Tarif Layanan Telekomunikasi Dinilai Penuhi Nilai Keekonomiannya
Tarif layanan telekomunikasi yang ditawarkan operator dinilai masih memenuhi nilai keekonomiannya. Operator mematok tarif sesuai dengan perhitungan bisnisnya.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga layanan jasa telekomunikasi, termasuk tarif data internet, yang ditawarkan operator ke masyarakat di Indonesia dinilai masih memenuhi nilai keekonomiannya. Artinya, operator telekomunikasi memberikan tarif dengan harga yang sesuai dengan perhitungan bisnis.
Isu tentang tarif data internet menjadi pembicaraan publik di tengah melonjaknya kebutuhan masyarakat untuk mengakses internet akibat pandemi Covid-19. Kebutuhan itu, antara lain, untuk tujuan belajar dan bekerja dari rumah seiring meluasnya penularan virus korona baru yang memicu pandemi Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020.
Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, Agung Harsoyo, menilai, hingga saat ini, harga layanan jasa telekomunikasi yang ditawarkan oleh operator telekomunikasi di Indonesia kepada masyarakat masih memenuhi nilai keekonomiannya. Dengan kata lain, operator telekomunikasi telah cermat dalam memberikan harga sesuai perhitungan bisnis yang ada.
Dari sisi keterjangkauan harga, riset Alliance for Affordable Internet pada 2019 menyebutkan, Indonesia berada di peringkat ke-16 dari 61 negara. Di antara negara di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Malaysia dan Thailand. Indeks keterjangkauan internet Indonesia berkisar 63,24 dengan skala tertinggi 100.
Peningkatan aktivitas yang berpusat di rumah sejak pandemi Covid-19 menuntut perusahaan operator telekomunikasi memberikan layanan data internet dengan prima dan harga terjangkau. Tuntutan itu menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku industri telekomunikasi agar tetap bisa tumbuh dalam jangka panjang.
Terkait hal itu, pemantauan dan evaluasi menjadi kunci. Menurut Agung, keputusan terkait penetapan harga (pricing) dibahas dalam evaluasi tahunan yang biasanya digelar pada Januari. Penetapan tarif mempertimbangkan kelangsungan industri agar bisa tumbuh dengan sehat.
”Kami terus memantau. Pada evaluasi nanti, kami akan melihat, ada indikator yang merugikan industri atau tidak. Kami juga meninjau titik keseimbangan antara biaya operasional dan lonjakan traffic,” katanya saat dihubungi, Jumat (28/8/2020).
Evaluasi rutin bermuara pada formulasi tarif jasa telekomunikasi. Aspek-aspek yang berkaitan dengan formulasi ini terdiri dari biaya jaringan dan penyelenggaraan, volume kepadatan lalu lintas data atau trafik, serta distribusi jasa dari segi waktu dan geografis.
Dalam perspektif bisnis, Agung berpendapat, pandemi Covid-19 merupakan faktor yang bersifat sementara. Saat ini belum muncul indikasi adanya below cost pricing.
Group Head Corporate Communication PT XL Axiata Tbk Tri Wahyuningsih menilai, kompetisi antaroperator telekomunikasi yang kian sengit merupakan salah satu situasi berat yang dihadapi perusahaan selama pandemi Covid-19. ”Kami sepenuhnya memahami harapan masyarakat untuk memperoleh layanan data yang murah. Hal ini jadi tantangan bagi kami untuk menyeimbangkannya dengan aspek bisnis,” ujarnya.
Untuk mencapai keseimbangan tersebut, XL Axiata menghitung setiap aktivitas bisnis ataupun program yang ditawarkan kepada masyarakat secara mendalam. Perhitungan ini diharapkan dapat membuat perusahaan bertahan, bahkan bertumbuh, dan selaras dengan dinamika kebutuhan pelanggan.
Sebagai contoh, Wahyuningsih menceritakan, perusahaan berkomunikasi secara intens dengan pemerintah, salah satunya untuk membantu kelancaran proses pembelajaran jarak jauh. Komunikasi ini membuahkan nota kesepahaman yang menyediakan paket khusus edukasi bagi pelajar dan tenaga pengajar.
Selama pandemi Covid-19, Vice President Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin mengatakan, perusahaan menyediakan beragam produk untuk menunjang aktivitas masyarakat dari tempat tinggal, termasuk pembelajaran jarak jauh. Hal ini merupakan wujud komitmen korporasi dalam memastikan pemanfaatan teknologi yang berdampak bagi masyarakat.
Selain strategi bisnis, Denny menilai upaya tersebut merupakan langkah untuk menjaga kesetiaan pelanggan. Hal ini turut menjadi investasi jangka panjang bagi Telkomsel.