Pemerintah Menjaga Napas Koperasi dan UMKM di Masa Adaptasi Pandemi Covid-19
Pemerintah memberikan kelonggaran dan bantuan bagi koperasi dan UMKM di Indonesia demi mengungkit ekonomi masyarakat serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional yang terkontraksi akibat pandemi Covid-19.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·5 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Pemerintah memberikan kelonggaran dan bantuan bagi koperasi serta usaha mikro, kecil, dan mandiri di Indonesia demi mengungkit ekonomi masyarakat serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional yang terkontraksi akibat dampak pandemi penyakit yang disebabkan virus korona baru (Covid-19). Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah juga mendorong UMKM agar beradaptasi dan berinovasi serta memanfaatkan program stimulus ataupun bantuan.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, UMKM menjadi penyangga dan penyelamat perekonomian nasional ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi 1998. Pemerintah kembali mengupayakan UMKM menjadi pengungkit ekonomi masyarakat dalam upaya pemulihan ekonomi nasional yang terkontraksi akibat pandemi Covid-19.
”UMKM juga terdampak pandemi ini, bahkan dari dua sisi, yakni sisi supply (pasokan) dan sisi demand (permintaan),” kata Teten dalam kunjungannya di Gedung Dharma Negara Alaya, Kota Denpasar, Bali, Minggu (6/9/2020).
Teten menyebutkan pandemi Covid-19 berdampak multidimensi, termasuk sosial dan ekonomi. Pemerintah mengalokasikan anggaran besar dalam penanganan dampak pandemi, termasuk alokasi anggaran bagi koperasi dan UMKM.
Pinjaman dana bergulir dari LPDB-KUKM dalam rangka pemulihan ekonomi nasional ini sangat membantu, apalagi bunga kreditnya dibatasi 3 persen bagi koperasi simpan pinjam. (Wayan Murja)
Menurut dia, pemerintah berupaya menjaga daya beli di masyarakat agar perekonomian tetap bergerak dan berputar. ”UMKM terkait langsung dengan pendapatan dan ekonomi masyarakat,” kata Teten yang didampingi Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra.
Teten mengatakan, pemerintah mengalokasikan hibah berbentuk program bantuan presiden produktif usaha mikro untuk 12 juta usaha mikro yang belum pernah mengakses ke perbankan. Setiap usaha mikro itu dibantu Rp 2,4 juta dan uangnya disalurkan langsung ke penerima melalui pihak bank dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Pemerintah juga memberikan restruktrurisasi kredit, subsidi bunga, dan program kredit usaha rakyat (KUR) yang bertujuan membantu koperasi dan UMKM. Selain itu, menurut Teten, pemerintah dan badan usaha milik negara (BUMN) sudah menyiapkan anggaran dan program untuk menyerap produk UMKM.
Industri pariwisata
Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Wayan Mardiana, jumlah UMKM di Bali diperkirakan mencapai 326.000 usaha dan mayoritas UMKM di Bali berkaitan dengan industri pariwisata. Mardiana menyebutkan, sebanyak 95.000 usaha mikro, kecil, dan menengah di Bali sudah divalidasi untuk memperoleh bantuan dan program dari pemerintah.
Pada Sabtu (5/9/2020), Teten bersama sejumlah pejabat di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM, di antaranya Deputi Produksi dan Pemasaran Victoria br Simanungkalit, Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM Supomo, serta Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM Leonard Theosabrata, berkunjung ke Kabupaten Karangasem. Kunjungan kerja Menteri Koperasi dan UKM ke Bali itu juga berangkai dengan persiapan Indonesia Creative City Festival 2020 yang akan digelar di Bali.
Teten menyerahkan bantuan presiden produktif kepada pelaku usaha mikro secara simbolis di Taman Soekasada (Taman Ujung), Karangasem. Teten kemudian menghadiri acara dialog bersama didampingi Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri dan pengusaha UMKM di Samsara Living Museum, Bebandem, selama kunjungan kerja di Karangasem.
Adapun dalam kunjungan kerja di Kota Denpasar, Minggu (6/9/2020), Teten juga menyerahkan banpres produktif usaha mikro dan pinjaman LPDB-KUKM kepada tiga koperasi simpan pinjam selain mengunjungi pameran UMKM.
Ketua Pengurus Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Ema Duta Mandiri, Kota Denpasar, I Wayan Murja mengakui pandemi Covid-19 memengaruhi kinerja koperasi, likuiditas koperasi, dan aset koperasi. Di masa pandemi Covid-19, menurut Murja, koperasi turut menjaga dan menggerakkan perekonomian masyarakat serta membantu masyarakat yang terdampak pandemi.
”Pinjaman dana bergulir dari LPDB-KUKM dalam rangka pemulihan ekonomi nasional ini sangat membantu, apalagi bunga kreditnya dibatasi 3 persen bagi koperasi simpan pinjam,” ujar Murja.
Anggota KSP Ema Duta Mandiri, yang juga pengusaha UKM di Kota Denpasar, Ida Ayu Sutradewi, mengaku sudah mengajukan pinjaman kredit program pemulihan ekonomi nasional melalui KSP Ema Duta Mandiri. Pinjaman itu akan digunakan sebagai modal belanja usahanya.
”Kami membeli dan menampung patung kayu hasil perajin untuk diekspor,” kata Ida Ayu dalam dialog dengan Teten dan Supomo di Kantor KSP Ema Duta Mandiri, Kota Denpasar, Minggu.
Menurut Supomo, pihak LPDB-UKM menjalankan amanah dengan menyalurkan dana pemulihan ekonomi nasional bagi koperasi yang besarnya mencapai Rp 1 triliun. ”Sampai saat ini, kami sudah merealisasikan penyaluran dana pemulihan ekonomi nasional hingga 67 persen. Sebanyak 60 koperasi sudah menerimanya,” kata Supomo di KSP Ema Duta Mandiri, Kota Denpasar. ”Kami optimistis seluruh dana pemulihan ekonomi nasional itu sudah tersalurkan hingga akhir September ini,” ujar Supomo.
Bela Beli Karangasem
Sementara itu, dalam acara dialog di Samsara Living Museum, Karangasem, Sabtu malam, Ketua Komunitas Kreatif Karangasem I Wayan Sutama mengungkapkan, pandemi Covid-19 berdampak sepinya pariwisata di Bali dan kondisi itu juga memukul UMKM di Bali. Menurut Sutama, UMKM di Bali, termasuk di Karangasem, juga mengandalkan industri pariwisata.
”Dalam kondisi sulit ini, kami dari UMKM di Karangasem masih berupaya tegak dan bersama-sama menjaga kehidupan UMKM lokal dengan menjalankan program Bela Beli Karangasem,” kata Sutama di Bebandem. Kedatangan Menteri Koperasi dan UKM memotivasi pelaku usaha untuk berbuat lebih kreatif dan berupaya meningkatkan produk UMKM.
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana I Ketut Satriawan mengatakan, kalangan kampus juga dilibatkan dan membantu meningkatkan produk UMKM melalui penerapan teknologi pengolahan produk hasil pertanian bagi UMKM.
Ditemui di Samsara Living Museum, Bebandem, Sabtu, Satriawan mengatakan produk hasil olahan memiliki keunggulan, yakni masa penyimpanan lebih lama dan harga lebih mahal.