan mengatur soal sanksi pelanggar protokol kesehatan dan kewajiban tes usap bagi pendatang.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Kamis (10/9/2020), mengatakan, pengetatan aturan itu dilakukan terutama untuk mencegah penularan yang berasal dari pendatang. Salah satu caranya ialah memastikan semua pendatang tidak dalam kondisi terpapar Covid-19 yang dibuktikan dengan hasil tes usap.
”Untuk tes usap bagi pendatang ber-KTP Surabaya, kami gratiskan, sedangkan dari luar Surabaya masih kami diskusikan agar mereka bisa mengakses tes usap dengan mudah dan murah,” ujarnya.
Risma mengatakan, pihaknya memiliki reagen yang mencukupi untuk tes bagi pendatang. Harga beli satu reagen sekitar Rp 500.000 sehingga dinilai lebih murah dibandingkan tes di rumah sakit yang harganya lebih dari Rp 1 juta. Hasil tes pun bisa segera diketahui karena Surabaya memiliki laboratorium sendiri. ”Tes usap terutama bagi pendatang yang menginap di Surabaya,” katanya.
Menurut General Manager Santika Hotel Indonesia Regional Jawa Timur Agus Triyono, selama masa pandemi, seluruh tamu hotel wajib menunjukkan hasil tes cepat atau swab. Bahkan ada tamu dengan sukarela menunjukkan surat pernyataan atau disclaimer bahwa dirinya bebas virus korona.
”Selama pandemi, penerimaan tamu di hotel sangat ketat, bahkan selama berada di hotel pun semua aktivitas dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan, termasuk sarapan di kamar,” ujarnya.
Selain menyoal kewajiban tes usap, lanjut Risma, aturan baru itu akan mengatur sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan. Aturan yang berlaku saat ini ialah sanksi sosial dan penahanan KTP dinilai kurang memberikan efek jera karena masih ditemukan pelanggar protokol kesehatan.
Untuk tes usap pendatang ber-KTP Surabaya, kami gratiskan, sedangkan dari luar Surabaya masih kami diskusikan agar mereka bisa mengakses tes usap dengan mudah dan murah.
Dalam operasi protokol kesehatan yang dilakukan tim gabungan Pemkot Surabaya, Polri, dan TNI pada Senin-Rabu (7-9/9/2020), misalnya, ditemukan 86 pelanggaran. Sebanyak 83 pelanggaran berupa tidak mengenakan masker dan 3 pelanggaran tidak menjaga jarak fisik.
Padahal, setiap hari, termasuk saat akhir pekan, Risma dan jajaran Pemkot Surabaya telah menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan dan membagikan masker. Sukarelawan juga telah bergerak setiap hari di kampung-kampung.
Bisa dikendalikan
Dengan pengetatan aturan itu, Risma berharap kasus Covid-19 di Surabaya bisa segera dikendalikan. Kasus saat ini dinilai cenderung menurun dengan penambahan kasus kurang dari 100 orang per hari dan pasien sembuh yang selalu lebih tinggi dibandingkan dengan kasus baru.
Data hingga Kamis menunjukkan, kasus kumulatif di Surabaya sebanyak 12.927 orang. Sebanyak 10.623 orang sembuh, 976 orang meninggal, dan 1.328 orang masih dirawat. Tempat tidur di rumah sakit pun sekitar 50 persen di antaranya atau 900 tempat tidur sudah kosong.
Sukarelawan pendamping Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, hingga hari ini, terus melakukan pengecekan pelaksanaan protokol kesehatan di tingkat rukun tetangga (RT). Seperti Kamis pagi, di wilayah RT 004 RW 003 Kelurahan Gunung Anyar Tambak, sukarelawan keluar masuk seluruh gang sambil terus melakukan pengecekan sarana pendukung protokol kesehatan, baik di rumah warga maupun di ruang publik di RT tersebut.
Melalui pelantang suara, sukarelawan terus-menerus menekankan agar warga selalu patuh terhadap aturan, antara lain, wajib pakai masker di luar rumah, jaga jarak, dan sering mencuci tangan pakai sabun.
Kegiatan serupa juga dilakukan sukarelawan yang dipimpin Agus Harianto dari RS Sakit Terapung Kstaria Airlangga Agus Harianto di sekitar Pelabuhan Kalimas Surabaya. ”Selain terus mengajak agar semua orang yang beraktivitas di sekitar pelabuhan rakyat itu agar selalu menerapkan protokol kesehatan, kami juga membagikan masker,” kata Agus Harianto.