Sri Mulyani: Tulisan Pak JO Jadi Perbincangan Keluarga
Tulisan editorial ”Kompas” yang beliau tulis menjadi salah satu bacaan favorit yang menunjukkan pemihakan pada prinsip-prinsip kebijakan publik yang baik.
Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
·2 menit baca
Bagi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Pak JO atau Jakob Oetama adalah sosok yang identik dengan Kompas. Tulisan editorial Kompas yang beliau tulis menjadi salah satu bacaan favorit yang menunjukkan pemihakan pada prinsip-prinsip kebijakan publik yang baik. Suara pemihakan itu sangat penting pada era Orde Baru yang sarat akan dominasi kekuasaan.
”Pak Jakob Oetama dan PK Ojong identik dengan Kompas yang sejak dulu saya kenal sebagai surat kabar harian yang mengisi dan menjadi bahan utama pembicaraan dalam keluarga kami,” ujar Sri Mulyani melalui pesan singkat.
Perkenalan dengan Jakob Oetama dimulai ketika Sri Mulyani menjadi pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sri Mulyani yang kerap memberikan komentar dan tulisan mengenai kebijakan ekonomi diundang untuk berdiskusi atau sebagai panelis ke harian Kompas. Pak Jakob memiliki perhatian dan ketertarikan mengenai kebijakan dan isu ekonomi.
”Beliau sangat menghargai pentingnya konsistensi kebijakan teknokratik yang tidak selalu mudah dalam lingkungan politik yang selalu dinamis,” kata Sri Mulyani.
Beliau sangat menghargai pentingnya konsistensi kebijakan teknokratik yang tidak selalu mudah dalam lingkungan politik yang selalu dinamis.
Jakob Oetama (88) tutup usia pada Rabu (9/9/2020) di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sebelumnya, Jakob Oetama dirawat di rumah sakit tersebut sejak 22 Agustus 2020.
Baik Jakob Oetama maupun PK Ojong memiliki kecintaan dalam hal kemanusiaan, pendidikan, dan kesejarahan yang pada gilirannya memberikan warna yang khas dalam kultur korporat harian Kompas.
Kolom yang ditulis Jakob Oetama dan PK Ojong sarat dengan semangat menghibur yang nestapa dan mengingatkan yang mapan. Bingkai kesejarahan mengingatkan akan masa lalu sekaligus memberi proyeksi tentang masa depan. Semangat pencerahan sebagai pendidik yang menjadi latar belakang Ojong dan Jakob juga turut memberi warna khas dalam ragam tulisan Kompas.
Nilai sosialisme fabian dan humanisme transendental yang menjadi semangat kesetaraan dan berserah diri terhadap penyelenggaraan Ilahi ini menjadi warna kelangsungan hidup redaksi dan produk koran Kompas dari masa awal kelahiran hingga kini (Kompas, 9/9/2020).