Pesan SR013 Mulai Hari Ini, Tingkat Kupon 6,05 Persen
Pemerintah menawarkan Sukuk Negara Ritel SR013 untuk menggeliatkan minat investasi. Dana hasil penerbitan akan digunakan untuk membiayai pembangunan nasional dan penanganan pandemi Covid-19.
Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menawarkan sukuk ritel seri SR013 untuk menggeliatkan minat investasi di tengah pandemi Covid-19. Instrumen investasi SR013 ditawarkan selama satu bulan melalui mitra distribusi berbasis daring.
Masa penawaran sukuk ritel (SR) seri SR013 dibuka mulai Jumat (28/8/2020) pukul 09.00. Selama masa penawaran hingga 23 September 2020 pukul 10.00, masyarakat dapat memesan minimal Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman menuturkan, pemerintah menawarkan SR013 sebagai alternatif investasi di kala pandemi. Karakteristik SR013 disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang ingin berinvestasi aman dan menguntungkan.
Risiko gagal bayar yang rendah atau bahkan nyaris nol menjadi salah satu keunggulan SR013 dibandingkan dengan instrumen investasi lain. Investasi SR013 dijamin langsung oleh negara melalui Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang surat utang negara. Selain jauh dari risiko gagal bayar, SR013 dapat dijual atau dicairkan sebelum jatuh tempo.
SR013 dapat diperdagangkan di pasar sekunder sehingga dana investasi dapat dicairkan sebelum jatuh tempo. Adapun jatuh tempo SR013 pada 10 September 2023.
”Holding period hanya 2 bulan. Setelah itu, masyarakat dapat menjual kembali SR013 jika butuh dana darurat,” kata Luky dalam telekonferensi peluncurkan SR013, Jumat.
SR013 memiliki jenis kupon tetap (fixed rate) dengan tingkat kupon 6,05 persen—yang berarti investor akan menerima imbal hasil minimal 6,05 persen setiap tahun. Pembayaran imbal hasil dilakukan setiap bulan pada tanggal 10. Imbal hasil akan ditransfer langsung ke rekening investor.
Tingkat kupon SR013 ini lebih rendah dibandingkan dengan jenis surat berharga negara (SBN) ritel seri sebelumnya, yaitu SR012 sebesar 6,3 persen yang ditawarkan Februari 2020, dan obligasi negara ritel (ORI) seri ORI017 sebesar 6,4 persen yang ditawarkan Juni 2020.
Menurut Luky, imbal hasil SR013 masih cukup menarik kendati lebih rendah dari seri sebelumnya. Investasi SR013 juga lebih unggul dibandingkan dengan instrumen lain, seperti deposito yang imbal hasilnya rata-rata di bawah 5 persen. SR013 telah memenuhi prinsip-prinsip syariah sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia.
Pemesanan SR013 sudah mengadaptasi kondisi terkini. SR013 dapat dipesan secara daring melalui aplikasi 31 mitra distribusi, yang terdiri dari bank umum, perusahaan efek, dan perusahaan efek khusus (APERD financial technology), dan perusahaan teknologi finansial (peer-to-peer landing).
Penggunaan dana
Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah menambahkan, dana hasil penerbitan sukuk ritel akan digunakan untuk membiayai pembangunan nasional dan membantu pembiayaan penanganan Covid-19.
Beberapa proyek yang didanai langsung oleh sukuk ritel, antara lain, adalah underpass Simpang Mandai Makassar, ramp on/off flyover Amplas Medan, Jembatan Youtefa di Teluk Youtefa, Papua; gedung perkuliahan di Universitas Teknologi Lampung (ITERA), dan Universitas Teknologi Kalimantan (ITEKA).
”Sukuk akan digunakan untuk pembiayaan proyek pemerintah dan berbagai fasilitas publik yang dibutuhkan,” kata Dwi.
Pada 2020, pemerintah berencana menerbitkan SBN ritel sebanyak enam kali, terdiri dari SBR, sukuk tabungan (ST), sukuk ritel, dan ORI. Target dana yang dihimpun dari enam kali penerbitan SBN ritel itu berkisar Rp 40 triliun-Rp 80 triliun.
Tasya Kamila, artis yang juga investor sukuk ritel, mengapresiasi inovasi penerbitan SR013. Target investor yang dibidik adalah generasi milenial yang ingin berkontribusi terhadap pembangunan nasional. Tasya berharap dana yang terkumpul dari sukuk ritel mampu digunakan pemerintah dengan baik dan amanah untuk kepentingan bangsa.