Sejumlah BUMN membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah binaannya mengakses pasar dan menguatkan permodalan di tengah tekanan situasi akibat pandemi Covid-19. Pemulihan sektor ini dinilai sangat krusial.
Oleh
M Paschalia Judith J
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah badan usaha milik negara membantu usaha mikro, kecil, dan menengah binaannya mengakses pasar dan menguatkan permodalannya. Pandemi Covid-19 dinilai telah menekan gerak roda sektor yang menopang perekonomian nasional tersebut.
Tak hanya di pasar domestik, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, perseroan membuka akses ke pasar global melalui pameran virtual yang menampilkan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan di tengah pandemi Covid-19.
”Berdasarkan survei kami, pendapatan dari 57 persen UMKM binaan kami menurun. Melalui pameran virtual ini kami ingin memperluas jaringan dan jangkauan pemasaran sehingga UMKM dapat menjadi motor penggerak perekonomian,” ujarnya saat telekonferensi pers, Selasa (8/9/2020).
Pameran UMKM virtual itu bernama Pertamina SMEXPO 2020 dan diselenggarakan pada 9-11 September 2020. Konsumen yang ingin berkunjung dapat mengunjungi laman http://www.pertaminasmexpo.com. Pembelian, transaksi, dan pemilihan jasa pengiriman barang juga melalui laman tersebut.
Dalam rangka memfasilitasi pembeli internasional, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina (Persero) Tajudin Noor menyatakan, perusahaan telah menyiapkan laman berbahasa Inggris. Perseroan juga telah menyediakan layanan penerjemah untuk memperlancar komunikasi dan transaksi antara pelaku UMKM dan calon pembeli.
Apabila tercapai kesepakatan transaksi dengan pembeli internasional, Pertamina sudah menyiapkan agen dan badan yang dapat membantu UMKM binaan dalam memenuhi kelengkapan dokumen dan perizinan agar bisa mengekspor produknya. Dia menambahkan, produk berbahan baku herbal dari Indonesia dapat menjadi magnet bagi konsumen global yang datang ke pameran virtual.
Pameran virtual ini akan menampilkan 1.226 produk dari 100 UMKM binaan di sektor mode, makanan dan minuman, kerajinan, agrobisnis, dan furnitur. Pameran virtual ini ditargetkan mendapatkan 10.000 pengunjung dan total transaksi sekitar Rp 7,5 miliar.
Sepanjang Januari 2020 hingga awal September 2020, Tajudin menyebutkan, terdapat 1.141 mitra binaan baru. Hingga akhir 2020, jumlahnya diharapkan bisa mencapai 8.000 UMKM. Adapun target penyaluran bantuan perusahaan untuk UMKM binaan sepanjang 2020 berkisar Rp 580 miliar.
Salurkan modal
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Fintek Karya Nusantara, dan Telkomsel bekerja sama membantu UMKM dalam menyalurkan kredit mikro untuk modal operasional. UMKM tersebut merupakan binaan Telkomsel yang berjualan pulsa.
Menurut Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Hery Gunadi, kolaborasi ini penting untuk menguatkan langkah perusahaan dalam menerapkan sistem perbankan terbuka atau open baking yang membuka peluang kerja sama dengan perusahaan teknologi, termasuk teknologi finansial.
”Apalagi, pandemi Covid-19 juga membuat nasabah sulit datang ke kantor cabang. Oleh sebab itu, inovasi teknologi dibutuhkan. Kolaborasi ini juga dapat membantu UMKM agar lebih menggeliat dan memperoleh omzet yang lebih tinggi,” tuturnya.
Dia menyebutkan, jumlah UMKM binaan Telkomsel saat ini berkisar 500.000 pelaku usaha. Sebanyak 150.000 pelaku usaha di antaranya tergolong aktif bertransaksi. Pada tahap awal, kolaborasi ini menyasar 50.000 pelaku UMKM dengan nilai kredit sekitar Rp 2 juta-Rp 5 juta.
UMKM binaan Telkomsel dapat mengakses bantuan melalui aplikasi DigiPos. Dalam pengajuan permohonan modal, pelaku usaha cukup menyiapkan kartu tanda penduduk. Aplikasi DigiPos terhubung dengan sistem Bank Mandiri sehingga keputusan pemberian pinjaman akan muncul dalam waktu sekitar 24 jam. Nantinya, pinjaman itu akan dimasukkan dalam saldo LinkAja di akun pelaku UMKM untuk berjualan pulsa.
Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Mandiri (Persero) Donsuwan Simatupang menambahkan, pengembalian pinjaman kredit tersebut juga melalui LinkAja. Selain itu, UMKM binaan Telkomsel juga berkesempatan menjadi agen Bank Mandiri sehingga memperoleh sumber pendapatan lain.
Dalam penyaluran pinjaman, potensi kredit macet dinilai kecil. ”Pemberian kredit berbasis nilai transaksi lebih aman dibandingkan dengan yang memakai agunan. Kerja sama ini membuat kita dapat meninjau big data transaksi UMKM binaan Telkomsel beserta omzetnya dalam skala waktu bulanan, mingguan, dan harian. Data ini pula yang menjadi dasar penilaian (assesment) pemberian kredit,” katanya.
Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro berpendapat, kolaborasi ini diharapkan memudahkan para pelaku UMKM dalam melanjutkan aktivitas ekonomi di tengah situasi yang penuh tantangan akibat pandemi Covid-19. Penyaluran pinjaman ini dirancang agar pelaku UMKM binaan Telkomsel dapat mengelola keuangan secara lebih baik sehingga mereka mampu mengembangkan usahanya lebih jauh lagi. Kredit usaha mikro yang disalurkan dapat dimanfaatkan sebagai modal kerja untuk membeli stok pulsa dan paket data Telkomsel.