logo Kompas.id
EkonomiHarga Garam Masih Hancur
Iklan

Harga Garam Masih Hancur

Petambak garam membiarkan sebagian lahannya tak tergarap karena harga garam yang terus merosot. Produksi garam yang berkurang pada tahun ini belum bisa mengerek harga garam.

Oleh
BM Lukita Grahadyarini
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/-BFWeZ5mOy70YdiVt8OT7G_sleM=/1024x1486/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F10990767-c1c1-4c3a-a7fe-a82f3820633f_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Ladang garam prisma milik Arifin Jami’an dilihat dari udara di Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Jumat (3/7/2020). Pengolahan garam dengan metode rumah prisma tersebut memungkinkan Arifin panen sepanjang tahun. Garam hasil olahannya dijual Rp 900 per kilogram.

JAKARTA, KOMPAS — Panen raya garam pada tahun ini yang mestinya dimulai sejak akhir Juni mundur menjadi pada awal September. Selain itu, panen raya terjadi di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Akibatnya, PT Garam mengoreksi target produksi, dari 440.000 ton menjadi 340.000-350.000 ton. Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merevisi target produksi garam dari 2,5 juta ton menjadi 1,5 juta ton.

Editor:
dewiindriastuti
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000