Tingkat kepatuhan warga Kota Surabaya terhadap protokol kesehatan semakin meningkat. Kendati demikian, relawan masih terus memantau pelaksanaan protokol kesehatan di perkampungan.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Tingkat kepatuhan warga Kota Surabaya terhadap protokol kesehatan semakin meningkat. Kendati demikian, relawan masih terus memantau pelaksanaan protokol kesehatan di perkampungan.
Aksi menyosialisasikan agar warga tidak mengabaikan protokol kesehatan juga terus dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini hingga ke perkampungan. Pada akir pekan, jadwal utama Risma adalah membagikan masker sekaligus sosialisasi protokol kesehatan dengan menggunakan sepeda motor listrik, seperti yang dilakukan pada Minggu (5/9/2020).
Ayo, maskernya tolong dipakai, masih banyak yang sakit. Tolong jangan ditambah lagi yang sakit.
Tujuan utama kegiatan tersebut bukan sekadar membagikan masker, melainkan juga lebih pada agar warga Surabaya peduli dan saling melindungi dengan mematuhi protokol kesehatan di kala pandemi meski angka kesembuhan di kota Surabaya terus meningkat.
Tiap akhir pekan, Risma membagikan masker dan mengingatkan warga terhadap protokol kesehatan adalah salah satu agenda rutin di minggu pagi. Hari ini Risma membagikan masker dengan cara sunday morning ride (sunmori) atau berkeliling bersama jajarannya menggunakan motor ke wilayah Surabaya utara.
Beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Kota Surabaya tampak mengikuti di belakang Wali Kota Risma menggunakan motor. Mereka terlihat telah sigap dengan membawa bungkusan masker yang akan dibagikan kepada warga.
Rute yang ditempuh hari ini dimulai dari rumah dinas wali kota, Jalan Sedap Malam, mengarah ke Jalan Kusuma Bangsa, Jalan Ngaglik, Jalan Kapas Krampung, dan menuju Jalan Kedung Cowek Surabaya arah Jembatan Suramadu.
Dengan dibonceng menggunakan motor listrik, di sepanjang jalan Wali Kota Risma terus mengingatkan warga agar disiplin memakai masker menggunakan pengeras suara. ”Ayo maskernya tolong dipakai, masih banyak yang sakit. Tolong jangan ditambah lagi yang sakit,” katanya melalui pelantang suara.
Kemudian, rombongan melintas di kawasan permukiman Jalan Pogot, Jalan Tanah Merah, menuju ke Jalan Tambak Wedi hingga tembus di bawah Jembatan Suramadu. Melihat rombongan Wali Kota Risma melintas, beberapa warga yang berada di sepanjang jalan pun terlihat berebut meminta masker kepada petugas. Dengan sigapnya, petugas langsung membagikan masker satu per satu kepada warga.
Selain itu, para pedagang di sepanjang jalan juga tak luput diberi masker oleh petugas. Bahkan, beberapa pengendara motor yang melintas tak memakai masker langsung dihentikan oleh petugas. Mereka pun ditegur dan selanjutnya diberi masker. ”Ayo, langsung dipakai maskernya,” ujar Risma.
Selanjutnya rombongan ini menuju kawasan Jalan Nambangan, Taman Suroboyo, hingga ke wilayah perkampungan nelayan Kenjeran. Tak henti-hentinya di sepanjang jalan Risma terus mengingatkan warga agar disiplin memakai masker menggunakan pengeras suara. ”Tolong pakai maskernya, nanti sakit,” katanya.
Sampai hari ini, Pemkot Surabaya bersama TNI dan Polri terus melakukan pengawasan dan penertiban terkait Inpres (Instruksi Presiden) Nomor 6 tahun 2020 di seluruh wilayah Surabaya.
Inpres tersebut terkait dengan Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Titik yang menjadi sasaran antara lain warung dan kafe serta tempat kerumunan lain.
Relawan aktif
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Irvan Widyanto menuturkan, setiap hari, tim relawan memantau pelaksanaan protokol kesehatan di perkampungan melalui program Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.
Relawan dari mahasiswa mendampingi tim gugus tugas untuk memastikan warganya disiplin mematuhi protokol kesehatan. Ada lima hal yang menjadi perhatian, yakni pemantauan pengukuran suhu tubuh, ketersediaan sarana cuci tangan, ketersediaan media promosi kesehatan, dan penerapan jaga jarak, serta pemberian sanksi pelanggar protokol kesehatan.
Pendampingan dilakukan di sekitar 1.300 kampung Tangguh di Surabaya.
Pada umumnya, warga di perkampungan telah mematuhi protokol kesehatan, seperti menjaga jarak dan menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Mereka pun telah memiliki sarana cuci tangan yang memadai di hampir setiap gang.
Namun, masih ada yang masih harus ditingkatkan karena belum semua indikator itu terpenuhi. ”Pengerapan sanksi bagi warga yang tidak menggunakan masker baru 48,53 persen dan pengecekan suhu baru dilakukan di 55 persen kampung Tangguh,” ujar Irvan.